Dari balik jendela kaca ruang ICU Chaliya mengintip Andra yang masih terbaring lemah tak sadar dengan banyak alat yang menempel pada tubuhnya. Ia sudah tak bisa lagi menitikkan air mata. Hari-hari yang indah itu seolah terlalu cepat berlalu.
"Ayo, sembuhlah, Ndra! Kau yang begitu keras kepala harusnya bisa dengan mudah kan melawan penyakit ini? Lihat dirimu! Ini bukan lah sosokmu yang kuat. Di mataku kau tetaplah andra yang kuat dan begitu selamanya. Sembuhlah, Sayang. Agar kita bisa segera melaksakan pernikahan kita yang tinggal beberapa minggu. Kau, bisa kan?" ucap Chaliya seorang diri.
Derap langkah kaki lebih dari satu orang berjalan kompak dan cepat mendekati dirinya. Cepat-cepat Chaliya menghapus air matanya. Awalnya dia mengira siapa? Tapi, ternyata seorang dokter dan dua orang perawat yang masuk ke ruang ICU itu adalh dokter yang menangani Andra.