Chereads / JANJI MANIS SULTAN / Chapter 39 - Valentine Vs Ultah (1)

Chapter 39 - Valentine Vs Ultah (1)

Akhirnya kompetisi cheers bergulir dan Noni and gank meraih juara 2.Lalu hari Valentine datang juga. Noniku sibuk menerima banyak coklat dari secret admirer dia bahkan dua hari sebelum hari Valentine. Mana ada yang berani terang terangan kasih dia coklat depan aku atau trio curut. Dan kenyataan ini sukses membuat aku di ledek oleh curut curut.

"Siap siap ada yang nyalip!" cetus Obi menyebalkan.

"Ga akan ada yang berani!!" jeritku kesal.

"Oya??? Elo kelewat pede dan ngerasa ganteng banget!" ledek Roland.

"Lah emang ganteng!" kataku. Mereka kompak memutar mata.

"Ganteng doang kalo cement buat apa!" ledek Obi lagi.

"Kaya elo ga cement aja. Karin tayang tayang belum elo tembak juga!" ledekku malas.

Dia tertawa. "Minimal gue udah kasih dia coklat dan gue dapat ciuman dari dia" katanya bangga.

"Paling dia cium pantat lo!" jeritku kesal.

"Dih tau lo dia, Karin tayang tayang cium pantat gue, kan abis itu gue di oral sama dia di toilet" katanya gesrek.

"Oya??? Anak juragan minyak mah kelas berat. Trio cewe mahal sama kaya Sinta sama Noni gue. Mana mau ngoral elo yang burik!" ledekku.

Roland dan Omen yang dari tadi diam sontak ngakak. Sedangkan Obi cemberut.

"Yang burik tuh elo, di oral mulu ama mulut uler, gue sih ogah ... " ledek Obi bergidik. Aku diam sambil cengar cengir. Bayanginnya lagi aja aku males. Cukup sekali kalo lagu dangdut bilang sih.

"No ... aku cariin!!" suara Febry menjeda obrolan. Trio curut serentak menyingkir satu persatu. "Ngapain?" tanya ku malas.

"Besok kan valentine's day, kita candle light dinner yuk!! trus malamnya kan aku jadi bisa ucapin met ultah sama kamu" katanya lagi.

"Liat besok deh, anak anak mau tanding futsal" dustaku.

"Ya ga apa, kan kita perginya malam" katanya lagi.

Aku hanya diam, "Udah bel Feb,gue masuk kelas dulu" kataku bangkit dan sialnya dia mengikutiku sambil merangkul lenganku.

Sialan!! Cepat aja tangannya. Di koridor samping lapangan, aku bertemu Noniku sedang berjalan dari kantin dengan Karin dan Sinta.

"Kena loh!!" kataku menangkap tangannya setelah melepaskan tangan Febry di lenganku. Dia menjerit sambil tertawa tapi langsung diam karena melihat Febry di sebelahku.

"Cewe lo tuh!!" kata Karin membela Noniku yang berusaha melepaskan cekalan tanganku.

Aku melirik ke arah Febry yang sekarang senyam senyum peres.

"Ga apa Kar, Nino kan biasa gitu sama Queen" katanya menjilat.

"Oya??" ledek Sinta.

"Ayo cong!!" tarik Karin sambil menarik tangan Noniku sampai cekalan tanganku terlepas.

"Eh mau kemana? Bareng!!" kataku sambil menarik tangan sepasang sahabat ini lalu merangkul bahu mereka berdua kanan kiri.

"Lepas ga!!" kata Karin.

"Ga mau, gue mau rasain jadi raja minyak kaya bapak elo dengan gandeng dua cewe cakep" tolakku mengeratkan rangkulanku di bahu mereka. Sinta tertawa. Karin dan si Non cemberut.

"Gue ga No?" tanya Sinta.

"Tangan gue ga muat. Mau pake kaki" ledekku. Sinta tertawa lagi.

"Noh minta Rengga, biasanya elo menya menye sama Rengga. RENG!! SINTA NIH!!" jeritku melihat Rengga berjalan ke arah kami.

Sinta merona, "Ga jelas lo" jerit Sinta masih merona. Karin dan si Non cengar cengir melihat Sinta grogi depan Rengga.

"Anjir menang banyak" ledek Rengga dan tidak ada yang memperdulikan Febry. Dan Karin seperti di atas angin, melihatku cuek sama Febry. Cuma Noniku yang ga bersuara.

"Ayo ah masuk kelas, udah bel!!" kata si Noni akhirnya bersuara.

"Come on girls, Reng gandeng Sinta tuh kasihan, tangan gue ga muat!" godaku.

Sinta melotot tapi tidak menolak saat Rengga menggenggam tangannya. Persis Noniku. Cewe mahal ini memang ga gampang di rayu. Aku memperhatikan Sinta yang semakin grogi dalam genggaman Rengga. Aku merasa melihat mereka seperti melihat diriku dan si Non dalam versi lain. Kami berlalu menaiki tangga.

"Mampus si lampir!!" cetus Karin.

"Lampir?" tanyaku.

"Cewe lo noh, lupa lo malah sibuk rangkul gur sama Queen" kata Karin. Aku tertawa.

💘💘💘💘💘

Benaran No besok malam makan di bandar Jakarta?" tanya Noniku sewaktu pulang sekolah. Aku mengangguk lalu dia jerit jerit senang.

"Ayo ah pulang, keburu si lampir datang tar ribet minta antar pulang" keluhku mendorongnya masuk mobilku.

"Cewe elo itu INO!!" katanya meledek.

"Serah!!" kataku lalu menjalankan mobilku keluar komplek sekolah tepat Febry dan genk keluar pintu masuk sekolah.

Udah keenakan dia dari kemarin pas Noniku latihan cheers, aku anter pulang terus. Emang aku tukang ojek.

"No, mama kayanya ga akan ngasih keluar deh, malem banget!" keluhnya.

"Ngasih Noni, tenang aja, kan ga pergi berdua doang" kataku.

"Febry ikut?" tanyanya kaget. Aku tertawa, "Ya ga lah, ngapain!! Gue ajak trio curut" jelasku. Noniku langsung kelihatan lega,"Kirain!!" katanya pelan. Kami lalu terdiam.

"Non, elo ga suka ya sama Febry?" tanyaku. Dia menghela nafas pelan,"Bukan gitu. Ada juga dia yang ga suka gue. Kalo elo ga ada, gue takut sama dia" keluhnya.

"Dia jahatin elo?" tanyaku.

"Ga ... sih ... gimana ya ... dia kaya mau mendominasi elo Ino. Gue jadi serba salah. Gue deket elo, dia bete, kalo gue jauhin elo, gue yang bete"

"Alasannya elo bete?" cecarku.

"Ada deh ... " katanya sambil cengar cengir.

Aku tertawa, "Non ... elo sayang gue ga sih?" tanyaku.

Dia merona lalu menghela nafas,"Sayang ... banget malah ... tapi" katanya ampir seperti berbisik.

"Tapi apa?" kejarku penasaran.

"Ga ah ... tar kalo gue bilang ga ada bedanya gue sama cewe cewe bitchy elo dong" tolaknya.

"Maksudnya???" tanyaku lagi. Dia tetap diam.

"Non ... jawab apa??" tanyaku gregetan.

"GA!! GUE BILANG GA, YA GA, maksa amat sih!!" katanya benaran menjerit kesal. Aku menghela nafas pelan.

"Gue cuma penasaran Noni" kataku pelan.

"Percuma gue bilang juga, elo paling bakal ga percaya" keluhnya lalu diam.

Apalagi maksud omongannya sekarang, kode alam lagi ini sih. Dan dia benaran terus diam sampai dia keluar mobilku. Masih bilang makasih sih dan mencium pipiku.

"Non, besok jangan ga mau ya!!" jeritku dari dalam mobil, dia mengangguk lalu masuk rumah.

💘💘💘💘💘

Keesokan harinya aku berkesempatan ngobrol dengan Rengga di parkiran sekolah. Aku sampai melupakan waktunya aku sarapan.

"Reng elo sama Sinta gimana?" tanyaku awalnya iseng sih.

"Baik aja, kenapa?" tanyanya sambil ketawa.

"Ga ... gue pikir elo udah jadian" kataku.

Rengga lebih keras tertawa,"Maunya sih No, tapi entar ajalah, gue masih belum tau cara hadepin bokapnya" katanya sambil menyandarkan badannya di body mobilku.

"Bokapnya kenapa?" tanyaku.

"Tentara cuy, Jenderal bintang 3 masih jiper gue"kata Rengga.

Gantian aku tertawa,"Tibang gitu, yang penting kan anaknya mau. Sinta mau gak sih sama elo sebenarnya?" tanyaku.

"Maulah" jawabnya yakin.

"PD!!" desisku.

"Lah ... gue doang yang dia kasih izin dekat sama dia selama ini, kalo dia ga mau, mana mungkin. Cewe mahal No, emang cewe cewe bitchy. Kaya Queen yang kasih elo izin dekat dekat dia" kata Rengga.

"Kok ke Queen segala sih lo!" protesku.

"No ... elo aja yang bego, sekarang gini!! Elo kenapa dekat dekat dia?"

"Ya gue sayang!" jeritku.

"Nah!! Queen juga gitu!! Dia rela tuh elo larang larang, elo peluk peluk trus elo modus modus juga kan?" ledek Rengga. Aku cengar cengir.

"Queen itu keliatan banget No sayang sama elo, orang aja bisa liat bahasa tubuh dia, sampe dia di gosipin pacaran sama elo. Berarti orang tau kalo hubungan kalian tuh ga terlihat cuma sekedar temenan doang" papar Rengga.

"Tapi dia dekat juga sama trio curut, bantuin mereka juga sama kaya dia bantuin gue, ribet juga kalo trio curut kenapa kenapa" lanjutku.

"Kalo itu karena dia punya empati, Queen itu apa ya kalo gue bilang, gampang kasihan sama orang, ga pernah mikir ada orang yang bakal jahat sama dia, kadang gue bilang bego, untung dia temenan sama Sinta ama anak juragan minyak, jadi sedikit ada yang bantulah kalo ada yang niat macem macem. Pergaulan cewe itu kaya kompetisi, cewe sepolos Queen bisa habis di manfaatin kalo ga di jagain"

Aku terdiam.

"Kadang gue aja takut mereka bertiga itu gimana gimana, mereka bertiga itu famous sebagai cewe cewe eksklusif, cantik punya, tajir juga, kalo pintar sih, Sinta ga masuk katagori, Karin masih pintar kalo Queen emang juara. Tapi etitude Sinta ga bisa di remehin, dia anggun dengan caranya yang sederhana, sopan, ga murahan. Pikirannya dewasa dan mateng. Kalo Karin, spontan, mulutnya juara, mau ngomong apa apa sama dia kalah dah, tapi dia tetap bisa nempatin diri walaupun agak cablak"

"Tau banget ya lo! Kalo Queen?"

Rengga tertawa.

"Kita gaul bareng No, dugem, nongkrong malem tapi tetap kok, dua cewe itu no drug, no alcohol, mereka tetap ga bersikap murahan walau keluar masuk club karena memang datang buat sekedar ngedance, kan tau sendiri, mereka demen dance. Kalo Queen harusnya elo lebih tau. Kan elo pepetin trus" ledek Rengga.

Aku tertawa, "Ya ... tapi gue tetap bingung" keluhku.

"Elo salah sih, bukan konsen nunjukin perasaan elo sama dia, malah sibuk pacaran sana sini, padahal gue lihat elo ga benaran mau kan pacaran sama tuh cewe cewe" kata Rengga.

"Kok elo tau sih?" tanyaku.

"Taulah, kalo elo benaran mau, kenapa elo masih sibuk sama si Queen, lebih banyak sama dia di mana aja, di banding ma cewe elo. Apalagi sama cewe elo yang sekarang. Parah elo mah, mau aja macarin dia. Anak anak sampe kaget dengar elo pacaran sama Febry" cetus Rengga sambil geleng geleng.

"Masa sih?" tanyaku kaget.

"No!! Siapa sih yang ga kenal Febry. Dia ma Baim dulu kan vulgar banget. Anak anak tuh oernah ngintip mereka naina di gudang sekolah. Trus Baim tuh koar koar juga kalo Febry itu udah ga virgin pas dia tidurin. Elo mah sibuk giring si bule trus jadi ga dengar gosip" keluh Rengga. Aku tercengang. Ketiban sial aku.

"Makanya kaya gue, konsen aja ma Sinta. Mau kapan je gue nembak, yang penting gue tau dia mau sama gue, dan jadi ga bikin dia ilang kepercayaan ma gue. No, sejuta kali pun elo bilang sayang ma Queen dia ga akan percaya kalo elo terus menerus punya pacar" kata Rengga pelan.

"Gue niatnya cuma mau bikin dia cemburu" sanggahku.

"Tapi ga berhasilkan?" tanya Rengga. Aku mengangguk pelan.

"Karena Queen itu sama kaya Sinta atau mungkin Karin juga, yang nunggu cowo maju, dan bukan mereka yang maju. Mereka punya gengsi tinggi No, ga kaya cewe cewe bitchy yang santai nembak elo, dan bukan elo yang nembak mereka"

Aku tercenung .... kata kata Noni kemarin teringang ....

❤ Tar kalo gue bilang, ga ada bedanya gue sama cewe cewe bitchy elo dong

❤ Elo trus bawa gue terbang tapi bis itu elo dorong gue jatuh ke tanah, gue capek

❤ Cinta itu terkadang harus di ungkapkan jika untuk memberikan kepercayaan

❤ Gue ga perduli siapa pun cewe yang ada di samping elo, gue bakal tetap ada buat elo

❤ Gue kesel karena Febry mendominasi elo

❤ Gue juga ga bisa kalo ga dekat ma elo No

"Anjir bengong, kantin yuk ah!! Tar gue ga sarapan gara gara elo" keluh Rengga.

Aku tertawa .... Noni .... Akhirnya aku ngerti maksud keluhanmu.

"Thank Reng, gue traktir elo sarapan deh!!" kataku sambil merangkul bahunya.