'Tubuh itu, sudah berapa kali memeluk Elis? Sudah berapa kali pula, bibir itu melumat bibir dan menggombal pada gadis itu? Lalu, mata minimalis yang selalu menyorot tajam itu, sudah pernah melihat bagian tubuh Elis yang mana saja?'
"Sudah puas belum menatapi aku seperti itu, sejak tadi?" tanya Aldo, yang merasa aneh dan sedikit keberatan dengan tengah Riyan.
"Maaf. Aku hanya ingin puas memandang mu saja," jawab Riyan tanpa mengalihkan pandangannya.
"Aku hanya beda jabatan dan tugas saja. Tempat kerja dan status kita, tidak berubah," jawab Aldo. Tiba-tiba, ia merasa kalau sisi posesif yang Riyan miliki seperti mau bangkit saja.
"Aku tahu itu. Tapi, sebentar lagi kau menikah dengan Elis." Riyan mengeratkan tubuhnya, menghilangkan jarak di antara keduanya.
"Kamu lelah?" tanya Aldo, membiarkan Riyan memeluk tubuhnya.
"Ya, aku lagi tidak mood maen. Kita tidur saja. Kamu, kapan akan dinobatkan sebagai CEO baru perusahaan? Kapan kau akan beri tahu Elis?"