"Yobi!!! jaga mulut mu itu!!!", seru Arin dengan tegas kepada Yobi.
"Mulut ku? ... dia yang harus jaga perbuatan nya itu?!", bantah Yobi.
"Yobi ... aku tau ... kau suka sama kak Fuyu kan?", pertanyaan Arin yang membuat api amarah Yobi padam seketika itu juga.
"Ohh ... hanya karena kau melihat ku makan bersama nya di kantin bukan berarti aku menyukainya ... kau tak berubah Yobi ...", kata Kazura dengan wajah datar nya lalu melangkah keluar dari kelas menghindari keributan yang berlanjut.
Kazura berjalan menaiki tangga untuk menuju ke atap sekolah. Tempat yang biasa nya sepi dan diminati banyak siswa saat sedang bermasalah di kelas. Saat sampai di atap gedung sekolah ia lagi lagi bertemu seorang gadis.
Gadis eropa dengan mata biru dan rambut pirang panjang dengan gaya pony tail. Ia mengenakan kemeja lengan panjang warna putih dan rok hitam se lutut. Kazura yang melihat mata biru yang hampir sama dengan milik nya itu seakan membekukan diri nya.
"Mirai? ..."
Boomm!!! ...
Ledakan besar di sertai kepulan asap hitam menutupi atap gedung SMA Asakura. Gadis misterius tadi melompat dari atas gedung dan mendarat di depan pintu masuk sekolah tanpa terluka.
Gadis misterius yang disebut Mirai oleh Kazura itu langsung berlari keluar dari gerbang sekolah. Sementara itu para guru dan siswa yang mendengar ledakan yang disebabkan Mirai langsung berlari ke atap sekolah.
Arin yang pertama sampai di atap sekolah karena memang ingin menghampiri Kazura setelah meredakan amarah Yobi. Atap sekolah yang terbuat dari beton yang kokoh itu jebol dan membentuk lubang yang cukup besar.
Dan Kazura tergeletak dengan seragam nya yang berlumuran darah sembari menahan tangan kanan nya yang terus mengalirkan darah keluar.
"Kazura ... kamu kenapa?!!", Arin segera menghampiri Kazura dan meletakan kepala Kazura di pangkuan nya.
"Cih ... aku harus kejar cewek tadi ...", Kazura berusaha untuk bangkit sembari menahan rasa sakit di sekujur tubuh nya.
"Arin ... bilang ke semua nya kalo gak terjadi apa apa ... aku bakalan jelasin ke kamu kalo aku selamat", Kazura seakan melupakan rasa sakit nya dan melompat dari atap sekolah lalu berlari mengejar gadis yang ia sebut Mirai itu.
"Apa?! ... kenapa dia ...", Arin pun kembali berdiri dengan perasaan nya yang campur aduk.
Sementara itu Kazura terus berlari mengejar si gadis rambut pirang yang hampir membunuh nya itu. Ia seakan tak pedulikan luka yang ada di tangan kanan nya. Dan ia pun tak peduli diri nya menjadi pusat perhatian pejalan kaki yang melintas karena melihat seragam nya yang berlumuran darah.
Sesaat kemudian gadis itu berhenti di gang sempit di sela sela gedung yang sangat sepi. Gadis itu terhalang tembok ketika hendak melanjutkan langkah nya. Kazura pun menghalangi jalan nya untuk berbalik.
Dengan nafas yang terengah engah dan darah yang terus menetes ke tanah Kazura melangkah perlahan mendekati gadis misterius itu.
"Mirai!! ... kenapa?!", Kazura terus melangkah dengan perlahan mendekati Mirai.
"Berhenti!!!", Mirai berbalik dan menodongkan pistol ke arah Kazura dengan wajah datar nya.
"Hmm ... aku berhenti ...", kata Kazura dengan santai seraya menghentikan langkah nya.
Kazura kini hanya berjarak dua meter dari gadis misterius itu. Tapi Kazura tak memiliki kesempatan untuk melawan gadis itu dengan kondisi nya yang terluka parah.
"Pergi ... atau aku tembak kamu!", ujar Mirai mengancam dengan nada datar nya.
"Kenapa kau minta aku pergi kalau kau bisa membunuh ku sekarang?", tatapan tajam dari mata biru Kazura yang dingin itu tampak sangat menyeramkan.
"Aku mencintai mu ...",
Duar!!!
Mirai menarik pelatuk pistol nya dan membuat peluru bersarang di bahu kanan Kazura.
"Agghhh!! ... aku pernah merasakan rasa sakit yang lebih besar dari ini!", Kazura tetap berdiri tegak walau darah nya terus menetes ke tanah.
"Kenapa Mirai?! apa yang terjadi padamu!!!", Kazura berlari kearah Mirai dengan kecepatan bayangan nya dan menghindari dua lesatan peluru yang keluar dari moncong pistol Mirai.
Buak!!! Prak!!!
Kazura menendang tangan kanan Mirai yang menggenggam pistol nya itu hingga pistol nya terjatuh ke tanah. Dengan cepat Kazura mengeluarkan sebilah pisau yang disembunyikan di lengan panjang sebelah kiri seragam nya.
"Cih ... mata itu ...", Kazura menodong kan pisau tajam nya tepat di depan leher Mirai.