Pelayan itu ternyata menganggap Xu Qiaoqiao dengan sebelah mata saja. Cibirannya membuat gadis ini langsung mengerutkan alisnya mendengar yang dikatakan perawat itu.
Seketika hal itu membuatnya merasakan sebuah tekanan yang muncul dari dalam dirinya. Melihat perlakukan dan sikap perawat ini langsung membuatnya berpikir cara mereka merawat ibunya selama ini.
Akhirnya perawat itu terkejut melihat raut wajah kesal yang ditampakkan Xu Qiaoqiao, tetapi sesaat kemudian ia seperti lupa diri dan kembali teguh pada pendiriannya untuk tidak perlu menuruti hal yang diperintahkan olehnya, lagi pula apa yang ditakutkannya dari wanita ini?
Perawat itupun dengan wajah angkuh duduk lagi tanpa memandang Xu Qiaoqiao sedikit pun, "Pekerjaan saya di sini adalah untuk merawat orang yang sakit mental. Saya memang mengurus semuanya, tetapi kecuali makanannya. Oleh sebab itu, hal ini bukan pekerjaan saya. Tugas seperti menyalakan kompor gas atau apapun itu, anda urus saja sendiri, saya tidak peduli!" Kata-kata yang menandakan ketidakpeduliannya itu semakin membuat Xu Qiaoqiao merasa jengkel.
Setelah mengatakan ini, dia mengambil sumpitnya lagi dan melanjutkan kegiatan makannya. Sebaliknya, Xu Qiaoqiao masih menatapnya dengan tajam, ia bahkan mengepalkan tangannya dengan kuat demi menahan emosi yang hampir membludak ini.
Melihat sikap perawat itu yang sangat tidak peduli pada ibunya, ia tahu bahwa selama ini ibunya mungkin menjalani kehidupan di keluarga Xu dengan tidak sebagus bila dilihat orang luar. Ya, karena orang gila tidak mungkin bisa mengeluh, bahkan mungkin saat perawat ini telah menganiayanya. Seluruh keluarga Xu pasti tidak membiarkan ada satu orang pun yang tahu akan hal ini.
Xu Qiaoqiao pun menggigit bibirnya karena tidak mampu menggertak perawat ini bahkan mungkin meminta pelayan lainnya. Setelah cukup lama, akhirnya ia menyadari bahwa sudah tidak akan ada gunanya untuk marah kepadanya. Gadis ini pun hanya tersenyum dingin dan mengatakan, "Oke, baiklah." Setelah itu, dia berbalik dan keluar dari situ.
Begitu keluar, ia melihat Tang Tiantian sedang bermain-main dengan sesuatu di dapur.
Xu Qiaoqiao kemudian masuk, dan mencium seperti ada bau asap di ruangan itu, Gadis ini langsung terkejut, "Tiantian!"
Tang Tiantian langsung menolehkan kepalanya, Xu Qiaoqiao tidak tahu dari mana anak ini mendapat kotoran abu yang menyelimuti dahinya. Anak ini benar-benar terlihat begitu kotor.
Kedua tangannya yang kecil juga kotor, ia menatap Xu Qiaoqiao dan berkata, "Kak Qiaoqiao, aku sedang belajar mengenai cara menggunakan kompor gas ini. Nantinya aku akan menghangatkan makanan bibi, kau tidak perlu khawatir."
Sepatah kata itu telah membuat hati Xu Qiaoqiao meleleh. Ia sedikit merasa anak ini mampu meredakan kegelisahannya terhadap ibunya. Tiantian benar-benar adalah seorang gadis kecil yang hangat, kata-katanya selalu dapat membuat orang merasa hangat
Namun sayangnya selalu ada yang mengganjal.
Xu Qiaoqiao pun langsung mengambil langkah ke depan, ia menepuk-nepuk pundak Tiantian, "Tidak perlu, kita tidak memanaskan itu hari ini."
Tiantian tertegun mendengar Xu Qiaoqiao, "Kalau tidak dipanaskan, bagaimana makannya bisa dimakan. Tapi bukankah juga bisa menunggu sebentar? Oh ya, kita hanya perlu menunggu esnya mencair, hingga tidak begitu dingin, baru makan." Tang Tiantian sungguh memahaminya dengan lugu.
Xu Qiaoqiao menyipitkan matanya dan berusaha menarik bibirnya, "Tidak perlu, tunggu aku sebentar, aku akan bertanya mengenai penyebab kejadian ini bisa terjadi."
Sayangnya baru saja ia hendak pergi, tapi lengannya ditarik oleh Tang Tiantian. Ia menoleh dan melihat anak itu dengan raut wajah yang cemas dan mengatakan, "Kak Qiaoqiao, jika kau bertanya, apakah mereka akan mengusir kita?"
Xu Qiaoqiao menatap Tang Tiantian agak lama dan menunjukan wajah yang tenang, lalu ia mengulurkan tangannya dan mengelus kepalanya, "Jangan takut, tunggu aku saja."
Kemudian dia pergi ke dalam kamar, menaruh makanan yang ada di atas meja ke dalam kotak makanan. Selangkah kemudian ia berjalan dengan tertatih-tatih ke depan.
Xu Qiaoqiao langsung pergi ke ruang makan tepat saat orang-orang itu sedang menyantap makan malamnya. Belum sampai di ruang makan, ia mendengar suara-suara tawa dari dalam.
Ia berdiri di luar pintu dan melihat situasi di dalam. Di sana Liu Yingxue sedang mengambilkan makanan kesukaan Xu Nanjia, Xu Sheng tersenyum melihat mereka berdua dan tidak mengetahui hal yang sedang dibicarakan oleh mereka. Di sisi lainnya terlihat Xu Mushen duduk di sana dengan suasana yang terasingkan, sepertinya pria itu tidak cocok dengan tiga orang keluarganya sendiri.
Ketika Xu Qiaoqiao sedang mengamati dari luar, tiba-tiba Xu Mushen seperti menyadari akan sesuatu dan kemudian langsung mengangkat kepalanya melihat ke arah pintu. Setelah melihat Xu Qiaoqiao, pria ini mengangkat sebelah alisnya seperti mampu menerawang melewati pintu itu dan berpikir, 'Kali ini keributan apa lagi yang akan dibuatnya?'
Menyadari sudah diperhatikan oleh mata elang Xu Mushen, Xu Qiaoqiao mengangkat kakinya dan berjalan masuk ke dalam. Begitu ia memasuki pintu, suara tawa di ruangan itu tiba-tiba berhenti.
Xu Nanjia yang awalnya berwajah manis saat berbicara dengan orang tuanya, kini berubah dengan ekspresi sinis dan menjengkelkan. Ia menatap gadis ini, kemudian dengan nada bicara pedas berkata, "Kenapa kau datang?"
Xu Qiaoqiao yang menyadari dirinya tidak disambut hangat, hanya mengangkat bibirnya dan sedikit tersenyum dingin. Ia melangkah maju dan pandangan matanya jatuh ke meja makan. Di meja tersebut, ia melihat berbagai piring makan tersaji dengan hidangan yang sangat beragam dan bergizi. Hal ini sangat berbeda dengan makanan sisa dan dingin yang dihidangkan kepada ibunya.
Dengan sinis, ia menurunkan pandangannya sambil membawa makanan ibunya di tangannya, "Aku datang ke sini untuk menambahkan hidangan pada kalian semua. Makanan ibu tidak habis, jadi aku bawakan ke sini untuk kalian coba cicipi."
Setelah mengatakan itu. Dengan rasa acuh pada suasana yang tenang ini, ia langsung saja mengeluarkan hidangan potongan es itu dari kotak makanan dan menaruhnya satu per satu potongan itu di atas meja.