Sesampainya di rumah, Elizabeth langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia masih belum ingin bertemu dengan siapapun, apalagi dengan Axel. Ia terus mengunci diri sampai kedua anak dan menantunya tiba, dia juga tak menggubris mereka di luar kamar yang terus memanggilnya sejak tadi.
"Ma, ini sudah saatnya makan malam. Ayo keluarlah! Kita makan bersama," bujuk Axel.
Hasilnya nihil. Masih sama seperti sebelumnya. Elizabeth tidak menyahut sama sekali.
Merasa khawatir dengan kondisi Kesehatan ibu mertuanya, Lina pun mendekati kamar Elizabeth, lalu memandang Axel. "Apakah mama tidur?" tanyanya lirih.
Axel mengelengkan kepala. "Aku tidak yakin. Mungkin dia sangat marah dan kecewa sama aku," ucap pria itu.
Lina terpaku. Bingung harus berbuat apa dan berkata apa. Melihat wajah Axel yang begitu menyedihkan dia juga tak tega. Tapi, dia buknlah wanita yang bisa menaklukkan hatinya, bukan pula wanita yang bisa memberikan dirinya ketenangan dan kedamaian pada hati pria itu. jadi, bisa apa dia?