Chereads / Aku Mencintaimu Suatu Hari Nanti / Chapter 46 - Kau Harus Berjanji Padaku Dengan Syarat

Chapter 46 - Kau Harus Berjanji Padaku Dengan Syarat

Xu Mushen masih tenggelam dalam pikirannya. Kini pikirannya hanya tertuju pada Xu Qiaoqiao. Setelah seluruh masalah yang terjadi kemarin, hari ini pun ia hanya terlihat diam saja selama di panti asuhan. Ada juga kabar yang menyebutkan jika gadis ini juga bersedia menjadi pacar selingkuhan orang lain....

Begitu banyak versi yang beredar tentangnya, membuat Xu Mushen beberapa saat itu bahkan tidak tahu yang kebenaran yang sebenarnya.

Tapi dengan pendekatan dan pemahamannya, dia semakin mengetahui bahwa gadis ini memiliki pengendalian emosi yang baik, sangat baik dalam menyembunyikan sesuatu layaknya sebuah misteri, selalu membuat orang lain untuk menemukan jawabannya sendiri. 

*****

Setelah Xu Qiaoqiao mengajak Tiantian untuk makan malam, keduanya kini berjalan pulang ke rumah keluarga Xu.

Setelah berdiri di depan gerbang rumah keluarga Xu. Gadis ini menatap pintu dan terlintas dalam benaknya dengan sedikit rasa kebingungan. Sebelumnya, ia harus bertengkar dengan Liang Mengxian untuk dapat mengadopsi Tang Tiantian. Sekarang, dia bahkan tidak tahu di mana mau menaruh Tang Tiantian?

Saat ia sedang berpikir, pelayan rumah mendatanginya. Setelah ia melihat sepintas ke Tang Tiantian, ia berkata, "Tuan telah menjelaskan situasinya, ona Tang Tiantian, untuk sementara waktu tinggal di Paviliun Nansheng."

Paviliun Nansheng adalah halaman kecil tempat sang ibu tinggal. Membiarkan Tang Tiantian di sana untuk sementara waktu adalah sebuah perencanaan yang sangat rasional

Tetapi, apa saja yang dijelaskan Xu Mushen?

Dia seketika memikirkan kembali sikap Xu Mushen yang diluar perkiraannya. Di mulaisaat pagi ini di panti asuhan, Xu Mushen telah membantunya, dan sekarang dia membantunya lagi...

Xu Qiaoqiao menatap pelayan itu, "Apakah kakak ada di rumah?" 

Pelayan itu menjawabnya dengan mengangguk kepadanya. 

Xu Qiaoqiao segera menepuk bahu Tang Tiantian, ​​"Tiantian, kamu ikut paman Rong dulu untuk melihat-lihat halaman rumah ini, aku akan datang untuk menemuimu nanti." 

Kemudian seperti gumpalan asap, ia dengan cepat berlari ke dalam rumah ini. Ia terus berlari sampai ke pintu kamar Xu Mushen, barulah ia menghentikan langkah kakinya.

Di tempatnya berdiri saat ini, hatinya bingung dengan sikap yang harus diperbuatnya selama masuk ke dalam kamar Xu Mushen. Setelah berdiam diri cukup lama, baru saja ia melihat seorang pelayan sedang membawakan teh.

Seketika ada ide cemerlang yang data padanya, ia segera meminta teh yang dibawa pelayan tersebut, "Biar aku saja, aku saja yang mengantar tehnya."

Lalu dia mendorong pintu tersebut hingga terbuka dan menjulurkan kepalanya untuk melihat ke dalam. 

Di sudut ruangan itu, Xu Mushen duduk di belakang kursi besarnya, tampaknya sedang memeriksa beberapa dokumen yang penting. 

Dia melangkah perlahan-lahan untuk masuk ke dalam. Sambil menutup pintu dengan lembut, ia berjalan selangkah demi selangkah sampai menghadap di depan Xu Mushen. 

Dia menuangkan secangkir teh dan meletakkannya di depannya.

Xu Mushen masih belum memperhatikan kedatangan Xu Qiaoqiao, dan jari-jarinya yang ramping menyeruput teh yang disediakannya. Setelah menenggaknya, ia kembali menyisihkan cangkir teh dan beralih lagi melihat dokumen-dokumennya.

Sebaliknya, Xu Qiaoqiao masih berdiri di sana dan menatapnya. Karena sedang di rumah, dia melepas mantelnya dan hanya mengenakan kemeja putih. 

Cahaya sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan, menerpa seluruh tubuhnya dan seakan membuatnya diselimuti lapisan cahaya. Ia tampak sangat mahal.

Xu Mushen masih duduk di sana, berdiam diri layaknya lukisan di dinding, tampak menghangatkan hati dan menyenangkan mata mata. 

Xu Qiaoqiao tanpa sadar hanya menatap dengan kagum. Bagaimana bisa ada pria yang begitu indah dipandang dunia ini?

Saat ia sedang memikirkannya, pria itu pada akhirnya mendeteksi sepasang mata yang menatapnya di ruangan itu. 

Dia mengangkat matanya dengan acuh tak acuh. Saat melihat Xu Qiaoqiao, matanya semakin dalam, "Mengapa kau ada di sini?"

Sebuah kalimat yang dingin dan rendah, membuat Xu Qiaoqiao seketika itu langsung tersadarkan diri.

Ia mengedipkan matanya yang besar, dan kaki rampingnya itu melangkah ke depan, ia menuangkan lagi secangkir teh untuknya, "Kakak, hmmm begini. Sebelumnya terima kasih untuk hari ini."

Xu Mushen mengangguk dalam, "Hmm."

Xu Qiaoqiao pun menjadi diam ketika direspon seperti itu. Bagi sebagian orang normal, bila diucapkan seperti itu sudah seharusnya menjawabnya dengan 'tidak masalah', kan?

Mengapa pria ini selalu mempunyai pemikiran yang tidak sama dengan kebanyakan orang? 

Tapi Xu Qiaoqiao sepertinya telah memiliki kulit wajah yang tebal, sehingga tidak terlalu malu mengucapkan hal itu. Jadi ia pun pura-pura batuk dan melanjutkan pembicaraan, "Ehmm.. Itu kakak, aku tahu kau yang paling baik hati, karena kau telah membantuku satu kali, kau bisa tidak membantu aku lagi?"

Mendengar permintaan ini, kedua tangan Xu Mushen segera beralih untuk mengambil dan membuka sebuah dokumen baru di mejanya.

Kemudain ia mendongak, kini sepasang matanya yang gelap itu menatapnya, "Aku bisa membantumu, tapi kau harus mau berjanji padaku dengan syarat tertentu."