"Pak! Di mana etika dan sopan santunmu sebagai tamu? Datang bukannya salam langsung main peluk. Belum juga aku suruh masuk sudah minta aku menikah denganmu. Maksudmu itu, apa?" protes Chaliya.
"Aku tidak memiliki maksud apapun. Maafkan Aku, selama ini aku mengira kalau sudah tidak.... " Sengaja Axel menggantung kalimatnya dan meneruskannya. Bukan dia mau sosok misterius atau membikin wanita dihadapannya penasaran. Tapi, dia takut obrolannya didengar oleh mamanya di dalam sana.
Chaliya memutar kedua bola matanya. "Jadi, seburuk itukah saya di benak anda? Jadi itu alasan Anda kenapa begitu berani bertindak dan melakukan hal yang tak seharusnya Anda lakukan pada perempuan yang belum menjadi istri anda. Bukan karena cinta tapi hanya membuktikan apa yang telah anda pikirkan?"
"Tidak begitu Chaliya. Maaf aku memang aku salah. Aku khilaf. Tapi percayalah aku benar-benar mencintaimu tulus dari hatiku yang paling dalam. Maukah kau menikah denganku?" tanya Axel, serius.