Chereads / Dungeon Maker: World Ender / Chapter 26 - Ibukota 2

Chapter 26 - Ibukota 2

PoV Bandit

Menyaksikan seorang wanita bertarung dengan seekor beruang tanah selama 1 jam membuatku kesal, 'bagaimana bisa seorang wanita bertahan selama 1 jam melawan seekor beruang tanah sendirian, bahkan aku yang adalah bandit tingkat A masih membutuhkan banyak sekali anak buah untuk mengangkap beruang itu, tapi dia bisa melawan beruang itu sendirian, dengan teknik pedang sihirnya dan juga teknik berpedangnya membuatnya bisa bertahan selama ini'

"Kalian semua, maju, serang wanita itu, tapi hati-hati dengan beruang itu, karena dia tetaplah monster liar yang tidak bisa kita kendalikan"

Aku mengarahkan orang-orang bodoh ini untuk menyerang wanita itu bersama dengan beruang tanah, 10 menit kemudian setengah dari total anak buahku berhasil dikalahkan dengan mudahnya oleh wanita itu, dan hanya menyisakan dia dan beruang tanah itu lagi didepan sana,

Aku yang melihat jumlah anak buahku terus berkurang kurang dari 15 menit membuat diriku marah,

Aku mengeluarkan pedangku dan ikut maju kedepan untuk menyerang wanita itu, Melihatku maju kedepan, wanita itu menatapku dengan tatapan menghina,

Melihat tatapannya membuatku bertambah kesal dan aku langsung menerjang kearah wanita itu dengan Skill milikku, aku berlari dengan skill ku dan berhasil mendekati wanita itu kurang dari 1 menit dan langsung menghunuskan pedangku ke leher wanita itu, tapi wanita itu menghindari seranganku hanya dengan sedikit gerakkan, dan langsung membalas seranganku dengan pedang sihirnya,

Beruntung, skill Sprintku masih aktif aku bisa menggunakan trik kecil untuk menjauh darinya, dan menedang tanah lagi untuk maju kedepan dan menyerang wanita itu lagi, namun pedangku ditahan oleh pedang sihirnya.

"Bagaimana bisa sebuah pedang sihir tanpa dasar apapun menahan sebuah pedang sungguhan!!!" aku yang tidak mengerti kenapa sihir pedang yang tidak memiliki dasar bisa menahan pedang sungguhan

"Sihir tanpa dasar? Mungkin karena kau bodoh jadi kau tidak mengetahui hal itu kenapa?" jawab wanita itu

Mendengar jawaban dari wanita itu membuatku sangat kesal

"Bajin*an kau Lacur!! " teriakku

Melihat teknik pedangku, akhirnya wanita itu bergerak dari tempatnya berdiri untuk menghindari seranganku

"" aku menembakkan 3 tebasan udara kearahnya dan dia menghancurkan semua tebasan itu dengan sekali gerakkan

" Sekali lagi !! " teriakku

Aku menggunakan teknik lanjutannya dari teknik berpedang Lunar Knight, tapi aku tidak bisa diam saja walau sudah menggunakan teknik kuat, karena wanita itu biaa saja menahan seranganku atau menghindari seranganku, jadi aku harus terus menyerangnya dan beruntungnya, beruang tanah itu masih mengejar wanita itu.

***

Selama 2 Jam berlalu, Prajurit dengan Armor Besi tersadar dari pingsan mereka dan menyaksikan sebuah pertempuran dari seorang wanita melawan puluhan bandit dan seekor beruang tanah sendirian tanpa terkena serangan sedikitpun dari semua orang itu.

"Kalian lihat itu? dia melawan semua orang itu sendirian" kata prajurit 1

"Ayo kita bantu dia, dia sudah menahan mereka selama kita pingsan, setidaknya, kita harus membantunya" kata prajurit 2

"Tapi pak, kita harus mengurus luka kita terlebih dahulu sebelum kita maju kedepan, karena jika kita memaksakan maju sebelum mengobati luka kita, kita hanya akan menjadi beban tambahan untuk wanita itu" kata Prajurit 5

"Kamu benar, tapi ramuan kita habis, bagaimana caranya kita mengobati luka kita?" jawab prajurit 2

Prajurit 5 yang mengetahui kenyataan itu terdiam, dia tidak mengetahui bahwa ramuan yang mereka bawa sangat banyak sudah habis.

"Tunggu, Bagaimana bisa? bukankah kita membawa 2 kotak penuh ramuan? bagaimana itu bisa habis secepat itu?" jawab prajurit 5

Prajurit 2 yang mendengar protes dari prajurit 5 menjawab, Aku juga tidak tau, tapi ramuan kita cepat habis adalah karena para petualang yang membantu kita sebelumnya mengambilnya lalu pergi"

Prajurit 3 yang mendengarkan perdebatan dari kedua orang itu berkata "Kalian berdua tenang lah, ramuan kita tidak dicuri, tapi diamankan, mungkin wanita itu atau para petualang itu yang menyembunyikannya, semua ramuan kita ada didalam semak-semak yang ada disana, namun jumlahnya sudah berkurang, mungkin beberapa diambil oleh para petualang yang datang membantu kita"

"Lalu, dimana mereka? bukankah wanita itu yang datang bersama para petualang itu sebelumnya?" jawab Prajurit 5

"Sepertinya begitu, tapi kenapa dia sendirian sekarang? apa dia ditinggal oleh para petualang itu atau ini keinginannya?" tanya prajurit 4

"Kita lupakan tentang itu, kita harus membantunya sekarang, Beruang batu itu akan masuk tahap 3 dan itu pasti akan sangat merepotkan baginya jika dia sendirian" kata Prajurit 5

7 Prajurit yang tersisa berdiri dan menyiapkan senjata mereka lalu mereka ikut membantuku mengalahkan kelompok bandit beserta beruang tanah yang bersama kelompok bandit.

***

Ketika aku sedang berusaha menghindari serangan semua orang itu, tiba-tiba aku melihat para prajurit yang tidak sadarkan diri sudah terbagun dari pingsan mereka dan mereka langsung membantuku untuk mengalahkan semua musuh yang sedang aku hadapi saat ini, ketika para prajurit sudah didekatku, mereka mulai menyerang para bandit dan boss dari para bandit itu, lalu aku fokus melawan monster beruang itu.

Para Prajurit berhasil membuat para bandit itu mundur dari lokasi dimana beruang itu berada dan membuatku mendapatkan ruang yang cukup luas untuk bertarung dengan beruang ini.

Pertarungan melawan beruang berlangsung cukup intensif, namun fokusku berubah dimana para prajurit itu berada, saat aku melihat mereka, mereka bernafas dengan cukup berat yang dimana itu seperti mereka menahan sesuatu didalam diri mereka.

Sembari menghindari semua serangan dari beruang, aku mencoba memeriksa tubuh semua prajurit itu dengan ku, dan hasilnya

'Mereka mengalami luka dalam'

'Tapi, kenapa mereka memaksakan diri seperti itu? Bukankah mereka masih memiliki banyak ramuan? Atau jangan jangan!'

Aku menatap kearah dimana Kotak Ramuan miliki prajurit berada dan benar saja, 1 kota ramuan milik mereka hilang, dan itu alasan kenapa mereka bertarung dalam keadaan terluka

'Siapa, siapa yang- Jangan bilang' *Goahh!! gambar wajah Lita dan Mita terlintas dipikiranku dan membuatku terkecoh dan akhirnya aku terkena pukulan dari beruang tanah itu dengan cukup keras,

Para prajurit yang melihat diriku terpental cukup keraa berteriak "NONA!!!"

Mereka semua menatapku, namun mereka tidak bisa melakukan apapun karena mereka masih dalam pertarungan melawan para bandit.

Tubuhku menabrak pohon dan membuat pemandanganku sedikit buram karena hantaman yang cukup keras dibagian punggung,

Menatap beruang itu aku berkata didalam hati 'Sial, tubuh ini hanya diciptakan untuk menggunakan sihir, bukan senjata seperti pedang atau yang lainnya, tapi kenapa aku selalu memaksakan diri untuk menggunakan senjata dari yang sihirku?'

"Bodohnya aku" setelah mengatakan itu aku bangkit dan memfokuskan segalanya kedalam diriku lalu berkata "Aku terlalu banyak berakting bodoh akhir-akhir ini, jadi aku akan sedikit serius sekarang"