Tika nampak bingung melihat isi di dalam box tersebut. Ia bengong dan bahkan tidak berani untuk menyentuhnya sembarangan. Entah takut rusak atau gimana. Tapi, teriakan mbak Tami dari luar menyadarkan gadis itu agar segera memakai gaun itu dengan cepat.
"Tika! Sudah apa belum? Jangan biarkan Tuan menunggu lama."
"Iya, Mbak!" Lima menit kemudian, "Mbak, aku sudah selesai," ucapnya lirih sambil menampakan bagian kepalanya saja dari balik pintu kamarnya.
"Oh, sudah?" Wanita itu pun masuk ke dalam untuk membantu Tika memoles wajah. Tidak menor, narural saja tapi flawes. Mbak Tami dulu pernah belajar bagaimana cara mekap pada mendiang mamnya Alfa. Jadi, dia tahu lah sedikit banyak cara merias. Asal bukan untuk pengantin.
"Tik, kamu tahu tidak? Selama tujuh belas tahun mbak kerja di sini, baru kamu yang diajakin keluar sama Tuan. a
Apalagi kali ini, dia mengajakmu menghadiri acara resmi keluarganya."