Chereads / Sincere Love / Chapter 5 - Part 5

Chapter 5 - Part 5

*•~•~•~•~•~•~•~•*

Selαmαt membαcα

READERS💜

*•~•~•~•~•~•~•~•*

Kejujuran adalah ketentraman, dan kebohongan adalah kebimbangan.

Pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan umat, sedang pengkhianat yang paling keji yaitu pengkhianatan pemimpin.

Masih flashback ya

°

°

°

°

°

°

"Kau akan melupakannya setelah apa yang kita perbuat, itu tidak akan pernah terjadi aku mencintaimu Sin" teriak pria itu, ia menghampiri dan memegang tangan wanita itu. Teriakan pria itu sampai kedengar keluar gudang.

"Tapi ini demi kebaikanmu Ron" wanita itu memegang erat tangan pria itu dengan wajah puppy eyesnya.

"Kebaikan macam apa ini, sungguh ini yang membuatku takut aku takut kehilangan kamu sin" pria itu menyimpan tangan nya di kedua pipi wanita itu.

"Aku yakin kamu pasti bisa melupakan semua yang pernah kita lakukan bersama, pergilah dan lupakan aku, di luar sana masih banyak yang jauh lebih baik dariku, dan terima kasih selama sebulan ke belakang kau selalu ada dan menemaniku di saat aku ke sepian" wanita itu melepaskan kedua tangan pria itu di pipinya dan memegangnya dengan erat.

Kata-kata wanita itu makin membuat pria itu murka, dia melangkah makin mendekat dan mengurung tubuh wanita itu diantara dirinya dan tembok dinding. Wanita itu bisa merasakan aroma napasnya yang berbau mint, mungkin karena permen yang sering pria itu makan.

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu sayang" bisik pria ditelinga wanita itu.

Pria itu memegang tengkuk dan mencium wanita itu dengan perlahan yang dapat menggairahkannya.

Wanita itu sadar pria dihadapannya menyentakkan dagunya dan ciuman yang panas dan brutal mendarat di bibirnya. Wanita itu memberontak namun sia-sia, pria itu menggigit bibir bawahnya sehingga bibir pria itu bisa masuk dengan leluasa, wanita itu menerima dengan pasrah dan ikut memejamkan matanya meresapi ciuman demi ciuman yang semakin memanas.

Ckleekk

Pintu gudang terbuka dengan perlahan, saat orang yang membuka pintu menyadari bahwa di dalam ada orang, ia segera menutup pintu itu sebelum ketahuan oleh mereka.

Orang itu mengintip di balik pintu gudang yang terbuka sedikit, orang itu melihat mereka sedang berciuman dengan mesra ia mengintipnya dengan tatapan tajam.

Mereka berdua sangat fokus dan meresapi ciuman itu sehingga mereka tidak menyadari bahwa pintunya tadi terbuka dan ada yang menatap kearah mereka dengan tajam.

SIALAN!!mereka berani-beraninya bermain di belakangku DASAR BRENGSEK!! Argghh. Bathin orang itu, dia adalah Rey.

Rey tidak percaya atas semua yang telah ia lihat, ia sangat marah dengan semua penghianatan yang telah dilakukan mereka kepadanya.

Brrakk

Pintu terbuka sangat keras dan membentur tembok dinding dengan keras.

"SEDANG APA KALIAN BERDUA DISINI!!" teriak Rey dengan penuh penekanan dan tersenyum sinis kearah mereka.

Seketika mereka kaget melepaskan ciumannya itu dan mereka menelan bulat salivanya masing-masing saat melihat kearah pintu keluar terdapat Rey yang sedang berdiri tegak dan melihat kearah mereka dengan tatapan tajam penuh kebencian. Jarak mereka langsung berjauhan saat mengetahui ada Rey.

"A a-nu ki ki-ta ber-dua—–" ucap wanita itu Sindi dengan terbata-bata.

"—Cukup tak perlu kau jawab, aku sudah melihatnya dengan jelas" Rey menghampiri pria itu. Sindi terdiam dan menunduk menangis.

"Aku tak menyangka, orang yang begitu aku PERCAYAI sejak kecil MENGHIANATIKU dari belakang, DASAR BRENGSEK! Sahabat macam apa kau" ucap Rey dengan penuh penekanan, amarahnya tidak bisa dia tahan lagi.

Buakk...

Buukk...

Buakk...

"Rey berhenti aku mohon ini semua salahku" Sindi menangis sesenggukkan dan memegang tangan Rey, tapi dihempiskan olehnya. Rey terus menghajarnya tidak peduli akan semua omongan Sindi.

Pria itu tidak membalas sama sekali pukulan dari Rey, saat ini pria itu sedang tergeletak di lantai dengan darah di hidungnya dan luka-luka di bagian tubuh lainnya, Rey mengakhiri pukulannya tersebut karena Sindi menahan dan memeluknya dari belakang dengan erat, padahal dalam hatinya ia belum puas menghajarnya.

"Aku mohon tahan amarahmu Rey, iya kami tahu kami berdua salah padamu, lebih tepatnya aku yang memulai semua ini" Sindi menangis terus memeluk erat Rey berusaha menenangkannya.

Rey menangis air matanya tak sanggup lagi ia tahan, sedangkan pria itu Roni sahabatnya Rey ia masih tergeletak di lantai tak berdaya.

"Rey dengarkan penjelasanku aku mohon dengarkanlah aku akan ceritakan semuanya tentang kita" Sindi melepaskan pelukannya dan membawa Rey duduk di lantai dekat Roni yang babak belur karena dihajarnya. Rey duduk dan mendengarkan penjelasan dari Sindi, meskipun ia terpaksa duduk di dekat penghianat ini demi dirinya sendiri akan hubungan Roni dengan Sindi yang sebenarnya.

"Selama kamu di Amerika, banyak hal yang buruk menimpaku dari hal yang kecil sampai hal yang besar dan itu semua aku tutupi darimu karena aku tidak mau menambah beban pikiranmu yang membuatmu tak fokus mengurus perusahaan. Rey aku sangat takut saat para preman menculikku dan akan memperkosaku tapi untung di saat itu Roni datang menolongku, atas kejadiaan itu aku mengalami trauma selama satu minggu lebih dan Roni lah yang selalu ada untukku dia selalu menenangkanku disaat aku teringat kejadian itu, dia yang selalu ada disaat aku sendiri, dia yang selalu siap disaat aku membutuhkannya" Sindi menghela napas panjang di sela perkataannya.

"Aku kirim pesan setelah seminggu baru kau balas, aku telepon kamu ga diangkat, aku selalu menunggu kabar darimu hampir setiap menit dimana pun aku berada, tapi kamu mengabariku hanya sesekali itu pun hanya sebentar aku tahu kamu sangat sibuk dengan pekerjaanmu, setidaknya kau mengirim pesan walaupun itu singkat tapi itu dapat membuatku bahagia Rey tidak terlalu khawatir padamu, awalnya aku sabar menunggu kabar darimu tapi entah kenapa hari demi hari aku sangat marah padamu dan mulai bosan dengan ini semua. Sedangkan disisi lain entah kenapa rasa itu muncul tiba-tiba aku mencintai dia yang selalu ada untukku dan membantuku disaat aku terjatuh, ia aku sangat mencintai dia Roni sahabatmu, kami pun saling mencintai satu sama lain"

Sindi terus menceritakkan semuanya dengan jelas dari awal masalah yang muncul, keluarganya yang menjodohkannya, dan masalah yang lainnya.

Rey menangis karena ini semua juga akibat dari dirinya sendiri yang kurang perhatian kepada Sindi dan lebih mementingkan perusahaannya dibanding Sindi kekasihnya. Tetapi, Rey ia masih marah kepada Roni dan Sindi meskipun telah memaafkan mereka tapi sakit hati atas penghianatannya masih belum ia terima.

Esoknya Rey pergi ke Bandung untuk mengurus cabang perusahaan milik ayahnya dan meneruskan kuliahnya yang hanya sisa satu semester lagi disana. Atas permintaannya tiba-tiba dengan berat hati kedua orang tuanya dan adik-adiknya mengizinkannya pergi ke Bandung.

Flashback off

*~•~•~•~•~•~*

Jangan lupa vote & komen ya

READERS 💙

*~•~•~•~•~•~*