"Tidak ada yang memalukan, kalian adalah suami istri." Ibu Lu memandang Jiang Yao berdiri dengan bodoh dan tidak tahu di mana harus meletakkan kaki dan tangannya. Dia tiba-tiba tertawa, "Ibu juga pernah melewati hal ini. Tidak ada yang memalukan tentang hal ini. Hanya saja Lu Xingzhi tinggal di markas sepanjang hari. Kalian jarang berkumpul. Kali ini, saat dia kembali, dia pasti akan merepotkanmu.
Namun, dia adalah pria yang besar dan tidak tahu seberapa berat tubuhnya. Jika kamu merasa tidak nyaman, jangan menahannya, kamu harus memberi tahu dia. Jika tidak, kamu yang akan menderita, paham?" Ibu Lu baik hati. Lagipula Lu Xingzhi adalah anaknya sendiri. Dia sebagai ibunya bagaimana mungkin tidak tahu?
Seorang pria kuat yang berlatih di markas sepanjang hari pasti memiliki kekuatan yang besar. Sebagai seorang wanita, Ibu Lu pasti akan khawatir bahwa menantunya akan merasa malu dalam hal itu jika dia mengizinkan Lu Xingzhi begitu saja menyusahkannya. Nantinya jika yang berakhir menderita adalah Jiang Yao, nanti juga Lu Xingzhi yang akan mencemaskannya sendiri. Jiang Yao mengangguk dan menjawab 'iya,' tetapi suaranya terlalu kecil dan bahkan tidak terdengar oleh nyamuk.
Dia benar-benar ingin menyeret Lu Xingzhi yang sedang berlari di luar dan menggigitnya. Jika bukan karena dia sembarangan bertindak semalam, apakah Jiang Yao sekarang akan merasa sangat malu? Ibu Lu baru saja mengatakan bahwa untuk urusan pribadi anaknya, dia tentu saja tidak akan campur tangan. Lalu dia mengambil telur dari lemari es dan menggorengnya. Mereka berdua ayah dan anak sudah pulang dari lari pagi dan membawa beberapa roti pulang. Setelah mereka berdua mandi, mereka turun dan siap untuk makan.
Setelah makan, supir Lu Haixing mengemudikan mobil ke gerbang. Tanpa memasuki pintu, dia menyapa Lu Xingzhi di pintu dan kemudian pergi. "Ayah dan ibu, aku akan pergi dengan Xing Zhi. Sampai jumpa di rumah paman kedua di malam hari." Jiang Yao menyapa ayah dan ibu Lu sebelum pergi, dan kemudian mengikuti Lu Xingzhi masuk ke dalam mobil. Surat izin mengemudi Lu Xingzhi diambil saat ia masih kuliah. Sampai sekarang, dia telah mengemudi selama bertahun-tahun. Jangan aja mengemudi mobil, mengemudi tank jugalah hal yang gampang bagi dia.
Pergi dari kota ke pasar tidak perlu melewati county(setara kabupaten), hanya membutuhkan lebih dari satu jam untuk memasuki daerah perkotaan. Perkembangan daerah perkotaan jauh lebih cepat daripada daerah ini. Pada saat ini, sudah ada banyak mall besar sehingga parkir mobil tidak sulit. Ada tempat parkir yang pas di dekat mall. "Kamu masuk dulu, setelah aku memarkir mobil, aku akan pergi mencarimu." Lu Xingzhi berhenti di depan pintu mall dan membiarkan Jiang Yao turun dari mobilnya. Ketika Jiang Yao memasuki mall, Lu Xingzhi baru parkir di area parkir.
Jiang Yao jarang datang ke kota, tetapi dia juga tahu bahwa Lu Xingzhi membawanya ke bagian kota yang penuh dengan merek barang terkenal, terbesar, dan bermutu tertinggi. Di kota ini hanya mall ini yang bisa menjualnya. Setelah memasuki mall, Jiang Yao langsung pergi ke toko pakaian wanita yang terdekat. Merek pakaian wanita ini sangat disukai Jiang Yao. Melihat gaun biru yang tergantung di lemari toko itu, dia mengulurkan tangan dan menyentuhnya. Gaun biru ini terbuat dari sutra, seperti tempat tidur yang di rumahnya. Gaun itu sangat lembut dan halus, memakai rok ini pada musim panas pasti sangat nyaman.
"Nona, rok ini sangat mahal. Ini sutra asli. Jangan sembarang menyentuhnya. Jika rusak, kamu harus membayarnya." Tepat ketika Jiang Yao ingin berbalik dan ingin mencari seseorang menurunkan rok ini untuk dia lihat, seorang pramuniaga tiba-tiba muncul di sebelahnya. Pramuniaga itu memandang Jiang Yao dari atas sampai bawah dan kemudian mengatakan hal itu dengan ekspresi menghina.
Jiang Yao bingung dan menarik kembali tangannya, kemudian menatap pakaiannya sendiri. Mungkin karena pramuniaga itu melihat Jiang Yao berpakaian biasa, sehingga dia berpikir dia tidak mampu membeli dan ingin mengusirnya?