Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

TERJEBAK CINTA SI KEMBAR

Dian_Apriani_2308
--
chs / week
--
NOT RATINGS
6.1k
Views
Synopsis
Leyana kembali mengajak adik kembarnya Feyana untuk memainkan permainan berganti peran seperti masa sekolah mereka dulu. Tentu saja hal ini di tolak tegas oleh Feyana. Mungkin dulu mereka bisa dengan gampangnya menipu satu sekolah dalam permainan ini, bahkan Papa dan Mama mereka juga bisa mereka kecoh. Tetapi itu dulu, saat ini semua pasti dengan mudah bisa menerka bahwa mereka telah berganti tempat. Bagaimana tidak, sifat Leyanan dan Feyanan sangat bertolak belakang. Leyanan tertarik pada dunia bisnis, Leyana di percaya oleh Papa mereka menjadi pewaris Mikatana Group, perusahaan besar yang menguasai dunia bisnis dan industri di Negara Y. Leyana adalah tipe wanita supel, mudah bergaul, sangat ceria dan sangat pandai memanfaatkan kecantikannya. jadi jangan heran kalau Leyana memiliki banyak teman wanita dan di kejar para pria. Jangan di tanya berapa panjang daftar antrian pria yang berharap bisa menjadi pacarnya. sementara Feyana, lebih tertarik pada benda-benda purbakala. Feyanan sangat gemar membaca dan meneliti tentang benda cagar budaya, sehingga wajar saja sekarang Feya berhasil menduduki kursi pimpinan tertinggi pada Lembaga Penelitian Benda Cagar Budaya di Kota M. Feyana sama cantiknya dengan saudara kembarnya Leyana, tetapi Feyanan bukanlah tipe wanita yang supel, mudah bergaul, ceria dan pandai memanfaatkan kecantikannya untuk memikat pria. jadi, jangan heran kalau teman wanita Feyana hanya beberapa orang saja dan untuk masalah pria, Feyanan tetap setia dengan status jomblowatinya. Sangat jelas bukan kenapa Feyana kali ini menolak permintaan kembarannya untuk berganti peran. Semua hanya akan menjadi hal konyol yang akan membuat masalah bagi Feyana. Tetapi bukan Leyana namanya kalau tidak berhasil membujuk sang adik untuk bermain bersamanya. Sungguh Leyana dan Feyana tidak menduga apa yang akan terjadi akibat dari permainan mereka ini. Akan ada cinta yang tersakiti, akan ada air mata kekecawaan, dan bahkan mungkin akan ada scandal besar. Lantas siapa yang harus disalahkan? Yang jelas ini semua adalah permainan peran.

Table of contents

Latest Update2
24 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - 1

Leyana Magdalena Permana, gadis cantik dengan kulit putih yang memiliki rambut panjang berwarna coklat ini sedang fokus pada map file biru yang terletak di meja kerjanya. Sepertinya data calon rekanan pada proyek pembangunan Mall di Kota B cukup banyak peminatnya. Leya, begitu dia biasa di sapa benar-benar tenang membaca satu-persatu kelengkapan data calon rekanannya. maklumlah sebagai pewaris Mikatana Group, perusahaan besar yang menguasai segala bidang industri dan bisnis di negara Y, dia tidak boleh gegabah. keputusan siapa yang menjadi rekanan perusahaannya telah dipercayakan sang ayah padanya.

"Wina, coba kamu bawa seluruh berkas perusahaan Yayo keruangan saya". Terdengar perintah Leya pada Wina sekretarisnya melalui telepon yang tertata di meja kerjanya.

Bergegas Wina masuk ke ruang kerja Presdir, "ini Bu semua berkas yang anda minta". Wina menyerahkan satu bundelan besar berisi berkas perusahaan Yayo.

"Ada lagi Bu yang bisa saya bantu?" tanya Wina saat melihat sang presdir langsung larut dalam bahan bacaan barunya.

"sementara cukup, kamu boleh keluar". Jawab Leya singakat.

"Maaf Bu, sudah hampir jam makan siang. Apa tidak sebaiknya saya pesankan menu makanan untuk Ibu?". Wina berusaha mengingatkan presdir cantik yang gila kerja itu.

Leya melihat jarum jam pendek dan panjang yang menghiasi bagian dalam jam tangannya. "Sepertinya saya tidak lapar Wina". Jelas Leya pada sekretarisnya.

"Memang belum lapar atau karena berencana tidak mau makan Bu?" Tanya Wina penasaran.

Sesaat Leya menghentikan aktivitas membacanya. Disandarkannya tubuh langsingnya pada sandaran kursi kerjanya. "Saya bosan Wina makan menu di luar. Saya rindu makanan olahan rumah, tapi karena pekerjaan sedang banyak-banyaknya saya belum bisa mengunjungi orang tua untuk menikmati masakan Mama". Jelas Leya sambil menatap mata Wina.

"Emm, apa Ibu mau mencicipi masakan saya? memang hanya makanan sederhana Bu tapi asli masakan saya sendiri". Senyum Wina pada majikannya itu.

"Oya, kamu bisa masak Wina?" Tanya Leya tidak percaya.

"Hahaha", tawa pelan Wina saat mendengar suara tidak percaya sang majikan. "Iya Bu, saya bisa masak. Seperti yang saya jelaskan tadi Bu, hanya masakan sederhana. Masakan kampung saja. sejak kecil saya sudah terbiasa melihat Mama mengolah makanan menjadi menu enak untuk kami. Saat umur empat belas tahun, Mama memberi izin pada saya untuk mencoba memasak sendiri menu-menu yang saya suka dan akhirnya saya jadi bisa memasak Bu". Ujar Wina.

"Dan sekarang menu makanan di rumah untuk suami dan anak mu, apa kamu juga yang memasaknya?" Leya sangat penasaran untuk tahu.

"Benar Bu, saya selalu menyiapkan menu makanan untuk suami dan anak saya. Tetapi saat kita terpaksa lembur, maka si Mbok yang akan membantu saya memasak". Wina tetap sabar menjawab pertanyaan sang presdir.

"Luar biasa kamu Wina, kamu bisa memasak ternyata. Saya kagum padamu". Ucapan tulus Leya pada sekretarisnya. Bukan tanpa sebab Leya memuji Wina dengan kemampuan memasaknya. Sebab dia sendiri di usia 27 tahun tidak pernah mengerti cara memasak. Bahkan memasak nasi menggunakan alat listrin saja dia tidak bisa apa lagi harus mengolah jenis rempah-rempah, sayur-mayur, ikan, daging atau umbi-umbian untuk dijadikan makanan.

Wina tersenyum mendengar pujian majikannya, "Ibu terlalu berlebihan. Bukankan wajar seorang wanita bisa memasak?"

Leya terdiam, kata-kata Wina barusan terasa menohok ke hatinya.