Selepas kepulangan Keluarga Liu dari kediaman orang tuanya, Damian pun bergegas pergi menuju klub Orion. Tempat di mana dia bisa menghabiskan waktu cukup lama. Bahkan, sejak mengelola klub itu, separuh hidupnya dia dedikasikan untuk tempat itu.
Damian memacu kendaraannya dengan cepat, sehingga cepat pula baginya untuk sampai di tempat tujuan. Dia turun dan mengamati gedung klub itu untuk beberapa saat. Megah dan sangat terkenal. Damian suka itu.
Dalam detik berikutnya, ingatannya memutar kembali ucapan Arvin beberapa hari yang lalu. Di mana, dia bisa mengobrak-abrik tempat ini tanpa harus membawa surat perintah dari kepolisian. Hal itu memang mungkin dia lakukan. Sangat mungkin.
Rahang Damian tiba-tiba mengeras dengan lengan yang mengepal. Amarahnya tiba-tiba menyeruak. Perasaannya sedang tidak baik saat ini. Mengingat hal itu justru semakin membuat suasana hatinya bertambah kacau.