Dia benar-benar ada disini. Satu kelas dengan Frisya. Gadis kecil itu terpaku, menampilkan ekspresi datar untuk menutupi keterkejutannya. Yah, seperti biasa Frisya selalu memasang wajah datar yang sulit diartikan.
Dia bukanlah gadis yang ceria, namun selalu bahagia dalam dunia imajinasinya. Lebih memilih menyendiri daripada bermain dengan teman-temannya.
Tapi entah mengapa seulas senyum terlukis di wajah gadis itu setelah lama memperhatikan anak laki-laki yang berdiri dengan jarak tiga meja dengannya.
Frisya tak tau apa yang membuat hatinya sangat gembira saat menatap anak itu. Bahkan ia tak bisa menahan senyuman seperti biasanya.
====
Hari demi hari berlalu, tak ada yang berubah di hidup gadis itu. Kecuali dia yang selalu bersemangat untuk pergi ke sekolah. Sejak melihat anak laki-laki itu ia lebih ceria, lebih semangat belajar. Efrandy Rudiansyah. Sebuah nama yang saat ini sangat spesial untuk Frisya.
Frisya selalu memperhatikan Efrand dari tempat duduknya. Senyuman itu sangat manis. Bahkan Frisya pun yakin jika senyumannya tak seindah itu. Namun ketika melihat matanya, ada sesuatu yang berbeda. Seperti sebuah kesedihan yang mendalam.
======
Bertahun-tahun Frisya memendam rasa. Tak ada yang tau selain dirinya dengan Tuhan. Ia sekarang sudah duduk di kelas 4. Tapi tak pernah berani untuk mendekat dengan Efrand. Bahkan hanya sekedar menyapa saja ia tak punya nyali.
Tapi satu fakta yang ia ketahui setelah beberapa tahun satu kelas dengannya. Efrand bukan murid yang bodoh karena ia sangat aktif di kelas dan dapat peringkat 10 besar. Lalu apa yang membuatnya tinggal kelas? Apa ini takdir untuk mempertemukan mereka? Tidak ada yang tau dengan hal itu.
Tringg...
Bel istirahat berbunyi. Semua siswa keluar kelas. Frisya juga akan keluar entah mau apa ia juga tidak tau. Baru beberapa langkah dari bangkunya, matanya tertuju pada seorang.
' Mengapa ia tak beranjak dari tempat duduknya? Apa ia tak ingin bermain dengan yang lain?' Gumam Frisya dalam hati.
" Kamu enggak keluar?" Entah datang dari mana keberanian gadis itu untuk bertanya.
" Enggak, lagi asyik baca" Seulas senyum ditujukan untuk gadis itu. Mungkin sekarang wajahnya memerah menahan rasa malu dan gembira. Setelah bertahun-tahun akhirnya mereka bisa ngobrol.
"mmmm...buku apa itu? Apa sangat bagus?" Frisya telah duduk di sebelah Efrand yang memang tempat itu kosong. Dan Efrand pun tak keberatan dengan keberadaan Frisya disampingnya.
" Oh. Ini buku sejarah. Peristiwa pemberontak G30S/PKI, DI/TII, dan masih banyak lagi. Ceritanya seru, awalnya tuh....." Efrand sangat bersemangat menceritakan isi buku itu pada Frisya. Tentu saja Frisya sangat senang karena bisa dekat dengannya, karena itu dia mencoba mendengarkan dengan baik.
Mendengar cerita darinya dengan duduk disampingnya dan bisa melihat dengan lekat wajah tampan itu, membuat hatinya sangat bahagia. Rasanya seperti ribuan kembang api meledak bergantian dengan meninggalkan bentuk yang cantik di hatinya.
" Gimana? Serukan?" Tanya Efrand dengan mata berbinar.
" Ah...eh iya,seru. Kamu dapet buku ini dimana?"Jujur dia sedikit gugup.
" Aku pinjam dari perpustakaan"
" Kalau begitu besok aku juga mau cari buku sejarah" Kata Frisya sembari mengembangkan senyumnya.
* Lanjut nggak nih? please tinggalin jejak komentar atau apa saja biar author tau:)
Cerita sebenarnya belum dimuai