Setelah membersihkan kamar, Jiang Yao tidur sampai Ibu Lu naik ke atas dan memanggilnya untuk makan malam, barulah dia bangun. "Pagi ini kamu mengantar Xingzhi pergi ke bandara ya?" Melihat pakaian Jiang Yao yang memiliki bekas lipatan, dia pasti mengganti pakaiannya, baru kemudian keluar. Dan karena terlalu mengantuk, jadi saat dia pulang, dia langsung tidur.
Jiang Yao mengangguk, "Iya, pesawatnya berangkat pukul sembilan dan aku pulang ke rumah pukul sepuluh, jadi aku sedikit mengantuk sehingga aku pergi tidur lagi. Tetapi aku tidak mengira akan tidur sampai sekarang." Ibu Lu tidak mengatakan apa pun untuk menyalahkan Jiang Yao. Dia juga jelas bahwa pasti karena Lu Xingzhi semalam berhubungan seks dengan Jiang Yao sampai kelewatan, jadi Jiang Yao tidak cukup tidur. Melihat semua set tempat tidur di kamar sudah diganti, Ibu Lu juga sudah tahu apa yang terjadi.
Setelah mendengarkan Jiang Yao mengatakan bahwa dia telah mengantar Lu Xingzhi pergi bandara, Ibu Lu tidak bisa berhenti merasa bahagia. Jiang Yao walaupun masih mengantuk ternyata masih tetap ingat untuk mengantar suaminya sehingga bisa dilihat bahwa EQl(ukuran kualitas emosional seseorang) Jiang Yao sudah menjadi lebih bagus.
"Tidak apa-apa, turunlah ke bawah untuk makan malam." Kemudian Ibu Lu tertawa dengan sangat ramah bahkan berpikir malam ini dia harus memasak sesuatu untuk Jiang Yao agar badannya sehat.
Jiang Yao tidak meragukannya. Dia berpikir bahwa dia telah membersihkan kamarnya dengan sangat baik dan Ibu Lu pasti tidak akan tahu apa yang terjadi. Jadi dia turun untuk makan malam bersama ibu mertuanya. Pada sore hari, Jiang Yao terbangun oleh panggilan telepon ketika dia tidur sampai sekitar jam tiga sore. Ketika dia mendengar telepon berdering di rumah, dia pikir itu adalah telepon dari Lu Xingzhi. Sekali dia mengangkatnya, dia baru tahu bahwa adalah Lu Xiaoxiao yang telepon untuk mengajak dia ke bioskop di county(setara kabupaten) untuk menonton film.
"Kakak Ipar, ini adalah sebuah film komedi. Sopir sudah pergi menjemputmu, malam ini kamu tidur denganku saja dan besok kamu baru pulang." Lu Xiaoxiao sejak semalam mengobrol dengan Jiang Yao dan tahu bahwa Jiang Yao juga suka menonton film komedi. Dia sudah ingin pergi ke bioskop untuk menonton film sama Jiang Yao. Dia mengatakan bahwa menonton film komedi akan menyenangkan jika ada dua orang yang menonton dan tertawa bersama.
Terutama setelah mendengarkan Jiang Yao mengatakan bahwa Lu Xingzhi menonton film kemarin tanpa tertawa, Lu Xiaoxiao merasa pergi nonton film dengan Lu Xingzhi adalah sebuah penyiksaan. Sebuah penyiksaan mental karena Lu Xingzhi jarang tertawa dan wajahnya tiap hari jarang ada ekspresi, sehingga seperti seorang penagih utang.
Ya, Lu Xiaoxiao menggunakan penagih utang untuk mendeskripsikan Lu Xingzhi. Meskipun teman sekelas Lu Xiaoxiao berpikir Lu Xingzhi sangat keren, Lu Xiaoxiao berpikir bahwa itu adalah gaya seorang penagih utang. Ketika Jiang Yao telah mandi dan berganti pakaian, sopirnya tepat tiba di depan pintu. Setengah jam kemudian, mereka berdua bertemu di gerbang bioskop di county.
Lu Xiaoxiao masih sama seperti sebelumnya. Walaupun tubuh Jiang Yao kecil, semua orang yang mengenalnya juga akan tidak takut bahwa tubuh kecil Jiang Yao tidak bisa menahan pelukan Lu Xiaoxiao. Sambil terus tertawa, Jiang Yao memeluk Lu Xiaoxiao sampai seluruh badannya gemetar. "Kakak Ipar, kakak tidak ada di sini. Paman dan bibi harus pergi bekerja, kamu sendirian di rumah pasti bosan. Lebih baik kamu menemani aku di county selama beberapa hari. Beberapa hari ini ayahku pergi untuk mengurus bisnisnya, jadi aku sendirian di rumah. "Lu Xiaoxiao melonggarkan tangan Jiang Yao kemudian menjabat tangan Jiang Yao sambil tersenyum "Aku takut sendirian."
"Ada pengasuh dan sopir di rumah" Setelah menggoda Lu Xiaoxiao, Jiang Yao akhirnya menyerah. "Aku akan pergi dan menelepon ibu dulu." Dalam hatinya, dia berpikir bahwa dia tidak tahu kapan Lu Xingzhi akan menelepon ke rumah. Jika tidak ada yang mengangkat teleponnya, Lu Xingzhi seharusnya akan menelepon ke kantor Ibu Lu. Jiang Yao harus memberitahu Ibu Lu tentang masalah ini.
"Tentu saja!" Lu Xiaoxiao menarik Jiang Yao dan pergi ke bilik telepon untuk menelepon. Lu Xiaoxiao berbicara dengan Ibu Lu di telepon dan menutupnya dengan cepat, kemudian memandang Jiang Yao. "Oke Bibi setuju! Ayo, kita pergi menonton film." Jiang Yao terkejut dan berpikir apakah pikiran gadis ini memang sudah seperti ini sejak dia lahir ?