*krincing *krincing
Suara lonceng yang di bunyikan Gama untuk memanggil kedua kakaknya agar segera turun untuk sarapan dan pergi ke sekolah.
Sudah 2 menit berlalu Gama duduk di bangkunya dan tidak ada tanda-tanda akan ada yang muncul. Dengan berekspresi sebal, dia pun melangkah naik dan masuk ke dalam kamar Ady. Disana terlihat Ady masih tertidur lelap.
Gama pun mengguncang tubuh kakaknya tapi tidak bergeming dan Ady hanya membalikkan tubuhnya saja. Karena terlanjur sebal, Gama pun turun. Ke bawah dan membawa satu toples garam dan memasukkan satu sendok besar di dalam mulut kakaknya.
"WAAAAHHHH....!!!! ASIINNNN!!!?!?!!?" teriaknya langsung bangun dan lari menuju kamar mandi.
Gama pun keluar dan sekarang menuju kamar Rendra, disana Rendra sudah duduk dan bersiap akan mandi sambil menyeringai kecut melihat Gama.
"Tenang tenang, aku sudah bangun. Kau tidak perlu memasukkan garam ke dalam mulut ku" kata Rendra takut.
Gama pun langsung kembali turun dan kembali duduk di meja makan sambil menunggu kedua kakaknya.
Ady yang turun masih mengeluarkan air mata dan lidah menjulur itu pun duduk di bangkunya.
"Kau jahat sekali adik kecil, kau tidak perlu memasukkan garam ke dalam mulutku sebanyak itu kan" kata Ady masih menjulurkan lidahnya.
Gama pun melompat turun dari tempat duduknya dan memberikan Ady teh manis hangat.
"Uuuhhh..!! Rasanya aku ingin tidak bersekolah hari ini" keluh Rendra yang baru datang masih mengantuk dan duduk di bangkunya.
"Iya aku juga, badan ku pegal semua setelah berenang kemarin" sahut Ady tampak lesu.
"Sudah jam 6 lewat" kata Gama datar sambil memakan sarapannya.
Ady dan Rendra pun dengan cepat menghabiskan sarapan mereka dan langsung pergi berangkat ke sekolah meninggalkan Gama yang masih memakan sarapannya.
Di tengah perjalanan, HP milik Ady berdering dan dia melihat ada pesan dari ayahnya.
"Dari siapa?" Tanya Rendra.
"Ayah, katanya dia mau kesini. Mungkin siang nanti berangkat" kata Ady memasukkan kembali HPnya ke dalam saku.
"Ooh, Gama pasti senang" sahut Rendra menyeringai.
.
.
Setelah Ady dan Rendra pergi, Gama yang baru saja menyelesaikan sarapannya langsung meletakkan alat makan ke wastafel.
Saat dia ingin memulai mencuci piring, ada suara seseorang yang mengetuk pintu rumahnya. Gama pun berjalan ke depan dengan datarnya dan membukakan pintu itu.
Namun di luar dugaan, raut wajahnya mendadak berubah, matanya terbuka lebar dan dia melangkah mundur dengan perlahan. Wajah yang tadinya tampak datar kini berubah menjadi tegang dan matanya berkaca-kaca melihat sosok yang berdiri di depannya.
"Halo jagoan kecil, kita ketemu lagi" kata orang besar tinggi itu berjalan masuk ke dalam dengan seringai lebar di wajahnya menatap Gama dengan tajam.
Di sepanjang perjalanan, mereka mendengar semua orang membicarakan ada orang aneh yang berkeliling di kota sejak semalam. Meskipun mereka penasaran dan ingin bertanya, tapi mereka juga hampir telat dan harus cepat-cepat.
Saat sampai di sekolah pun semua murid masih membicarakannya. Ady dan Rendra yang mulai ada sesuatu yang tidak beres pun bergegas menuju ke kelas mereka. Dan seperti biasa, teman-temannya pasti sedang berkumpul membicarakan sesuatu setiap harinya di meja Putri yang berada di tengah kelas.
"Hei, di sepanjang jalan, kami mendengar sesuatu seperti ada orang aneh yang berkeliling kota atau semacamnya. Apa kalian tau sesuatu?" Tanya Ady langsung menghampiri teman-temannya bersama Rendra.
"Kau tidak tau? Kemana saja kau kemarin? Semua orang di kota membicarakan ada orang bertubuh besar dengan wajah menakutkan dan berotot besar berkeliling dengan hawa membunuh yang kuat" kata Riski menjelaskan.
(Wow Riski mengerti soal hawa membunuh) pikir Ady mengangkat kedua alisnya.
"Iya, berkulit agak gelap, dengan kalung rantai di lehernya dan tato di lengan atasnya dengan memakai jaket rompi saja serta gelang yang berduri. Perasaan ngeri yang mengelilingi orang itu membuat semua orang yang di sekelilingnya menjauh" kata Rilang ikut memberi tahu.
"Kenapa mereka menjauh?" Tanya Ady heran.
"Karena, sempat ada seseorang yang mencoba menegurnya. Tapi karena intimidasi dari orang itu sangat kuat, hanya melalui tatapan saja orang yang baru saja ingin menegurnya langsung tidak kuat berdiri dan terduduk di tanah" kata Rizal.
"Bagaimana kau tau?" Tanya Rendra.
"Karena itu terjadi di depan mata kami, aku dan Rizal sedang mencari sesuatu semalam, dan orang itu ada di sebrang tempat kami berjalan. Jadi kami bisa melihatnya dengan jelas" Kata Riski lagi.
(Sepertinya dia orang yang berbahaya) pikir Rendra sambil melihat Ady yang memasang wajah serius.
HP Ady pun kembali berdering dan melihat ada pesan dari ayahnya lagi.
"Ren, kata ayah dia tidak jadi kesini. Katanya ada orang yang mau memesan makanan dalam porsi banyak. Jadi dia tidak bisa kesini" jelas Ady.
"Owh, itu sering terjadi, jadi aku tidak akan terkejut" ucap Rendra.
.
.
Waktu sekolah pun berlalu dan kelas 3-B tetap tidak belajar sampai sekolah usai.
Ady dan Rendra yang berjalan ke arah gerbang sekolah pun berpapasan dengan Anna. Anna yang melihat mereka pun langsung mendekat.
"Apa kalian berdua sudah mendengar rumor itu?" Tanya Anna.
"Sudah, sepertinya dia memang berbahaya. Karena terkadang orang yang hanya kuat saja belum tentu sampai punya intimidasi yang sekuat itu" kata Rendra.
"Benar juga, oh apa kalian mau pulang bersama ku? Aku mau mampir, boleh kan?" Tanya Anna tampak senang.
"Tentu saja boleh. Aku akan menelpon Gama dulu agar sekalian menyajikan makan siang untuk mu" kata Ady sambil mengeluarkan HP nya dari sakunya.
Ady yang sedang menelepon Gama pun mulai tidak sabar karena sejak tadi HP nya tidak di jawab.
"Ada apa?" Tanya Anna mengerutkan keningnya.
"Dia tidak menjawabnya" kata Ady melirik ke arah Anna dan mencoba menelpon ulang.
"Apa mungkin dia sudah menjawabnya tapi tidak berbicara?" Tanya Rendra.
"Tidak, ini masih nada sambung ko" kata Ady mencoba menelpon lagi.
"Sebaiknya.. kita lanjutkan di dalam mobil saja" ajak Anna. Ady dan Rendra pun mengangguk dan duduk di kursi belakang.
Di dalam mobil Ady masih terus mencoba menelpon Gama namun tetap tidak di jawab. Rendra terus memperhatikan kakaknya yang semakin lama semakin terlihat khawatir. Anna dan pak Supri juga memperhatikan Ady lewat kaca yang ada di depan mobil.
"Pak Supri maaf, tapi apa bapak bisa sedikit lebih cepat?" Tanya Ady dengan raut wajah tanpa ekspresi dan tatapan yang kosong sudah tidak mencoba menelpon Gama lagi.
Pak Supri pun mengangguk dan langsung menginjak gas agar lebih cepat.
Anna dan pak Supri melihat Ady yang begitu tegang sampai berkeringat dan menelan ludah mereka karena tekanan yang ada di belakang mereka sangat berat.
"Brengsek.. kalau orang itu menyentuh adik ku sedikit saja. Dia tidak akan bisa keluar dari kota ini" kata Ady melihat ke depan dengan tatapan kosong.
Rendra yang berada di sebelahnya pun menjadi lebih khawatir pada kakaknya yang berada di sebelahnya.
Mereka pun sampai di pinggir jalan depan rumah dan Anna langsung membuka pintu dan dengan cepat berlari menuju pintu lalu membukanya.
(Cepat sekali) pikir Rendra terkejut yang baru saja keluar dari mobil bersama Ady.
Anna pun melihat pintu tidak tertutup rapat dan terlihat celah kecil, dan dengan cepat dia membuka pintunya.
"AAAAAAAAaaaa.....!!!!!! Ada orang aneh di dalam!!" Teriak Anna histeris sambil menunjuk ke dalam rumah itu.
Ady dan Rendra langsung bergegas mendekat dan melihat ke dalam. Disana orang bertubuh besar itu sedang duduk di sofa ruang depan sambil mengelus kepala Gama yang tertidur di pangkuannya.
"Halo anak-anak" sapa orang itu dengan seringai lebar.
"LAAH..!!! PAMAN TIRA?" kata Ady dan Rendra terkejut.
"Paman?" Kata Anna heran, dan dia langsung memberikan arahan kepada pak Supri yang sedang menelpon meminta bantuan untuk menghentikannya.
Mereka bertiga pun masuk ke dalam.
"HAHAHAA.. SUDAH LAMA YAH KITA TIDAK BERTEMU" teriak orang itu.
"Ja-jadi.. Paman yang semalaman berkeliaran di kota?" Tanya Ady.
"Ehm? Ooh.. iya benar, aku berkeliling sebentar. Tapi entah kenapa semua orang melihat Paman bahkan ada orang yang tiba-tiba duduk di tanah" katanya heran.
(Dia bodoh sekali) pikir Ady dan Rendra kesal.
"Tunggu tunggu, lalu bagaimana Gama bisa tertidur seperti ini?" Tanya Anna.
"Ooh ini? Jadi..
.
.
"Halo jagoan kecil, lama tidak ketemu" kata Tira dengan seringai lebar di wajahnya.
Gama yang terkejut melihatnya dan melangkah mundur pun langsung melompat dan pamannya menangkap Gama lalu memeluknya.
"Hahahaa.. anak cengeng" kata Tira mengelus Gama yang memeluknya erat. Tira pun dengan perlahan berjalan dan duduk di sofa karena Gama tidak mau turun dan melepas pelukannya.
"Bagaimana kabar kedua kakakmu?" Tanya Tira. Gama tidak menjawabnya malah dia semakin memendamkan wajahnya di tubuh pamannya itu.
"Ssstt.. tidak apa-apa, tidak apa-apa" katanya sambil mengelus kepala Gama sampai tertidur.
.
.
"Begitulah, aku bahkan tidak bisa berdiri karena tidak mau membangunkannya" katanya lagi.
"Ooh, Paman maaf, tadi saya menyebut Paman orang aneh" kata Anna menunduk tidak enak.
"HAHAHAA.. TIDAK APA-APA" katanya dengan suara keras sampai Ady dan Rendra menutup telinga mereka.
"Bisa tidak paman kalau berbicara pelankan sedikit suaranya? Dan juga berhentilah tertawa, gendang telinga ku rusak" keluh Rendra.
"Lalu.. untuk apa paman kesini?" Tanya Ady serius.
"Heeeiiii.. memangnya tidak boleh kalau paman kalian ini menengok ponakan ku yang lucu ini?" Tanya Tira, justru Ady dan Rendra langsung melihat Tira dengan tatapan curiga.
"Hahahaa.. baiklah, ada yang harus aku beritahu pada kalian" kata Tira tersenyum.
"Tunggu dulu, sebelum itu.. kita semua belum makan siang kan? Di tambah pasti paman sangat lapar karena dari pagi belum sarapan?" Kata Anna mengeluarkan HP nya.
"Huhuhuu.. kau memang gadis yang baik. Berbeda sekali dengan kedua ponakan ku ini" kata Tira terharu.
(Menjijikkan) pikir Ady dan Rendra.
"Jadi.. apa ada yang kalian ingin kan? Aku akan memesan makanan lewat ojek online" Tanya Anna.
"Aku ikut kau saja" kata Ady pergi ke dapur untuk mengambil bangku di meja makan mereka dan memindahkannya ke ruang depan.
"Aku juga" kata Rendra mengikuti Ady.
"Kalau begitu ayam bakar saja yah" kata Anna memesan kan makanan untuk mereka.
"Anu.. nona kecil, boleh aku minta yang lain?" Tanya Tira.
"Oh boleh, paman mau apa?" Tanya Anna. Ady dan Rendra pun datang membawa 3 buah bangku dan meletakkannya di depan sofa dan mengelilingi meja di depannya.
"Oh!! Oh!! Aku mau.. McD Big Mac 3 buah, Cheeseburger 2, Fanta Float, kentang goreng, samaaaaa-"
"KAU MAU MERAMPOK ORANG YAH" teriak Ady sambil melempar pamannya dengan gelas plastik yang baru dia bawa dari dapur.
(Jarang sekali melihat Ady emosi) pikir Anna melirik ke arah Ady.
"Hei hei tenanglah, nanti dia bangun" kata Tira mengelus Gama karena dia sempat bergerak.
"Tidak, tidak. Tidak apa-apa ko. Yasudah selain paman ayam bakar saja yah biar cepat" kata Anna menenangkan semuanya dan langsung memesankan makanan.
"Jadi.. apa yang mau paman katakan?" Tanya Rendra duduk di bangku.
"Kalian ingat kejadian 4 bulan lalu yang sempat viral video adik kalian di dalam toko buku?" Tanya Tira, mereka pun mengangguk.
"Wanita yang menjadi bosnya itu bukan orang sembarangan" kata Tira serius.
Ady dan Rendra sudah biasa tampak serius kalau membicarakan hal seperti ini, tapi Tira merasa aneh dengan raut wajah serius yang Anna tunjukkan.
"Di dunia bawah, sekarang ini sedang di pimpin oleh sebuah organisasi besar dengan 7 pemimpin intinya. Dan salah satunya wanita itu" kata Tira.
Ady dan Rendra pun terbelalak kaget mendengarnya.
"Organisasi macam apa? Bukankah 5 tahun yang lalu organisasi yang terbesar sudah jatuh saat kasus terakhir Gama?" Tanya Ady.
"Seperti yang aku bilang tadi, organisasi ini di pimpin oleh 7 orang dengan keahlian di bidangnya masing-masing, seperti peretas, penembak jitu, teknik pembunuh yang unik. Dan setiap dari mereka di juluki dan melambangkan 7 dosa besar" jelas Tira.
"Bagaimana paman bisa tau?" Tanya Anna heran.
"Dia ini pemimpin Gengster ke-9 dan memimpin seluruh Gengster di benua ini" jelas Ady, Anna pun terkejut mendengarnya.
"Jadi.. paman orang jahat?" Tanya Anna.
"HAHAHAHA.. BENAR GADIS KECIL, apa kamu takut?" Tanya Tira tersenyum lebar ke Anna.
"Aku rasa tidak, sepertinya justru paman berbelok dari kata jahat kan? Aku bisa melihatnya" kata Anna tampak santai dan Tira pun hanya bisa menyeringai lebar.
"Nah jadi begitu, dengan di permalukan seperti itu, tentu saja dia tidak akan tinggal diam setelah 4 bulan lamanya. Aku datang ke sini untuk melihat keadaan kalian sekaligus memberitahu. Ayah kalian tau masalah di toko itu, tapi alasan dia tidak menelpon kalian karena dia tidak tau apa-apa soal organisasi itu" jelas Tira.
"Masalahnya lebih serius dari yang kalian duga kan?" Tanya Tira lagi. Ady dan Rendra pun merenung melihat ke bawah.
*Tok *Tok *Tok..
"Permisi makanan" ada suara dari arah pintu.
Anna pun berjalan ke arah pintu dan menerima pesanannya.
"Terimakasih mas, ini uangnya. Lebihnya ambil aja yah. Oh maaf, sekalian tolong bawa satu bungkus ini buat bapak yang ada di dalam mobil itu dan satu lagi buat masnya" kata Anna tersenyum memberikan uangnya.
"Tapi mba, ini uangnya kebanyakan, lebih 300rb" kata sang driver.
"Iya itu buat masnya aja" kata Anna sambil tersenyum dan driver itu pun pamit.
"Yasudah sebaiknya makan dulu saja" kata Anna membawa makanannya.
"Hei adik kecil bangun" kata Ady membangunkan Gama.
Gama pun membuka matanya perlahan dan dia kaget karena sudah ramai disini. Dia lupa untuk membuat makan siang.
"Tidak apa-apa adik kecil, Anna sudah membeli makan siang untuk kita" kata Ady.
"HAHAHAHAA.. panggilan itu masih melekat juga yah" kata Tira tertawa keras.
"Jagoan kecil" menunjuk ke Gama.
"Jagoan besar" menunjuk ke Rendra.
"Kuman" menunjuk ke Ady.
Anna dan Rendra pun langsung tertawa lepas saat mendengar itu.
"KENAPA AKU SELALU DI PANGGIL KUMAN" kata Ady kesal.
"Dari kecil, kalau aku bertemu denganmu, kau selalu kotor. Eh nona cantik, kau tau? Dulu itu, dia bahkan menangis dan merengek ke ayahnya hanya karena ingin bermain lumpur di sawah dan tidak mau pulang" kata Tira dan mereka pun tertawa.
"CUKUP...!!!!!!!!" Teriak Ady kesal bercampur malu.
_______________________________
Yoo.. terimakasih buat temen-temen yang udah baca sampe sini yah. Dan terimakasih juga buat vote nya hehehehe..