Selama tiga hari tiga malam tidak ada komunikasi dengan Aldo. Dan hari ini adalah hari pernikahannya.
"Nduk, kamu sudah siap apa belum? Penghulu dan calon mempelai pria serta keluarga sudah siap menunggumu," ucap pak Ranu.
"Iya, Pak sebentar," jawab Elis. Sambil membiarkan tukang rias memasangkan rangkaian bunga melati pada sanggulnya dan menjuntai ke depan sampai sebatas pinggang.
Pak Rano tersenyum seorang simpul melihat puteri semata wayangnya yang sudah mau menikah saja. Dalam waktu hitungan menit, dia sudah bukan lagi menjadi tanggungjawab nya. Melain kan tanggung jawab pria yang akan menjadi suaminya. Aldo.
Di balik balutan kebaya putih dipadukan kain batik warna coklat corak putih itu Elis nampak anggun dan luwe. Gadis itu berdiri dari kursi rias nya dan berjalan menghampiri bapaknya.
"Kamu sudah siap?" tanya Pak Ranu sekali lagi.
