Damian masih disibukkan oleh pikirannya sendiri. Waktu yang dia pakai untuk menunggu si mata-mata, tidak bisa dibilang sebentar. Pria itu pun sangat menyadarinya.
Akan tetapi, dia masih enggan untuk beranjak dari kursi panjang yang tersedia di sebuah taman kota. Memang selalu di sana mereka bertemu. Damian atau si mata-mata akan menunggu. Lalu ketika yang ditunggu itu telah datang. Mereka pun akan beranjak dari tempat itu. Berpindah ke tempat yang jauh lebih aman lagi.
Taman ini bisa sangat sepi jika malam hari. Hanya satu atau dua orang yang masih mau berkeliaran di sana. Itu pun kebanyakan adalah para tunawisma yang mencari tempat untuk tidur.
Jadi, keberadaan mereka jelas tak akan ada apa-apanya. Juga tidak akan mengganggu pertemuan yang orang-orang itu lakukan. Mereka cenderung tak peduli.