Darren berada di dalam mobilnya sampai pagi. Memikirkan ini dan itu. Sampai membuatnya terlelap tanpa sadar.
Jika diingat lagi, dia memang tidak pandai dalam membuat rencana seperti ini. Dalam kelompok, selalu Arthur yang melakukan hal tersebut. Hanya saja, untuk kali ini sungguh berbeda. Hidupnya seperti dijungkir balikkan dalam satu malam.
Otaknya dipaksa untuk berpikir dengan cermat. Dia memang tidak bodoh sebenarnya. Cuma malas yang sudah mengakar. Oleh karena itu, Darren lebih suka mengikuti semua perintah Arthur daripada harus berpikir seperti ini.
Namun, apa yang menimpanya kali ini sungguh berbeda. Dia dipaksa untuk berpikir cerdik. Pun kreatif. Semua rencana harus dipikirkan sematang mungkin.
Semua menyangkut keluarganya. Mara bahaya yang akan menimpa adik bungsunya, dia harus tahu cara untuk menyelamatkan gadis itu. Meski ya ... dia bisa dibilang seorang gadis yang tidak waras. Namun tetap saja, Darren tidak akan membiarkan dia terluka. Sedikit pun.