Chereads / I’ll Keep You My Dirty Little Secret. / Chapter 2 - Akan Aku Hantui

Chapter 2 - Akan Aku Hantui

"Kalau aku sampai mati penasaran, mungkin paman yang akan aku hantui pertama kali!" Sea menjentikkan jarinya seperti mendapat sebuah ide baru.

"Akan sangat menyenangkan jika dihantui gadis cantik sepertimu setiap hari, mungkin tokoku ini akan selalu ramai" Paman John tersenyum sambil memberikan kedua buku itu kepada Sea.

"Dan akan sangat menyenangkan bisa membaca buku-buku baru setiap hari sambil menghantui orang yang ada di sini. Aku pasti akan sangat populer". Sea terkekeh sambil menyerahkan beberapa lembar uang pembayaran kepada paman John.

Sea lalu meninggalkan toko buku itu, seperti rencana awal, dia akan membeli makan siang dan kembali ke apartemennya untuk menyelesaikan editan videonya yang akan di upload malam ini.

Sebenarnya pemukiman yang ditinggali oleh Sea berada di dekat kawasan padat lain, namun entah kenapa beberapa bangunan di sana masih saja terlihat tua dan belum ada renovasi apapun.

Sea berjalan santai menuju tempat makan siang di ujung blok, tempat yang ramai itu menyediakan menu pasta dan kopi yang nikmat.

Suara ponselnya berdering ketika Sea hampir sampai di depan tempat makan. Saat akan mengangkatnya seseorang menabraknya dari depan hingga ponsel dan bukunya terjatuh,

"Maafkan saya, Anda tidak apa-apa?" Perempuan berbaju hitam itu membantunya mengambil bukunya yang terjatuh.

"Oh, tidak apa-apa saya baik-baik saja" Sea menerima buku dari tangan perempuan itu.

"Buku yang bagus, dimana Anda mendapatkannya?" Perempuan cantik itu melihatnya tanpa berkedip. Matanya begitu hitam dan tajam.

"Saya baru saja membelinya di toko buku di ujung jalan, tapi sayang sepertinya ini adalah yang terakhir".

"Wah sayang sekali, Saya permisi dulu kalau begitu". Perempuan itu berjalan ke blok depan lalu menghilang ditikungan.

Sea hanya melihatnya lalu masuk ke tempat makan itu. Aroma kopi yang nikmat membangkitkan selera makannya kali ini. Dia mendapatkan meja di pojok ruangan tepat menghadap ke jalan raya.

Sea melihat kembali ponselnya yang terjatuh tadi, tidak ada yang rusak. Dia melihat siapa yang menelfonnya barusan.

Bibi Margareth

"Ya Bi?"

"Apakah Jean sudah mengatakan semua padamu?"

"Ya Bi, Nanti malam pukul 7 di Boudro's dan aku tidak akan terlambat, menggunakan gaun biru dan sepatu itu. Dan aku akan jadi anak baik untuk mencoba mengenalkan diriku pada tuan Arvie, berumur 35 tahun, seorang polisi".

"Aku hanya ingin kamu bahagia Sea"

"Aku tahu"

"Baiklah jagalah sopan santunmu di depannya, dan katakan bagaimana pendapatmu tentangnya setelah kalian bertemu"

"Ya, aku akan melaporkan setiap detilnya"

"Bibi hanya ingin tahu pendapatmu, bukan setiap detil perbuatanmu. Lalu Apa kau sudah makan?"

"Ya aku sedang memesan pasta dan kopi"

"Kenapa kau tidak memesan salad?"

"Aku sudah melakukannya Bi"

"Baiklah jaga dirimu baik-baik. Jika kau butuh sesuatu, pulanglah".

"Ya Bi".

Sea menutup telfonnya, Dia mendengus kesal. Bayangan seorang polisi berumur 35 tahun. Pernikahan semacam apa yang akan dibangun dengan seorang polisi?

Kenapa bukan pengusaha seperti Alfred calon suami Jane?

'Jaga sopan santunmu di depannya'

Kalimat itu membuatnya semakin jengkel. Seolah dia akan berayun-ayun seperti monyet di depan orang itu.

Sea dengan cepat menghabiskan makan siangnya, dan menikmati kopinya untuk menghilangkan kejengkelannya pada Bibi Margareth.

Tanpa sadar seperti ada magnet yang menarik mata Sea, dia melihat seorang perempuan berdiri di dekat laki-laki kurus yang duduk membelakangi Sea. Meja lelaki itu hanya terhalang satu meja saja dengan meja Sea.

Kenapa perempuan itu berdiri sambil memandangi orang yang sedang makan? Bukankah di depannya masih ada kursi yang kosong?

Sea mengamati perempuan yang memakai gaun putih itu

Sea lalu tersadar, mengamati seseorang seperti itu sangat tidak sopan. Dia lalu beranjak membayar makananya di kasir dan berencana segera kembali ke apartemennya menyelesaikan editan videonya tadi.

Namun saat menuju pintu keluar Sea menoleh lagi ke meja itu. Badan Sea menggigil seketika melihat perempuan tadi. Separuh wajah perempuan itu seperti dihancurkan dengan sesuatu. Sebagian mulutnya terobek hingga Sea dapat melihat separuh bagian dalam mulutnya.

Perempuan itu lalu memandang Sea.

Deg

Seperti membeku Sea tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Perempuan berwajah rusak itu mengangkat tangannya yang hampir putus dan menunjuk lelaki di hadapannya.

Dengan sekuat tenaga Sea memalingkan wajahnya dan keluar dari tempat makan itu, perutnya mual Sea berlari menuju ke apartemennya dengan tergesa.

Di depan apartemen itu dia melihat beberapa mobil polisi terparkir, Sea tidak terlalu memikirkannya dan terus berlari tergesa melewati tangga menuju apartemennya.

Apa yang dia lihat tadi terlalu mengerikan, Sea hampir sesak nafas. Air matanya sedikit menetes. Sea benar-benar ketakutan. Dia sampai di lantai 3 dan sedikit terhenyak dengan banyaknya polisi yang ada di sana.

Sea mengeluarkan kuncinya dan dengan tergesa masuk ke dalam apartemennya dan segera mengambil air minum.

Ketika dirinya mulai tenang pintu apartemennya diketuk dari luar

Jantung Sea serasa akan copot.

Dengan hati-hati dia membuka pintu apartemennya, kepalanya melongok keluar melihat siapa yang ada di depan pintu.

Sea tidak banyak memiliki teman, dan tidak banyak juga tamu yang akan mendatanginya kecuali Jane atau tetangga apartemennya, biasanya mereka hanya berbagi makanan atau saling meminjam sesuatu yang dibutuhkan.

Di depan pintunya dia melihat seorang laki-laki yang tinggi dan tegap, pembawaanya tegas, Sea mengerjapkan matanya berkali-kali. Apakah kali ini Sea melihat hantu dalam bentuk yeng lebih mirip pemeran utama pria dalam cerita fiksi romantis?

Mungkin dia membutuhkan satu hantu dengan bentuk seindah ini untuk dipandangi dan bukan hantu dengan wajah rusak seperti tadi.

Dia menggeleng-gelengkan kepalanya ngeri

"Apakah anda nona Sea?"

Sea tidak langsung menjawab, dia bingung, baru kali ini ada hantu yang bertanya dengan sopan.

"Apakah anda nona Sea?" Hantu tampan itu mengulangi pertanyaanya

Eh dia bukan hantu

"E E iya, betul" Sea tergagap otaknya belum bisa membedakan yang mana manusia asli dan yang mana hantu betulan.

Lelaki itu mengeluarkan lencana kepolisian dan menunjukkannya kepada Sea

Dalam lencana itu tertulis A. H. Walker

"Ada yang bisa saya bantu Pak?"

"Tuan David penghuni 305 ditemukan tewas, saya ingin meminta kerja sama anda untuk membantu penyelidikan".

Telinga Sea mendengung, seperti diserang banyak tawon

"Da..David tewas? Bagaimana bisa? Sebelum saya makan siang, saya masih menemuinya di tangga"

Lelaki itu melihat Sea dengan pandangan yang aneh

"Kapan terakhir anda melihat tuan David?"

"Sebelum aku makan siang, di tangga itu, kami berpapasan. Bagaimana mungkin dia mati?" badan Sea bergetar kesadarannya seperti menyusut, badannya menggigil dan dia limbung.

Tangan anggota polisi itu dengan sigap menagkap lengannya. Membimbingnya ke dalam apartemennya.

Seorang polisi berseragam lengkap turut masuk ke dalam apartemennya dan membantu Sea duduk di sofa panjangnya.

Polisi dengan seragam lengkap itu tampak mencari air putih dan menyerahkannya kepada Sea. Sea menerimanya dengan lemah. Ini adalah kenyataan paling pahit yang dia terima sehari ini, melebihi acara perjodohan ataupun hantu dengan wajah hancur tadi.

David adalah tetangganya yang baik dan ceria, lalu bagaimana dia bisa mati?

Polisi bernama A.H Walker tadi meminta rekannya yang berseragam lengkap untuk memeriksa pemilik apartemen yang lain. Hanya tersisa dirinya dan polisi itu di sofa.

"Apakah anda sudah tenang untuk menjawab beberapa pertanyaan saya?"

"Ya Pak, akan saya coba"

"Kapan terakhir kali anda melihat tuan David?"

Sea melihatnya dengan bingung.

"Sebelum saya makan siang, saya melihatnya berjalan di tangga. Kami masih berpapasan".

"Tanggal berapa tepatnya?"

Tatapan Sea semakin menggambarkan kebingungan "Tentu saja hari ini, saya baru saja pulang dari makan siang".

"Apa anda ingin bermain-main dengan kami nona Sea?"

"Bermain-main bagaimana? Saya baru saja memasuki pintu saya dengan tergesa-gesa saya baru saja kembali dari makan siang, bahkan saya masih sempat membeli buku sebelumnya. Sebelum saya meninggalkan apartemen ini saya bertemu David di tangga!" Sea menjawab dengan tidak sabar. Beberapa kejadian yang membingungkan ini membuatnya begitu emosi.

"Jadi maksud anda, anda bertemu dengan hantu tuan David?"