Arvin benar-benar dibuat pasrah dengan perlakuan Kino. Dia memang sempat merasa risi karena banyak pegawai hotel yang memperhatikan mereka berdua. Akan tetapi penyidik itu bisa apa? Terus berontak dan berteriak? Hal itu justru akan memancing lebih banyak perhatian lagi.
Jadi, penyidik itu pun hanya menurut saja. Meski ya, tidak bisa dipungkiri jika dia pun merasa sangat malu. Mengingat, ini benar-benar di tempat umum.
Tidak seperti yang dia lakukan dulu pada Bian. Di mana, tempat itu tidak lain adalah di ruangan yang saat ini menjadi markas bagi Unit Khusus V. Sangat jauh berbeda memang.
Tidak berapa lama, mereka berdua pun sampai di tempat parkir. Di sana, Kino baru melepaskan genggamannya pada kerah baju Arvin. Lantas masih dengan rasa kesal, penyidik itu membenarkan serta merapikan bajunya.
"Kau ini apa-apaan?!" tanya Arvin dengan nada yang sedikit dia tinggikan.