"Iya, Bu. terimakasih sudah mau mengintakan saya. saya titip Elis, ya Bu?" jawab Aldo, dengan sopan dan lembut, hingga dapat memikat hari bu Mirna agar bisa jadi mantunya.
"Iya, Nak. Hati-hati," jawab bu Mirna.
"Sayang, sebentar, ya?" bisik Aldo di dekat telinga Elis.
Baru saja ia hendak melangkah, seperti ada yang menahannya. Ternyata Elis memegang erat ujung kausnya. Aldo diam sejenak, lalu menoleh ke arah Elis. Gadis itu masih diam menatap ke arahnya dengan mata sayu.
"Kenapa, Sayang?" tanya Aldo lirih. Tapi, bu Mirna masih bisa mendengarnya.
Elis masih tetap diam dan bungkam. Bibirnya terkatup dapat. Namun, tangannya tetap memegang kuat ujung baju pria itu.
"Kau fak izinkan aku pergi? Kenapa?"
"Tetaplah di sini temani aku," jawab Elis pelan.
Aldo memandang ke arah bu Mirna. Kemudian ia kembali duduk di tempatnya dan memegangi tangan Elis. "Baiklah," bisik Aldo.