Di dalam pabrik, api meledak tanpa henti hingga berkobar dan menjilat langit-langit. Sedangkan, di luar pabrik, tawa meledak karena kesombongan. Lin Hao dan Chen Yunxi masih menonton di lokasi ledakan. Mereka bahkan memiliki keinginan untuk tetap tinggal dan melihat Mu Lingqian mati terbunuh.
Bakar! Ledakkan! Biarkan mereka mati! Mereka sangat bangga seperti dua orang gila.
Tiba-tiba terdengar suara rem yang keras dari arah belakang mereka. Lin Hao terkejut ketika mendengar suara itu hingga keluar keringat dingin. Ia cepat-cepat menyalakan mesin, menginjak gas, dan melarikan diri dengan panik dari tempat kejadian.
Yan Junyi bergegas turun dari mobil dan menghampiri tempat kejadian. Matanya memerah saat menyaksikan pemandangan pabrik yang dihancurkan oleh api. Ia sontak teringat pada panggilan telepon dan pesan singkat dari Wen Xiangyang.