Chereads / Pembalasan Gadis Peliharaan / Chapter 16 - Mendesak

Chapter 16 - Mendesak

"Apakah kau mengenal Keluarga Chen? Istri yang bergantung pada keluarga itu memulai hidupnya dengan menjual makanan laut. Kemudian, lelaki tadi mengetahui situasi keluargaku yang lumayan. Tapi, aku tidak dirawat oleh ayahku. Keluargaku dikuasai oleh ibu tiri dan adik tiri yang brengsek. Sedangkan ayahku, dia pergi bersama wanita itu."

Wen Xiangyang menceritakan masalah itu seperti menceritakan sebuah lelucon. Namun sejak Wen Xiangyang mulai bercerita, Mu Lingqian terlihat dingin dan enggan. Mu Lingqian mengerutkan kening mendengar cerita Wen Xiangyang, "Apa kau datang ke bar dan mencariku karena pengkhianatan mereka?"

"Pikiranku tidak sedangkal itu," sangkal Wen Xiangyang, menggelengkan kepalanya. "Mereka tidak layak untuk membuatku melakukan itu, aku…"

Wen Xiangyang hanya peduli soal ayah kandungnya karena ia hendak dinikahkan dengan seorang lelaki tua berusia enam puluhan tahun yang jahat. Karenanya, Ia sengaja menghancurkan dirinya sendiri. Ia hanya ingin tahu, apakah ayahnya akan merasa sedih? Apakah masih ada tempat di hati ayahnya untuk dirinya? Sekarang, jika dipikirkan lagi, terdengar agak sedikit konyol.

"Sudahlah. Itu semua adalah masa lalu." Wen Xiangyang tersenyum, "Pria tampan, tugasmu adalah berpura-pura menjadi pacarku. Di saat itu, kita harus membuat mereka melongo melihat kita."

Sangat kekanak-kanakan. Ide yang yang begitu polos. Mu Lingqian tidak mengomentari hal ini. Hanya saja, mana mungkin seseorang mengusir mangsa yang telah ia buru, dan membuangnya setelah mengejarnya?

"Tuan, belok kiri di sini."

Begitu Wen Xiangyang selesai menunjukkan arah pada sopir taksi, ponsel Mu Lingqian berdering. Mu Lingqian mengeluarkan ponselnya dan langsung mematikannya. Namun, kurang dari tiga detik, ponselnya berdering lagi.

Saat terdengar dering yang ketiga kalinya, Wen Xiangyang tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Jika kau masih ada urusan, kau bisa selesaikan urusanmu terlebih dahulu. Lain kali, aku akan mentraktir makan."

Mu Lingqian adalah Raja Muse. Tak heran, pasti banyak orang yang memiliki janji dengannya. Belum lagi, langit sudah mulai gelap. Wen Xiangyang tidak mau mengganggu Mu Lingqian mengurus bisnisnya.

Mu Lingqian mengerutkan kening. Untuk keempat kalinya, ponsel Mu Lingqian berdering. Ia melihat nomor telepon yang tertera di layar ponselnya dan akhirnya menjawab telepon itu dengan suara yang sangat dingin, "Aku akan segera kembali."

"Tuan, menepilah sebentar. Tolong kau antar tuan ini. Aku akan naik taksi lain saja." Setelah Wen Xiangyang memberi tahu sopir, ia menatap Mu Lingqian seolah ada sesuatu yang mendesak. Ia lalu mengeluarkan ponselnya, "Berapa nomor ponselmu? Kita bertukar nomor ponsel. Jika tidak keberatan, lusa nanti kau bisa menghubungiku."

Mu Lingqian melirik Wen Xiangyang dan memberikan nomor ponselnya. Wen Xiangyang lalu menelepon nomor itu. Tersambung, Ponsel Mu Lingqian berdering. Wen Xiangyang melambaikan ponsel yang ada di tangannya dan berkata, "Ini nomor ponselku. Jika ada urusan, kau bisa menghubungiku."

Setelah sopir menghentikan taksi di tepi jalan, Wen Xiangyang keluar. Ia melambaikan tangannya ke arah Mu Lingqian, lalu dengan cepat memanggil taksi lain dan pergi.

Mu Lingqian memandang Wen Xiangyang, lalu berkata dengan nada yang sangat dingin pada sopir taksi, "Pergi ke Gedung Mutian."

Sementara itu, Wen Xiangyang sudah masuk ke taksi lain. Belum lama Wen Xiangyang duduk di kursi penumpang, Yan Xin meneleponnya.

"Xiangyang, bagaimana? Apakah dia cocok? Dia adalah temannya temannya temannya temanku. Meskipun hubungannya agak jauh, kondisi keluarganya jauh lebih baik daripada keluarga Chen. Banyak orang dari kalangan atas yang mengenalnya."

"Xiao Xin, aku telah menemukan kandidat yang cocok." Wen Xiangyang tahu bahwa Yan Xin tidak dapat menemukan siapa pun, jadi dia berusaha melakukan yang terbaik. Ia tersenyum dan melanjutkan, "Lusa nanti, aku mungkin akan membutuhkan bantuan. Tolong siapkan mobil yang bagus."

Mu Lingqian tentu tidak punya mobil bagus.

"Kau mendapatkan orangnya? Hebat!" Suara gembira Yan Xin terdengar dari seberang panggilan. "Urusan mobil, serahkan saja padaku. Besok hari Sabtu, jadi aku tidak akan pergi bekerja. Aku akan mencarikan mobil dan membawanya ke rumahmu."