"Jangan takut, Alea… jangan takut. Sebentar lagi, Andra akan datang padamu, dan semua akan baik-baik sajam oke?" gumam gadis itu seirang diri sambil menghapus air mata di kedua pipinyasecara bergantian.
Kembali ia menekuk tubuhnya, menyembunyikan wajah di atas lutut yang tertekuk seerta kedua tangan mentup rapat agar dia tidak mendengar suara-suara aneh yang membuat dirinya semakin takut.
Selama kurang lebih dua jam Alea mberusaha keras menenangkan diri. Sampai sebuah panggilan masuk ke dalam ponselnya. Buru-buru gadis itu meraih benda pipih yang ia letakkan di sebelahnya dan mengangkatnya. Sebab, satu-satunya orang yang tahu kalau itu adalah nomornya hanyalah Andra. Bukan yang lain.