Ady dan Rendra beserta semua murid kelas 3-B pun sedang berkemas bersiap untuk pulang di hari terakhir sekolah minggu ini.
"akhirnyaa... besok kita pergi refreshing juga" kata Rendra semangat mendekati Ady.
"hahaha iya, aku juga sudah tidak sabar" kata Ady mendukung.
Di saat mereka sudah siap pulang dan berbincang sebentar dengan beberapa orang di dalam kelas, Anna muncul di depan pintu kelas itu dengan gembira dan memanggil mereka berdua.
"Hei kalian berdua, kalian mau pulang kapan? mau bareng?" tanya Anna.
"Oh, halo Anna. Iya sebentar lagi" sahut Ady melambaikan tangannya.
"Kalau begitu aku akan tunggu di depan gerbang yah?" kata gadis berambut hitam panjang itu pergi.
"eh Dy, kalian benar-benar berteman dengannya?" tanya Nanda, gadis berkulit kecoklatan itu menatap Ady dengan datar.
"Iya, kenapa memangnya? apa ada yang aneh?" tanyanya balik.
"Iya, dia gadis yang baik" kata Rendra juga.
"jadi itu benar? ku pikir saat kejadian kemarin itu hanya kebetulan saja" tanya Putri tidak percaya.
"Kenapa kalian semua bertingkah aneh sih. Bukankah wajar kalau kami berteman?" tanya Ady heran.
Semua teman-temannya yang berkumpul itu pun saling memandang satu sama lain.
"kau tidak tau?" tanya Riski.
"tau apa?"tanya Ady balik.
"Anna itu.. anak dari keluarga terkaya ke-3 di dunia dan terkaya pertama di benua ini" kata Rijal.
"eeh??? apa maksud kalian?" tanya Rendra terkejut.
"Iya, dia bukan hanya kaya, tapi kekayaannya pasti melebihi ekspetasi kalian. Seperti.. dengan mudahnya dia bisa membeli sebuah gedung besar atau sebuah pulau kalau dia mau" jelas Nanda.
"Mustahil, aku tau dia orang kaya. Tapi.. aku tidak tau kalau sampai seperti itu" kata Ady tidak percaya.
"Memang tidak semua orang mengenalnya, jadi itu wajar" kata Riski mengangguk.
"hehehee.. yaa.. bahkan kami tidak tau kalau tadinya dia bersekolah disini dan menduduki peringkat ke-3" kata Ady tertawa.
"hah? bukankah kalian, 11 orang peringkat tertinggi sering melakukan seperti.. rapat begitu kalau sekolah kita akan mengadakan sesuatu?" tanya Nanda aneh.
"Tidak, aku dan Ady tidak pernah ikut. Itu merepotkan" jawab Rendra malas.
(Yaampun, mereka berdua ini sebenarnya jenius atau apa sih) pikir mereka semua.
"Lalu, kenapa kalau dia sekaya itu?" tanya Ady lagi. Saat Ady melontarkan pertanyaan itu, semua murid di sana saling memandang seakan saling mengandalkan untuk memberitahu teman mereka.
"Sebenarnya tidak ada yang buruk tapi.. dia terlalu misterius. Hampir tidak pernah masuk sekolah tapi dia jenius, dia juga tidak punya teman karna hampir semua orang iri dan juga curiga kalau dia berbuat curang dengan nilainya" kata Nanda menjelaskan. Saat Ady dan Rendra mendengar itu, mereka berdua pun mengangkat alis mereka lalu saling memandang.
"Dia juga tidak berusaha untuk mendapatkan teman di sekolah ini. Tingkahnya begitu cuek, makanya kami sedikit heran saat tau kalau dia malah berteman dengan kalian" kata Riski ikut menyahut. Ady dan Rendra pun melihat semua temannya tampak begitu serius dengan pembicaraan ini.
"Jadi, apa yang salah?" kata Ady menyeringai dan membuat semuanya tersentak.
"Setiap orang punya masalah masing-masing. Entah apa alasan dia melakukan itu tapi kurasa itu tidak terlalu buruk" kata Ady tersenyum lebar.
"Dan juga tenang saja.. soal jenius, itu sungguhan ko. Kalian bisa memegang kata-kata ku" kata Ady lagi menggendong tas miliknya di punggung saat melihat semua temannya terdiam.
"Nah semuanya. Kalian tidak mungkin selamanya di kelas ini kan, kami duluan yah" kata Ady menyeringai dan pergi pulang bersama Rendra.
Ady dan Rendra pun keluar dan bertemu dengan Anna di depan gerbang. Gadis berambut panjang itu berdiri dan bersandar dekat gerbang sekolah sambil terus menatap layar HP-nya dengan serius.
"Kau benar-benar menunggu kami?" tanya Ady membuat Anna kaget dan hampir menjatuhkan HP-nya.
"O- hahaha tentu saja, Ayo kita pulang" ajak Anna untuk masuk ke dalam mobilnya, Ady dan Rendra pun saling menatap.
"Apa tidak apa-apa?" tanya Ady, dan Anna pun langsung mengerutkan keningnya.
"tentu saja, kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya Anna balik dengan heran.
"ya, maksud ku.. Kami tidak keberatan, kalau begitu sekalian saja kau makan siang di rumah kami. Kalau pak Supri mau sekalian saja" ajak Ady senang.
"Benarkah? bapak mau ikut masuk juga?" ajak Anna senang pada pria berjas hitam dengan kumis di wajahnya yang berada di dalam mobil duduk di sebelahnya.
"Hahahaa.. tidak usah non, saya menunggu di mobil saja. Terima kasih atas tawarannya tuan Ady" kata pria paruh baya itu sopan.
"Eh.. padahal masakan Gama enak loh" kata Anna merayu. Tapi pak Supri tetap menolaknya dengan sopan.
Mereka pun pulang dan sampai ke rumah tiga saudara itu dengan cepat karna jaraknya tidak jauh. Gama yang berada di dapur sedang menghidangkan masakannya di atas meja pun langsung menoleh ke pintu karna ada yang membuka pintunya.
"Adik kecil, kami pulang" kata Ady membuka pintu, Gama yang melihat ada Anna pun langsung menyiapkan satu set peralatan makan lagi untuk Anna.
"Halo Gama" panggil Anna sambil tersenyum, Gama hanya menunduk sedikit dengan wajah datarnya untuk menjawab sapaan Anna.
Saat Anna ingin mengikuti mereka ke dapur, HP miliknya berdering pertanda bahwa ada pesan masuk. Anna pun memeriksanya dan wajahnya terlihat agak serius saat membacanya.
"Teman-teman, maaf. Tapi sepertinya aku harus pulang sekarang" kata Anna terburu-buru.
"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Ady heran.
"Yaa.. ada, tapi tidak mendesak sekali. Orang tua ku mengirim pesan dan ada beberapa barang yang harus aku beli. Hehehehe.. yasudah, kita ketemu besok pagi saja yah. Ingat jam 6 aku sudah sampai disini" kata Anna lagi langsung keluar dan menutup pintunya.
"Oke.. setelah tau kalau dia anak orang kaya, sepertinya tidak aneh kalau dia sangat sibuk" ucap Ady dan Rendra pun langsung duduk di bangkunya.
.
.
Jam 5 pagi seperti biasa Gama pun bangun dari tidurnya. Dengan kondisi masih mengantuk dia pun berjalan perlahan-lahan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya untuk mencuci muka lalu bersiap membuat sarapan. Saat membuka pintu, dia merasa sangat sepi sekali di lantai dua. Akhirnya dia pun bergegas turun dan melihat kedua kakaknya sudah rapih sedang duduk di sofa sambil menonton TV.
"Pagi adik kecil, kau tidak lupa kan hari ini kita pergi?" Kata Ady melihat Gama yang terkejut di tengah tangga.
"Dia pasti terkejut karena melihat mu sudah bangun pagi-pagi, biasanya kan kau yang paling sulit di bangunkan" ucap Rendra sambil memainkan HP-nya.
"Aku tidak seburuk itu kan!!" Bantah Ady.
Gama pun turun dan langsung pergi menuju dapur untuk mulai membuat sarapan, di jendela kecil depan wastafel dia melihat keluar dan terlihat langit masih gelap.
"Buat sesuatu yang mudah saja adik kecil, setelah selesai langsung sarapan dan kau langsung pergi mandi dan bersiap-siap" kata Ady berjalan ke dapur dan Gama pun mengangguk.
Beberapa menit berlalu pun Gama selesai membuat dua buah telur mata sapi dan satu buah sosis ukuran kecil untuk setiap orang. Mereka bergegas menghabiskan sarapan mereka.
"Ren, sana mandi kan dan Carikan pakaian untuknya. Aku mau mencuci ini dulu" kata Ady dan Rendra pun langsung mengajak Gama ke atas.
Saat Ady sedang mencuci piring dan hampir selesai, dia mendengar suara ketukan pintu dan langsung pergi untuk memeriksa siapa yang datang.
"Sudah siap?" Tanya perempuan yang memakai rok pendek berwarna peach dan juga baju hitam dengan pita merah yang mengikat di lehernya dan memegang topi lebar bercorak bunga di tangannya.
(Dia terlihat lebih sederhana dari saat kami pertama bertemu dengannya) pikir Ady terpaku melihat Anna.
"Hampir.. tinggal menunggu si kecil saja, sebentar lagi juga selesai. Masuk dulu saja" ajak Ady tersenyum, Anna pun masuk dan berbalik melihat ke luar.
"Sudah hampir jam 6, tapi.. langit masih terlihat gelap, angin juga lumayan kencang" kata Anna cemas.
"Waaah.. kau benar, semoga jangan ada apa-apa" kata Ady ikut melihat langit.
"Mau sesuatu?" Tanya Ady lagi.
"Tidak perlu, kita kan sudah mau pergi" kata Anna melihat tas besar yang ada di samping sofa di ruang tengah rumah itu.
"Oh yasudah, kalau begitu aku kembali ke dapur lagi yah. Sebentar lagi selesai" katanya menyeringai sambil menunjukkan kedua tangannya yang basah dan bau sabun cuci piring.
Ady pun melanjutkan mencuci piring yang tersisa tadi dan Anna berjalan ke rak buku yang ada di belakang sofa dengan hiasan dua pedang yang saling menyilang di atasnya menempel di dinding.
Dia melihat buku itu satu persatu dan membukanya beberapa halaman.
"Sherlock Holmes? Kau suka?" Tanya Anna datar.
"Tentu saja, siapa yang tidak suka dengan ilmu deduksinya yang luar biasa" jawab Ady dari dapur.
"Hmm.. aku setuju, aku juga suka. Hercule Poirot, Arsene Lupin, Edogawa Conan alias Shinichi Kudo, dan juga Kogoro Agechi ciptaan Edogawa Ranpo alias Taro Hirai. Mereka memang luar biasa" kata Anna masih membolak-balik buku yang dia lihat sekarang, buku memasak.
"Wow, kau tau banyak rupanya" kata Ady terkejut mendengarnya dari arah dapur.
"Tidak juga, aku hanya tau beberapa hal tentang mereka. Karena dulu waktu yang ku punya cukup sibuk, jadi tidak punya waktu untuk membaca buku" kata Anna.
(Buku memasak yah, sepertinya aku tau ini milik siapa) pikirnya.
"Kalau begitu, itu artinya karena sekarang kau punya banyak waktu luang jadi bisa membaca buku lagi kan?" Tanya Ady.
"Ehm.. ada benarnya juga sih, tapi setelah mengenalkan kalian, sepertinya waktu luang ku akan menghilang dengan cepat" kata Anna.
"Hah? Apa maksud mu?" Tanya Ady heran.
"Tidak ada, lupakan saja" kata Anna menutup buku yang dia pegang.
Gama dan Rendra pun turun dengan Gama yang sudah berpakaian rapih, tapi terlihat dia sangat tidak senang karena sekarang dia memakai celana panjang dan kemeja lengan pendek.
"Oh Anna, kau sudah datang?" Sapa Rendra.
"Oh, hai. Aku baru saja sampai" kata Anna mendekati mereka.
Ady pun keluar dari dapur dan sudah siap untuk pergi. Saat mereka semangat untuk melangkah keluar dan membuka pintu. Mereka di kejutkan dengan sesuatu yang tidak menyenangkan. Hujan yang sangat lebat serta angin yang kencang sampai baju mereka ikut basah. Ady pun langsung menutup pintunya dengan cepat sebelum air masuk ke dalam rumah mereka. Ady dan Rendra pun langsung meringkuk di sofa karena kecewa tidak jadi pergi.
"Mau bagaimana lagi? Kalau cuacanya seperti ini, kapal pun tidak akan bisa berlayar" kata Anna ikut duduk di sofa.
Gama yang berdiri melihat mereka langsung kepikiran sesuatu dan berlari ke atas menuju kamarnya. Mereka bertiga bingung kenapa anak itu buru-buru keatas. Gama pun kembali tidak lama sambil membawa sebuah kotak berisi papan permainan.
"Monopoli? Kau mau kita bermain monopoli?" Tanya Ady.
"Apa ini?" Tanya Anna heran mengambil benda yang di pegang Gama.
"Ka-kau tidak tau?" Tanya Rendra tidak percaya dan Anna pun menggeleng.
"Ini permainan legendaris dari sejak kita masih kecil" kata Ady.
"Aku kan sudah bilang, aku sibuk sejak aku masih kecil" kata Anna melihat Ady.
"Kalau begitu.. kau ikuti saja nanti pasti kau akan mengerti" jelas Rendra mulai membagikan uang mainan dan menggelar papan kertas itu.
*3 jam kemudian.
"HAHAHAA.. Aku punya semuanya, tanah, rumah, gedung" kata Anna tertawa.
"Kenapa kau senang sekali?" Tanya Ady aneh dan Anna pun tertawa.
"Hujan sudah berhenti" kata Gama menyela.
"Benarkah? Sudah siang juga. Kalau begitu.. karena kita tidak jadi pergi, bagaimana kalau besok kalian main ke rumah ku?" Tawar Anna, Ady dan Rendra pun langsung melihat Anna dengan mata bersinar terang.
"Boleh?" Tanya mereka semangat.
"Te-tentu saja. Aku sering kesini, jadi kenapa kalian tidak begitu ke rumahku" kata Anna heran.
"Waaah.. aku penasaran dengan rumah mu" kata Ady dan Rendra senang. Anna memandang mereka dengan tatapan aneh.
"Rumah ku kan seperti rumah pada umumnya. Yasudah, Aku akan kesini besok jam 6 pagi yah. Kalau begitu aku pergi dulu" pamit Anna di antar oleh mereka bertiga sampai pintu depan.
"Kira-kira bagaimana rumahnya yah?" Kata Rendra tidak sabaran.
"Hahaha.. aku juga penasaran" kata Ady menyahut.
"Sayang sekali ya non, tidak jadi pergi" kata pak Supri sambil mengendarai mobil.
"Iya benar, aku benar-benar sangat kecewa. Ah tapi tidak apa-apa, aku mengundang mereka untuk datang ke rumah besok" kata Anna semangat.
"Hohoho.. benar kah? Pasti besok akan menjadi hari yang sangat menyenangkan bagi nona yah" kata supir itu tertawa.
"Yup, mereka benar-benar menyenangkan. Bahkan ayah mereka juga orang yang baik" kata Anna tersenyum sambil melihat keluar jendela.