Setelah beberapa saat, dengan terpaksa akhirnya Lu Qinghao setuju dan berkata, "Baik, kita berpisah dan mengikuti prosedur perceraian. Anggap saja aku yang berutang padamu, jadi kamu jangan mengejutkan Nyonya Tua Lu karena hal ini. Besok pagi, bawa pengacara mu datang ke kantor, aku pun akan memanggil pengacara juga untuk datang, saat itu kita akan berdiskusi."
Tang Xinluo sama sekali tidak mencurigai Lu Qinghao karena pria itu hanyalah anak di luar nikah dari keluarga jauh Lu, dia baru setengah tahun ini menjadi penerus perusahaan. Demi masa depannya, suaminya itu tidak akan berani berbuat macam-macam.
"Baik, besok aku akan menemuimu," jawab Tang Xinluo.
Setelah bernegosiasi, kedua orang itu berpisah. Lu Qinghao kembali bergabung dengan gerombolan tamu undangan yang dikenalnya, sedangkan Tang Xinluo berjalan ke sudut yang lebih tenang dan beristirahat di sana.
Pada saat berjalan, ada seorang pelayan yang menyuguhkan anggur. Setelah menyelesaikan urusannya dengan Lu Qinghao, hatinya menjadi lebih tenang, lalu dia mengambil segelas anggur yang dihidangkan. Dia bersandar pada sebuah tiang di sebuah sudut sendirian, sambil menyeruput anggur, dia menatap tamu undangan yang mengenakan pakaian indah di lantai dansa.
Entah mengapa, melihat pemandangan yang ramai ini, dirinya justru merasa sangat kesepian. Kemudian, dia memutuskan untuk pulang lebih awal karena sudah mengucapkan salam kepada Nyonya Tua Lu dan juga mencapai kesepakatan dengan Lu Qinghao. Nyonya Tua Lu sudah tua, sebentar lagi mungkin akan pergi untuk beristirahat, kalau terus berada di sana pun dia tidak tahu harus melakukan apa.
Sambil berpikir, Tang Xinluo meletakan gelas anggurnya dan berniat untuk pulang. Namun, baru saja berjalan dua langkah, detak jantungnya terasa menjadi sangat cepat. Dia merasakan sesuatu yang aneh, seperti rasa panas naik dari perutnya hingga ke bagian dadanya. Pandangan matanya tiba-tiba menjadi kabur, kepalanya menjadi pusing, bahkan napasnya pun berubah menjadi menjadi panas.
Apa lensa kontak yang aku gunakan jatuh lagi? Batin Tang Xinluo. Saat ini, hanya ada satu keinginannya, dia ingin segera keluar terlebih dahulu, lalu kembali ke mobil.
Tang Xinluo berjalan sempoyongan menuju pintu keluar ruang perjamuan tersebut. Tak sendirian, dia diikuti dari belakang oleh orang yang telah mendapatkan perintah dari Lu Qinghao. Sementara itu, pelayan yang tadi membawa anggur merasa gelisah, hal ini sangat berbahaya. Kalau bukan Tuan Muda Lu memberikannya uang banyak, dia tidak mungkin berani melakukan hal seperti ini di dalam rumah keluarga Lu. Dia berpikir bahwa dunia orang kaya memang aneh, ternyata pria itu memberinya uang yang banyak untuk memasukan obat pembangkit gairah ke dalam minuman istrinya sendiri.
Awalnya pelayan itu mengira bahwa ini adalah gaya seks yang dilakukan oleh orang kaya. Namun, tidak disangka, Tuan Muda Lu tidak hanya menyuruhnya memasukan obat, tetapi memintanya untuk 'meniduri' istrinya. Membayangkannya saja sudah membuatnya sangat senang bukan kepalang.
Walaupun orang suruhan tersebut merasa gugup, tetapi dia tetap mengikuti Tang Xinluo dari belakang. Dia menunggu saat wanita itu berjalan di depan tangga, lalu dia langsung memeluknya dan membawanya ke lantai atas, di mana terdapat banyak kamar kosong.
Berdasarkan perjanjiannya dengan Tuan Muda Lu, malam ini Tang Xinluo adalah miliknya. Setelah hal yang diperintahkan selesai dilakukan, besok pagi, pria itu akan datang membawa beberapa orang untuk menangkap perzinahan. Saat itu, asalkan dia bersedia berpura-pura menjadi laki-laki selingkuhan, maka dia akan mendapatkan uang yang banyak.
***
Di sisi lain, Tang Xinluo berjalan dalam kebingungan. Langkahnya semakin cepat dan otaknya membeku dan detak jantungnya pun semakin cepat.
Gaun Tang Xinluo yang terlalu panjang, membuat kakinya tersangkut gaun tersebut, apalagi pikirannya sedang tidak karuan sehingga dia tidak memerhatikan hal itu. Tubuhnya menjadi tidak stabil sehingga dia hampir jatuh.
Namun, tiba-tiba tubuh Tang Xinluo ditahan oleh sepasang lengan yang kuat sehingga terjatuh ke dalam pelukan orang tersebut.
"Uh… Tolong aku..." Tang Xinluo merasa tubuhnya tidak enak, sebenarnya dia ingin meminta tolong, namun kata-kata yang keluar dari mulutnya malah terdengar seperti sedang menggoda.
Pria itu menundukan kepala, dengan tatapan dingin dia memandang wanita dengan wajah merah yang berada di pelukannya.