Mobil kembali berjalan, Tang Xinluo pun langsung dibawa ke Gedung Imperial. Gedung yang berlokasi di daerah emas di pusat kota itu memiliki lantai hingga 188, seluruh gedung tersebut merupakan milik Imperial Group.
Imperial Group merupakan grup finansial terbesar, tidak hanya di negara ini melainkan di dunia. Dan CEO dari Imperial Group adalah orang yang disebut dengan Tuan Muda Chen atau keluarga Lu memanggilnya Tuan Lu. Dirinya juga adalah satu-satunya pewaris keluarga Lu, yakni Lu Yuchen.
Sebuah lift khusus langsung menuju lantai teratas. Setelah sampai pada lantai yang tertuju, Meng Ze membawa Tang Xinluo berdiri di depan pintu kantor CEO.
"Tuan Lu, orangnya sudah datang." Meng Ze dengan pelan mengetuk pintu, dia berdiri dengan hormat di luar pintu dan berkata kepada orang yang berada di dalam.
"Suruh dia masuk," perintah Lu Yuchen.
Suara dingin itu terdengar dari dalam, dengan hati-hati Meng Ze membuka pintu kantor. Kemudian, dia membungkukan badan dan mempersilakan Tang Xinluo masuk ke dalam. Entah kenapa saat melihat pintu yang telah terbuka sedikit itu, tiba-tiba gadis itu merasa takut.
Apakah aku harus masuk? Begitu melangkah masuk, mungkin seumur hidup aku akan terikat di sana hingga mati, batin Tang Xinluo
Teringat pelukan hangat dan ciuman Lu Yuchen yang mendominasi, Tang Xinluo mengetahui bahwa dirinya sedang melakukan transaksi dengan seorang setan.
"Silakan, Nona Tang," ujar Meng Ze yang mendorong Tang Xinluo masuk.
Saat melihat wajah Meng Ze, terdapat ekspresi yang tidak dapat ditolak di wajahnya. Dia tahu bahwa dirinya sudah tidak memiliki jalan untuk mundur. Betul, aku tidak dapat lari lagi, batinnya.
Dia kini hanya pecundang yang diusir oleh keluarganya dan seorang gadis bodoh yang dicelakai oleh mantan suaminya. Sekarang dia tidak memiliki alasan untuk menolak pertolongan dari pria itu lagi. Dirinya membutuhkan Lu Yuchen, bukan membutuhkan seorang pria, tetapi membutuhkan kekuasaan dan latar belakangnya. Tidak peduli apakah harus berhadapan dengan seekor macan, dia tetap harus masuk ke dalam.
Setelah menarik napas, Tang Xinluo akhirnya mendorong pintu itu dan masuk selangkah demi selangkah. Kantor itu sangat besar dan luas, tidak ada perabotan mewah yang berlebihan, justru terdapat rancangan orang terkenal di sana. Di atas lantai, terdapat karpet berwarna abu-abu dari kulit kambing tebal buatan tangan, ada pula sofa yang berwarna gelap yang terbuat dari kulit terbaik.
Tempat terjauh dari pintu dihiasi dengan kaca, di dekatnya terdapat sebuah meja kerja yang sangat besar. Di belakang meja itu tampak sebuah kursi kulit yang membelakangi pintu. Seorang pria yang telah memiliki hubungan dengan Tang Xinluo duduk di kursi tersebut.
Dua pertemuan sebelumnya, walaupun mereka sangat dekat, tetapi dikarenakan masalah penglihatan, Tang Xinluo tidak melihat dengan jelas wajah Lu Yuchen.
Kali ini...
Tang Xinluo membenarkan posisi kacamatanya, lalu dengan hati-hati berjalan menuju ke sana. Mendengar langkah kaki yang semakin mendekat, kursi kulit itu akhirnya berputar ke depan dan akhirnya wajah tampan Lu Yuchen pun terlihat dengan jelas. Rambut hitamnya disisir dengan rapi ke belakang, dia memiliki bahu yang lebar dan wajah yang sangat tampan.
Lu Yuchen menyipitkan matanya untuk melihat reaksi Tang Xinluo, terdapat gairah di matanya yang hitam. Tatapan mata itu seakan ingin melahap wanita yang kini berdiri di kantornya.
Sebenarnya Tang Xinluo sudah mempersiapkan diri, tetapi pertama kalinya melihat fitur wajah sempurna milik Lu Yuchen ini, membuatnya tidak dapat menahan jantungnya yang berdegup dengan cepat. Sebelum melihat wajahnya dengan jelas, dia sudah mengetahui bahwa jika dibandingkan dengan Lu Qinghao, pria satu ini lebih memiliki daya tarik lebih. Namun, ketika melihat dengan jelas seperti saat ini, dia baru mengerti bahwa ada orang yang memang terlahir untuk menjadi raja dan pantas untuk berdiri di puncak tertinggi.
Tatapan mata Tang Xinluo berhenti beberapa saat di wajah Lu Yuchen, sebelum akhirnya, otaknya memerintahkan dirinya untuk menarik kembali pandangan matanya yang tidak berhenti menatapnya.
"Tuan Muda Chen," sapa Tang Xinluo yang berusaha untuk tenang. Dia memaksa dirinya untuk tersenyum.