"Sudah, Om. Banyak anak yang terlahir dari keluarga broken dan bahkan jauh leb
Axel terpaku mendengar penuturan Jevin, dia begitu bijak sana menjadi seorang pria yang sudah kehilangan sang adik. Seolah, dia tidak memiliki dendam dan kebencian sama sekali pada om Rafi dan juga tente Yulita. Andai saja, Axel yang berada di posisi itu, pasti dia sudah sangatsedih dan kehilangan akal sehatnya. Begitu mendengar berita kematian Alea, pasti dia sudah bersorak.
Seorang pria menepuk Pundak Jevin dan berkata, "Aku salut sama kamu. Kau luar biasa hebat dan sangat bijak sana dalam menyikapi segala hal!"
Jevin menolah. Ternyata itu Axel, ia tersenyum tipis dan berkata, "Masalahku kan dengan Alea. Om Rafi dan tante Yulita tidak tahu akan hal ini. Mana mungkin aku membenci dan menuntut mereka?"
"Aku tahu. Tapi, mereka adalah kedua orangtua Alea."
"Kamu oercaya atau tidak, sesedih-sedihnya aku kehilangan Intan, mereka jaug lebih sedih dan terpuruk dariku," ucap Jevin berusaha agar tetap tegar.