Perubahan sikap Huo Weiwu yang awalnya menolak hingga mau mencium Gu Gaoting dengan hangat, sangatlah mengejutkan Gu Gaoting. Ciuman keduanya berlangsung lebih dari beberapa menit.
Hal itu membuat lidah Huo Weiwu menjadi terasa nyeri karena dicium oleh Gu Gaoting, rasanya seperti terasa mati rasa.
Gu Gaoting pria yang sangat terus terang, hanya Huo Weiwu yang terbiasa dengan keterusterangannya itu.
Huo Weiwu menyingkirkan lagi kepala Gu Gaoting, "Gu Gaoting, akhirnya kau bisa mencium atau tidak?" Tanya Huo Weiwu dengan tidak senang.
Gu Gaoting tersenyum mencibir, bahkan pandangannya dingin dan angkuh. Gelagatnya ini justru membuatnya tampak seperti mesin pembunuh, "Aku tidak bisa, siapa yang bisa?! Wei Yankang bisa? Kenapa kau selalu mengunggulkan Wei Yankang?"
"Apa? Dia bahkan tidak butuh pelayanan dari kekasihnya." Ujar Huo Weiwu.
Gu Gaoting seketika diam sambil tetap memandangi Huo Weiwu. Sebaliknya, gadis ini sedikitpun tidak bisa menerawang pikiran lelaki ini?
Orang yang bisa ia tebak hanyalah keyakinan Gu Gaoting yang bisa menggenggam kuasa hidup dan mati seseorang.
"Maksudmu, kau berusaha melayaniku?" Tanya Gu Gaoting sambil memandang dekat Huo Weiwu.
"Bukannya sudah jelas? Temanku masih ada dalam genggamanmu." Huo Weiwu tidak menyangkal. Kalimat 'Temanku masih ada dalam genggamanmu' membuat Gu Gaoting tidak nyaman.
Ia jadi sadar jika ciuman yang Huo Weiwu berikan padanya bukanlah tanda cinta, melainkan merendahkan diri demi menyelamatkan temannya. Huo Weiwu yang sombong ini, juga bisa merendahkan diri demi kepentingan temannya?
Huo Weiwu masih benar-benar menyuruh Gu Gaoting menghargai seseorang.
Seketika Gu Gaoting duduk di kursi, ia menuangkan segelas wine. Gayanya saat ini membuatnya terlihat elegan dengan menggoyangkan gelas itu. Tampaknya saat ini ia sedang memikirkan sesuatu.
"Apa yang akan kau katakan? Bebaskan atau tidak?" Huo Weiwu bertanya dengan tidak sabaran dan mendesak agar cepat dijawab.
Gu Gaoting pun memandang Huo Weiwu dengan dingin dan angkuh. Namun pandangan itu bagaikan pusaran air yang dapat menenggelamkan hati Huo Weiwu.
"Kau ingin aku menyelamatkan temanmu, kan? Kalau begitu lanjutkan, buat aku nyaman, lalu aku akan membebaskan temanmu yang tidak punya otak itu." Perkataan Gu Gaoting saat ini diucapkannya dengan tanpa ekspresi sedikitpun.
Huo Weiwu merasa, Gu Gaoting kadang menutupi emosinya dengan ekspresi yang dingin. Hal ini membuat orang lain tidak mampu memahami isi hatinya.
Kadang, ia seperti api. Panas yang ia keluarkan sanggup membuat orang kepanasan dan meleleh. Jadi, yang manakah Gu Gaoting yang sesungguhnya?
Huo Weiwu segera mengambil sikap untuk berjaga-jaga dan mulai bertindak, "Nyaman atau tidak, itu terserah perkataanmu. Bagaimana aku tahu kau sedang berbohong atau tidak?"
Gu Gaoting melihat waktu di jam tangannya, "Kau hanya punya waktu setengah jam. Aku tidak sabar menunggumu."
Huo Weiwu pun protes sambil mengerutkan alisnya, "Bukannya kau tadi bilang dua jam? Sekarang masih berjalan setengah jam lebih."
Gu Gaoting mengangkat ujung bibirnya, berusaha untuk tersenyum. Tampaknya mata pria ini menyalakan api kemarahan, dengan dingin ia berkata, "Kalau aku bilang dua jam, ya dua jam. Kalau aku bilang setengah jam, ya setengah jam. Ku rasa, memberimu waktu satu jam, itu sudah terasa berlebihan. Apa kau sedang meragukan perhitunganku?"
"Heh!" Huo Weiwu tertawa kecil. Matanya mendingin menatap Gu Gaoting "Perhitunganmu sangat cocok!"
Huo Weiwu bukannya sakit hati, juga bukan benci karena Gu Gaoting tidak ingin membuang-buang waktu satu menit pun untuknya. Tapi kata-kata itu, seperti perkataan raja yang mampu menusuk dasar laut. Satu demi satu perkataannya, membuat Huo Weiwu tidak berdaya.
Huo Weiwu juga tidak membuang-buang waktu. Ia langsung membuka sabuk Gu Gaoting.
Gu Gaoting menghentikan tangannya. Alisnya berkerut, ragu-ragu ia bertanya, "Kau yakin dengan hal yang akan kamu lakukan?"
"Kalau aku bisa membuat punyamu menegang, itu akan membuatmu nyaman, kan?" Tanya Huo Weiwu, ia perlu memastikan hal yang akan memuaskan pria di hadapannya.
Gu Gaoting pun menatapnya tajam. Walau tidak ada emosi ataupun nafsu yang tergambar di matanya. Hanya kesungguhan lemah gadis ini yang menimbulkan amarah pada hatinya.
"Kakimu sudah sembuh?" Gu Gaoting bertanya untuk memastikan gadisnya tidak melakukan sesuatu yang melukai dirinya.
Huo Weiwu rasa, Gu Gaoting sudah cukup terbiasa. Tapi jika ingin nyaman, kenapa ia repot-repot menanyakan keadaan kaki Huo Weiwu?
Jika Huo Weiwu bilang kakinya belum membaik, apakah Gu Gaoting akan membebaskan Huo Weiwu?
Jika Huo Weiwu bebas, mungkin saja hal itu akan membuat Gu Gaoting tidak nyaman. Kalau Gu Gaoting tidak nyaman, itu berarti Yan Zi tidak bisa bebas dari ancamannya.
"Aku menggunakan bibir dan tangan, bukan kaki. Komandan, kau terlalu banyak berpikir." Huo Weiwu mengatakannya dengan nada bicara yang buruk.