****
Hampir 15 menit berlalu Dan mereka berdua, Zaid Dan Nadira Masih berada didalam Masjid. Nadira Yang begitu khusyu' berdoa begitu juga Zaid.
"Ya Allah istiqomahkan Aku dalam aturan-Mu dan jauhkan Aku dari hal hal yang Engkau larang. Aamiin." Nadira berbisik pada Tuhan sambil menatap kedua telapak tangannya Yang sengaja Ia angkat hingga setara dengan dadanya sebagai bentuk Ia sedang berdoa kemudian Nadira mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya tersebut sebagai bentuk bahwa Ia telah selesai berdoa.
Begitu juga Zaid,
"Ya Allah, Ampuni dosaku dan mudahkanlah bisnisku dan karir ku. Aamiin." Lalu mengusap Wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Nadira melepaskan mukena Hitam polos nya dan merapikan nya kembali kemudian Ia masukan kedalam Tas miliknya.
Zaid beranjak dari duduknya kemudian tanpa sengaja Ia menoleh kearah Nadira yang tengah mengemas mukenanya ke dalam tas.
Nadira berjalan menuju keluar masjid kemudian mengenakan sepatu fentovel hitam miliknya yang Ia simpan dirak sepatu didepan masjid.
Zaid pun ikut berjalan keluar masjid dan mengenakan sepatu miliknya.
Baru saja Nadira melangkah, Zaid mencegatnya.
"Nadira," sambil menatap Nadira, kemudian Nadira menundukkan pandangannya terhadap Zaid.
"Iya Pak, ada Apa?" Tanya nya.
"Eu.. panggilnya Zaid Saja Nad, ini kan diluar Kantor. Eu.. mau ke.. Cafe lagi?" Ucapnya Yang sedikit gelagapan.
"Sepertinya ngga Pak, saya mau ke kantor saja. Masih ada pekerjaan. Assalamualaikum." Balasnya lalu melanjutkan langkahnya menuju kantor dengan cepat.
"Wa'alaikumussalam" jawab Zaid sambil menoleh kearah Nadira yang meninggalkannya begitu saja.
"Aku ini Kenapa sih ya Allah, kok jadi aneh gini" gumamnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lalu Zaid pun pergi kembali ke Cafe.
****
"Astaghfirullah, Ya Allah sebenarnya Ini kenapa? Kenapa Aku merasa ada yang aneh dengan perasaanku ya Allah?" Gumam Nadira Dalam Hati sambil menatap Layar komputer dengan tatapan kosong.
Nadira merasa ada yang aneh pada atasannya, Zaid. Tapi, Ia tak menyadari apa hql aneh tersebut. Begitu juga Zaid. Mereka berdua terlalu Labil.
"Halo Nad!" Tegur Fadil, rekan kerja Nadira Yang meja kerjanya tak jauh Dari meja kerja Nadira. Membuat lamunan Nadira buyar begitu saja.
"Eh.. eu halo.." balasnya terbata - bata Karena terkejut Akan kehadiran Fadil disampingnya.
Fadil adalah Pria berusia 24 tahun Dan termasuk Salah satu karyawannya Zaid. Fadil juga seorang Pria Yang baik Dan paling peduli pada Nadira. Ya, tentu Saja Karena Fadil memiliki Perasaan khusus untuk Nadira. Sedangkan Nadira, tidak begitu memperdulikan Fadil. Nadira terlalu cuek Akan percintaan. Ia terlalu tekun pada kerjaannya.
"Eu.. Nad, tadi makan Siang nya Sama Apa? Atau Belum Makan Siang? Kalo Belum, mau Aku beliin makanan Apa? Sekalian Aku ma.." Fadil begitu bertele - tele Dan akhirnya belum Ia selesaikan ucapannya pada Nadira, tapi Nadira sudah memotongnya dengan Jawaban Yang simpel.
"Sudah, terimakasih." Jawabnya dengan wajah Yang datar Dan Mata nya terpacu pada Layar komputer Dan jemari nya bergerak cepat menekan huruf huruf pada keyboard.
Fadil pun langsung terdiam Dan akhirnya Fadil mundur lalu kembali ke meja kerjanya. Meski diperlakukan cuek Oleh Nadira berkali Kali, Fadil tetap santai Dan bahkan Ia selalu mengulangi hal Yang Sama Dan dibalas dengan hal Yang Sama juga. Lucu memang.
****
"Rio." Tegur Zaid pada Rio Yang sedang menikmati Burger Dan Cappuccino miliknya.
"Eh, Bos. Udah Bos Sholatnya?"
Zaid pun duduk dikursi tepat didepan Rio.
"Udahlah, Kalo belum gue Gak bakal balik kesini." Balas Zaid dengan wajahnya Yang sedikit kusut.
Rio Yang Melihat wajah sahabatnya Yang begitu kusut, langsung penasaran.
"Bos, Lu kenapa? Kok kusut gitu Muka lu." Sambil memperhatikan wajah Zaid.
"Ah ngga, biasanya juga gue Kaya Gini." Sambil meraih Cappuccino milik Rio lalu Zaid meneguknya tanpa izin.
"Eeeh.. Bos itukan punya gue!!" Lalu Rio meraih kembali Cappuccino miliknya Yang Hampir habis Oleh Zaid.
"Yo, yuk ah balik ke kantor. Masih Ada kerjaan gue." Zaid langsung beranjak Dari duduknya lalu berjalan keluar Cafe menuju Kantor.
"Eh Lu Kan belum makan apapun? Boss! Tungguin gue!!" Teriaknya pada Zaid lalu Rio berusaha mengejar Langkah Zaid Dan akhirnya mereka berdua beriringan menuju Kantor.
****
"Halo Pak..!" Sapa Salah seorang karyawati pada Zaid. Namun Zaid Hanya membalasnya dengan senyuman. Tapi, Lihatlah kelakuan Rio.
"Halo kembali cantik.." goda Rio pada karyawati tadi.
Zaid Yang Melihat kelakuan sahabatnya Itu Hanya menggelengkan kepalanya, Bosan.
Zaid menuju Lift Dan kembali ke ruang kerjanya, begitu juga Rio.
****
alhamdulillah, thanks Readers💛 Jangan lupa Vote 💛 Kritik&Saran sangat dibutuhkan💛 follow Ig @mayalestari31_