Chereads / Kesempatan Kedua / Chapter 50 - Buku Tabungan

Chapter 50 - Buku Tabungan

Melihat Jiang Yao melihatnya tanpa bergerak, Lu Xingzhi berkata "Ini buku tabunganku, kamu pikir ini apa? Uang suapan? Aku meletakkannya di dalam laci agar aku ingat untuk mengambilnya saat kamu mulai kuliah." 

"Oh…" Jiang Yao mengangguk lalu berpikir dan berkata, "Kalau buku tabunganmu kamu berikan kepadaku, bagaimana dengan mu?" 

"Aku?" Lu Xingzhi berpikir sejenak dan merespon dengan sangat serius, "Hidup dengan uang suapan." Jiang Yao langsung berbaring di tempat tidur lalu berbalik badan sehingga bagian belakang kepalanya menghadap Lu Xingzhi dan langsung tidak mempedulikannya. Orang ini jahat! Menggunakan kata-kata yang Jiang Yao secara tidak sengaja katakan untuk membodohinya!

Sudah biar saja, jika dia memberikanku buku tabungannya dan mati kelaparan, maka biar dia mati kelaparan saja! Lu Xingzhi menekuk ujung bibirnya dan mematikan lampu. Dengan keintiman semalam, Lu Xingzhi mengangkat selimut tipis dan berbaring, lalu meletakkan badannya di bagian belakang Jiang Yao dengan dua tangan memeluk pinggangnya. 

Lu Xingzhi merasa bahwa ibunya benar dalam mengatakan sesuatu, yaitu Jiang Yao terlihat cantik dan memiliki tubuh yang bagus. Tingginya hanya 168cm dan berat badannya hanya 41 kg. Ketika Lu Xingzhi menyentuh pinggang Jiang Yao, dia khawatir bahwa dia mungkin akan mematahkannya secara tidak sengaja. Tetapi di bagian di atas pinggangnya, kelembutan dan kepadatannya tepat. Dia seperti kekasih dewa, seperti orang yang spesial.

Oleh karena itu, Lu Xingzhi selalu percaya bahwa dia selalu benar dalam melihat wanita. Jadi, di antara begitu banyak wanita di dunia, dia malah jatuh cinta dengan Jiang Yao pada pandangan pertamanya karena Jiang Yao merupakan orang sangat menarik baginya. 

"Jiang Yao, bagaimana kalau kita pergi ke Jinshi selama Hari Nasional?" Lu Xingzhi bertanya dengan suara kecil di telinganya. "Aku bisa membawamu ke Kyoto untuk berjalan-jalan." Jiang Yao membalikkan punggungnya kepada Lu Xingzhi dan tidak menahan diri sehingga mengerucutkan bibirnya. Dia sudah tahu bahwa Lu Xingzhi akan selalu mencoba membujuknya untuk menemuinya saat Hari Nasional. 

Pada waktu makan siang, Lu Xingzhi bertanya kepada Jiang Yao ada rencana apa untuk Hari Nasional. Bukankah pria itu hanya sedang mencari peluang untuk terus membujuknya? "Tidak pergi, saat Hari Nasional aku akan pulang rumah." Jiang Yao menolaknya dengan tegas.

Lu Xingzhi menggigit ujung telinganya dengan kesal. Dengan pelan, dia memperhatikan bahwa tubuh Jiang Yao sedikit bergerak sehingga dia langsung meluruskan tubuhnya dan menekan istrinya itu. "Kamu Yakin?" Lu Xingzhi mengkonfirmasi jawaban Jiang Yao lagi. Jiang Yao menyentuh telinganya yang baru saja digigit dan menggelengkan kepalanya, lalu mendorong Lu Xingzhi yang menekan tubuhnya. Sebelum Lu Xingzhi bisa turun, dia mencium bibir Jiang Yao.

Malam ini Jiang Yao memakai rok baju tidur sehingga mempermudah Lu Xingzhi. Dalam sekejap, Lu Xingzhi menanggalkan baju tidurnya dan membuangnya. Kali ini Lu Xingzhi akan menyiksa Jiang Yao dengan kuat karena Jiang Yao tetap tidak mau menemuinya pada Hari Nasional sehingga Lu Xingzhi merasa kesal. Namun, dia enggan membicarakannya dengan Jiang Yao, jadi dia harus melampiaskan emosinya pada hal seperti ini.

Melihat wanita yang menolak dan memprotes dia karena cintanya, Lu Xingzhi tidak bermaksud untuk berhenti sama sekali. "Jiang Yao, pikirkan lagi dengan jelas. Jika kamu yakin tidak akan datang menemuiku pada Hari Nasional…" Ketika Lu Xingzhi berbicara, bibirnya masih menempel di bibir Jiang Yao sehingga ketika dia berbicara, dia tetap bisa mencium Jiang Yao. "Pesawatku berangkat jam sembilan besok pagi dan aku harus meninggalkan rumah jam setengah tujuh. Selain butuh setengah jam untuk mandi dan makan, percaya atau tidak, selain waktu itu, aku bisa mencintaimu mulai sekarang sampai jam tujuh besok pagi."

"Kamu…" Jiang Yao terengah-engah dan mendorong orang yang mengancam dirinya dengan ganas. Jiang Yao berusaha mendorong orang ini dari tubuhnya sampai dia sendiri merasa lelah. "Jika kamu berjanji untuk pergi menemuiku pada Hari Nasional, aku akan melepaskanmu." Lu Xingzhi memegang tangan kecil yang mendorong dadanya. "Jangan berpura-pura berjanji denganku sekarang. Jika kamu berjanji denganku, bahkan jika kamu ingin melarikan diri. Aku tetap akan mengikatmu dan membawamu pergi."