Axel menarik tubuhnya dari Wulan dan meniru pertanyaan dari Wulan. Apa? Ambigu? Baiklah! Aku akan terang-terangan agar semuanya jelas. Pria itu mengeluarlan sesuatu dari dalam saki celanyanya. Sebuah box kecil merah velvet berbentuk hati. "APakah kau mau menikah denganku, Wulan? Menghabiskan sisa usiamu bersamaku untuk selama-lamanya?" ucap Axel sambil membuka box itu, berjongkok, mengangkat benda yang di dalamnya adalah sebuah cincin berlian yang sangat indah.
Wulan terharu dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Axel… apakah kau melamarku?" tanyanya dengan air mata yang menetes di kedua sudut netranya.
"Iya. Aku melamarmu. Apakah kau mau menikah denganku?" tanya Axel lagi. Lebih jelas dan blak-blakan.
"Kenapa, Xel? Kamu tidak menunjukkan sikap romantis padaku selama ini, kok tiba…. "
"Wulan, cepat katakana! Kamu mau apa tidak. Capek aku begini terus, kakiku terasa kesemutan," ucap Axel langsung memotong kalimat yang Wulan katakan.