"Tidak masalah. Lain kali kamu hanya perlu memelankan volume suaramu saja. Mari, makan!" ajak Samuel.
Arabella memajukan wajahnya, dan memainkan jari telunjuknya, memberi isyarat supaya Samuel mendekat padanya.
"Hey, Dokter! Berapa harga makanan ini semua? Uang di dalam tas ku hanya cukup untuk membayar satu porsi steak tempe dan segelas teh manis."
Samuel yang semula mengarahkan telinga kanannya ke wajah Arabella, langsung menoleh dan memandang wajah gadis itu. Seketika ekspresi wajahnya menjadi berubah sedikit aneh.
"Aku bertanya padamu. Kenapa kok malah diam dan menatapku seperti itu? Jangan hanya gara-gara kecerobohan mu hari ini, nanti aku jadi tukang cuci piring, ya?" omel Arabella.
Mendengar ucapan yang ini sama atau tidak bisa lagi menahan untuk tidak tertawa.