Arvin langsung mengangkat teleponnya yang berdering. Dia meletakkan ponsel itu di atas meja, dengan sepiker yang dinyalakan. Agar suara di seberang sana bisa dengan mudah didengar rekannya, yang mendadak berada di meja yang sama.
"Aku sedang ingin bermain teka-teki denganmu. Coba kau tebak, di mana lokasi pembunuhan pada tanggal 8 pukul 2 dini hari besok?"
Seperti biasa. Si penelepon itu belum pernah membiarkan Arvin untuk membalas perkataannya. Entah mengapa. Sambungan telepon langsung terputus begitu saja.
Arvin, Bian, Kyra serta Asep. Keempatnya serempak menatap jam yang menempel di dinding. Jarum pendeknya berada pada angka sebelas tepat. Itu berarti, mereka hanya memiliki waktu tiga jam untuk mencegah pembunuhan itu terjadi.
"Asep, lacak di mana lokasi nomor telepon itu!" pinta Arvin.