Bu Yulita dan Raffi mengantarkan anak dan menantunya sehingga depan pintu gerbang.
"Ayah ibu kami kembali dulu," pamit mereka berdua.
"Iya kalian hati-hati di jalan ya jangan sering bertengkar dalam rumah tangga itu jika salah satu emosi yang satu harus bisa meredam nya. Harus ada yang mengalah. Seringlah datang kemari apabila kalian ada waktu," ucap Yulita.
"Iya, Ibu. Terimakasih," jawab Chaliya. Sejak dulu dia sangat menyayangi dan menghargai ibunya. Apalagi sekarang, nasehatnya benar-benar dia dengarkan karena di matanya wanita Yang telah memberi nasehat kepadanya tidak hanya bisa berbicara tapi dia sudah melalui banyak hal.
Jika ada banyak wanita hebat di dunia ini maka ibunya lah yang paling hebat.
Menafkahi anaknya seorang diri meskipun memiliki suami. Dan tetap bisa bersabar dan bertahan meskipun suaminya menduakannya dengan sahabatnya sendiri.
"Ya sudah hati-hati di jalan ya._
"Baik, Ayah. Terimakasih."