Mendengar kalimat terakhir yang Elis katakan Aldo sempat terpaku. Jika saja gadis itu menganggap dirinya adalah teman, kenapa harus izin untuk berteman dengan pria lain, kan? pikir L
Aldo.
"Do, kok kamu bengong, sih?" tanya Elis. Sebab ia tak pernah melihat pria di depannya bersikap seperti itu. bengong dan gak fokus.
"Eh, iya gapapa," jawab Aldo dengan santai. Sebab ia tahu, Riyan seperti itu juga agar hubungan antara dia dan pria itu tidak nampak mencolok. "Kan kamu tahu sendiri, aku dan Riyan sudah bersahabat sejak lama. masa iya dia ga bisa nerima istri teman sahabatnya nanti."
"Apa? Istri? Siapa yang istrimu, Do?" tanya Elis dengan gemas, kembali melemparinya dengan bantal kecil.
"Ya kamu lah. nanti kalau kita dah nikah kan kamu jadi istriku, Lis."
"Kamu yakin, aku mau nikah sama kamu? Jadi pacarmu saja aku masih perlu mikir dan belum beri keputusan," ejek Elis.
"Tapi kamu cinta kan sama aku?"
"Ya ampun! Ini anak kok pede banget, ya?" ujar Elis geli.