"Tok... tok... tok!" Dengan sedikit ragu-ragu Elis mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Masuk!" jawab seorang pria dari dalam dengan suara tegas, lembut dan penuh wibawa.
"Kamu, Lis? Masuk sini," ucapnya dengan ramah, kemudian, ia mengeluarkan selembar uang limapuluh ribu rupiah dari dalam saku kemejanya dan menyodorkannya pada gadis yang membawakan kopi. "Ini, simpan kembaliannya untukmu."
Elis diam tidak lansung menerima benda tersebut. Sepertinya pikirannya memang tengah bercabang ke mana-mana.
Aldo merasa heran dengan sikap Elis yang seperti ini. Biasanya ia selalu terlihat santai dan ceria, kenapa hari ini sangat muram? Apakah dia dalam masalah? pikir pria itu. "Kamu kenapa, Lis? Apakah ada masalah?" tanyanya penuh perhatian.
Elis masih diam. Memang, ini adalah masalahnya. Tapi, masalah di rumah juga kurang etis, bukan jika dibawa ke kantor atau tempat bekerja?