"Brak!" Chaliya terkejut dan langsung menoleh ke arah meja rias. Nampak olehnya sosok rambut panjang berdiri di sana.
Melihat sosok yang berdiri membelakangi dirinya, tubuh Chaliya, mulai dari leher hingga kaki terasa sangat kaku dan susah sekali untuk digerakkan. Ia juga merinding karena bulu kuduknya yang.
"Ke... Kenapa kau ke sini? Pergi!" teriak Chaliya, denhan berat.
Wanita itu menoleh. Menunjukkan senyumannya pada wajahnya yang cantik dan nampak berseri itu. "Kamu tenang, Alea! Jangan takut. Aku datang ke sini bukan untuk menyakitimu. Tapi, untuk mengatakan, bahwa apa yang terjadi denhan Rajatha di masa depan, itu adalah hukuman untuk Axel. Aku sengaja menerormu, supaya kau mau melakukan apa yang aku pinta."
"Apa maksud kamu? Apakah setelah proses fisika memberikan penawaran pada bayi itu masih ada kemungkinan dia akan terus menyukai darah?" tanya Chaliya. Dia bisa sedikit lebih rilex. Berbicara juga tak seberat sebelumnya. Entah, rasa takut itu lenyap ke mana.