Setelah tiba di kos-kosan. Elis langsung melempar asal tote bagnya. Ia tahu, dan sadar apa yang sudah dia lakukan. Karena, memang di dalam tas itu tidak ada laptopnya. Kalau ada, mana mungkin mau asal lempar saja? Kecuali dia adalah sultan, mungkin bisa saja berbuat demikian. Asal file di dalamnya sudah benar-benar aman dan siap leptop lama hancur.
Elis duduk di pojok kamarnya sambil meringkuh dan menumpahkan seluruh air matanya. Ia marasa lelah dengan smua ini. "Pak Aldo! Di mana kau ini sebenarnya? Tak peduli bagaimana pun keadaanmu, kembalilah. Aku butuh perlindunganmu. Dengan kau kembali muncul di perusahaan, maka semua akan baik-baik saja. Tak akan ada yang menyalahkan ku dan menuduhku yang bukan-bukan lagi. Lagian, ke mana sih kamu, Pak? Mau berapa lama kau menghilang?" keluh Elis sambil menangis seorang diri.