Ivy masih berada di dalam ruangan Alicia. Gadis itu terduduk di lantai, dengan tangan memainkan belati yang tadi dia gunakan untuk menghabisi wanita malang tahanan kelompok ayahnya itu. Sesekali, tatapannya terarah pada jasad Alicia yang berlumur darah. Menatapnya untuk beberapa saat, lalu terlihat lesu.
Gadis itu terlihat masih enggan untuk meninggalkan ruangan tersebut. Pun terlihat enggan untuk meninggalkan wanita yang saat ini sudah menjadi jasad itu. Sorot matanya terlihat lesu, pun dengan ekspresi wajah yang dia pasang. Tidak jauh berbeda sama sekali.
Tatapan yang Ivy berikan sejujurnya bukanlah sebuah bentuk dari rasa sesal karena telah membunuhnya. Melainkan ke arah perasaan kecewa. Dia kecewa karena wanita tahanan itu sangat cepat mati. Tidak seperti yang dia harapkan. Bahkan bisa dibilang, sangat jauh sekali dari ekspektasinya itu.