Siapa pun berhak, persetan dengan cacian dan komentar orang, aku yakin dan aku mampu. Pernikah ku dan Lai akan segera di laksanakan.
Jadi pengen nyanyi
"bila nanti ku sanding dirimu miliki aku ... (song)
"kamu lagi apa?, kok joget-joget gitu," tanya ibu heran.
"nggak buk nggak lagi apa-apa, " sumpah malu nya sampai ubun-ubun.
Acara pernikahan kami tidak banyak di hadiri orang, hanya aku ibu dan beberapa keluarga dari aku dan lai. Ayah tidak datang, nenek pingsan di ruang tamu kakek datang walaupun ia tidak senang.
Keputusan yang berat namun aku akan tetap melaksanakan tekad ku. sekarang aku sedang menunggu bidadari ku, sebentar lagi ia akan keluar dari kamar nya. entah bagaimana bentuk nya yang pasti ia akan sangat terlihat cantik.
Pak penguhulu dan pak ahmad sudah di hadapan ku, sebentar lagi aku kan melaksanakan sunnah rasulullah yaitu menyempurnakan setengah agama ku. gini gini aku tahu banyak tentang agama, aku lebih alim dari yang mereka kira.
"sssst..ssstt," ibu memberikan kode.
aKu tidak mengerti sampai aku melihat ke arah pintu kamar Lai. Lai keluar dengan gaun pengantin sederhana namun di kemas dengan sangat anggun dan cantik ,Itu dia bidadari ku.
Lai kemudian duduk di belakang ku. pak penghulu sudah bicara pernak pernik tentang pernikahan dan aku mendengarkan nasehat nya dalam balutan khutbah nikah dengan baik dan seksama. Karena aku akan menjadi seorang kepala keluarga tentu aku akan mendengarkan nasehat penting ini dengan sebaik-baiknya.
Nasehat itu berlangsung Beberapa menit dan akhir nya waktu itu tiba juga. Aku menjabat tangan pak Ahmad pasti, mengucapkan akad janji seumur hidup bersama Lai dengan lantang dan penuh kehidmatan.
Hingga Semua berkata "SAH."
Aku bersyukur kepada Allah atas semua nya. aku harap aku mendapat pahala dari apa yang telah aku lakukan ini. Lai adalah bidadari yang aku dapat tanpa sebab yang aku inginkan dari nya. sebab aku suka Lai hanya satu. CINTA.
Cinta tidak se sederhana kita mengatakan jika harus bahagia di malam pertama. Aku tetap bahagia di malam pertama walaupun tidak mendapat kan keperawanan, sesasi itu tetap luar biasa dan tentu di balut dengan suasana indah karena kami sudah sah menikah.
Pengang.
Pelukan.
Obrolan.
Kata-kata indah menjadi ladang pahala.
Udah ah Kasihan sama yang jomblo....wkwkwkwk
Ya begitulah malam pertama kami,kalo pasangan pada umum malam pertama itu berdua maka aku sedikit berbeda, kami bertiga. Aku tidak menyesal dan aku tidak rugi sedikit apapun, yang aku inginkan hanya hidup bersama Laila. aku berjanji akan menyangi anak di dalam perut Lai seperti anak ku sendiri. Ia hanya anak yang tidak tahu apa-apa, biarlah aku menjadi ayah nya selama nya.
Sekarang hanya aku, aku harus berusaha menjadi orang sukses agara bisa menghidupi Lai dalam kehidupan yang layak.Tidak terlunta- lunta di jalanan atau berada dalam kemiskinan. Namun untuk sakarang aku belum mampu, aku harus tama SMA dulu baru bekerja dan menghasilkan banyak uang.
***
"Fa kamu tidak usah khawatir, kami punya cukup uang untuk membuatkan kalian usaha." kata ayah dan ibu mertua.
Nah ini, aku senang senang sekali bisa mendapat kan fasilitas yang di janjikan ayah dan ibu mertua tapi sudah lah itu milik mereka bukan milik ku.
Aku menatap ayah dan ibu mertua berbinar, "terimakasih ayah dan ibu tapi aku akan membuat usaha ku sendiri tanpa bantuan kalian, " kata ku yaki.'
Mereka tersenyum, "hebat kamu Fa kami salut," puji mereka berdua.
lah lah lah...
Bukan itu yang aku ingin kan ayo tambah lagi ibu mertua. Hahah siapa yang tidak ingin fasilitas mewah gratis, mubazir kalo di sia siakan, yang tadi cuman taktik.
"tapi tetap saja sebagai rasa terimakasih kami terimalah fasilitas yang kami sediakan, kami akan tambah lagi jumlah nya. rumah, usaha dan tanah silahkan kamu olah bersama Lai. o ya satu lagi rumah ibu yang ada di Brunai boleh di ambil berserta tanah dan sawah nya semua nya untuk kalian."
Aku sampai melotot mendengar nya, aku tidak menyangka mertua ku sekaya ini, "baiklah kalo kalian memaksa, terimakasih ayah ibu."
"syukurlah kalo kamu mau, kebahagian kalia adalah kebahagian kami juga." sambung ayah dengan nada bijaksana.
Ini nama nya taktik, hahaha eh jangan salah sangka ya aku bukan nya matre, tapi aku butuh itu untuk menghidupi Lai dan anak nya. dengan keadaan ku sakarang mereka pasti menjadi gembel jika tidak ada bantuan dari orang lain.
"plus bulan madu ke luar kota, "tambah ayah mertua.
Aku bener-benra terharu, inilah balasan anak soleh. Aku mencium tangan ayah dan ibu mertua berbinar, "terimakasih ayah, ibu."
Ibu tersenyum, "sama-sama Fa, itu semua belum cukup untuk membalas kebaikan mu, kamu menyelamatkan masa depan Lai."
***
Hari kedua kami menikah, aku harus segara masuk sekolah. Pagi-pagi sekali aku bangun, aku lihat Lai masih tertidur pulas. aku melihat jam menunjukan pukul lima pagi.
"sayang bangun shalat subuh, "panggil ku pelan di telinga nya."
Lai berlahan membuka mata nya dan menatap ku penuh cinta, "iya aku bangun Fa."
"Fa? kita udah nikah Lo."
"O iya sampe lupa, iya sayang."
"nah gitu dong."
Oh Indah nya bersama orang yang kita cinta. Kami kemudian shalat subuh 2 rakaat dan memanjatkan doa agar kami tetap di dalam lindungan nya dan di beri keselamatan serta kebahagian dunia akhirat. Lai mencium tangan ku, rasa nya aku sudah menjadi suami soleh sedunia saat ia mencium tangan ku.
"aku harus masuk sekolah hari ini, kamu jangan rindu yah nanti aku akan pulang cepat."
Lai menatap iba, "sayang Yang kuat ya."
"siap, aku tidak peduli tentang ocehan mereka yang penting aku bisa tamat dan kita akan selalu bersama."
Lai tersenyum manis, "sini peluk dulu."
Kami berpelukan dalam suasana cinta, aku merasa nyaman, walaupun nanti akan banyak pasang mulut yang mengoceh tentang aku karena Laila aku menjadi siap.
***
Jika kita baik maka akan ada hadiah menarik di ujung nya. namun itu bukan meminta balasan, melaikan bonus dari kebaikan mu.
faul