Chereads / Dungeon Maker: World Ender / Chapter 15 - Petualang 1

Chapter 15 - Petualang 1

Setelah mendengar ucapan semua penjaga, aku menarik lengan bajuku, dan pergi mendekati ladang, dan hendak membantu mereka semua mengurus kebun saat itu juga, melihatku mendatangi perkebunan, semua orang terkejut dan salah satu dari mereka berkata "Nona, nona tidak perlu membantu kami, nanti kulit nona akan rusak karena matahari, dan juga kuku-kuku anda akan rusak juga karena tanah, jadi anda tidak perlu membantu kami"

Mendengar penolakan dari para warga membuatku sedikit bingung, karena, kenapa mereka menolak tambahan tenaga? 'apa karena aku adalah orang baru, mereka takut jika aku akan merusak ladang mereka?'

"Mereka benar nona, anda tidak perlu membantu, karena semua semua ladang sudah terisi dengan jumlah orang yang tepat, jika ada 1 tambahan tenaga lagi, akan ada kemungkinan salah komunikasi" kata seorang penjaga

Mendengar perkataan penjaga, aku langsung mundur dan menjauh dari ladang, namun aku tidak patah semangat untuk membantu mereka, setidaknya aku harus membantu sebentar.

Namun sudah 2 jam aku berada diladang, tidak ada sesuatu yang bisa aku lakukan saat ini, aku yang sedang duduk dikursi ladang hanya bisa memperhatikan semua orang sedang bekerja dengan sibuknya diladang, dan melihat para pria sedang sibuk dengan garapan ladang baru mereka, tapi semakin aku perhatikan, ada sesuatu yang terjadi kepada mereka, namun aku takut aku akan menjadi penghalang, jadi aku hanya diam duduk dikursi sambil memperhatikan apa yang sedang dilakukan para pria itu disana, dan semakin lama aku perhatikan, semakin banyak pria dewasa yang datang ke lokasi dimana tanah sedang digarap,

Melihat keramaian yang tidak masuk akal itu, aku berdiri dari kursi dan mendekati mereka, dari jarak 10 meter, aku bisa melihat bahwa semua pria itu sedang mencoba mengangkat bongkahan batu raksasa yang ada didalam tanah,

"Hancurkan perlahan batu itu, kita tidak tau akan ada apa dibawah batu itu"

"Tarik bongkahan ini"

"Hei, aku butuh beliung, bisa bawakan aku beliung?"

"Tolong batu asahan kawan, Beliungku sudah tumpul"

Disaat semua keributan itu terjadi, aku sudah ada disekitar tempat kejadian dan berkata "Apa kalian butuh tenaga penyihir? aku bisa membantu jika hanya mengangkat batu"

Mendengar ucapakan ku, semua pria yang ada disana menatapku dan salah satu dari mereka berkata "Tapi nona, Batu ini sangat besar, bahkan jika itu penyihir, itu pasti membutuhkan kekuatan sihir yang sangat besar untuk mengangkatnya"

Mendengar ucapan salah satu dari mereka, aku memeriksa dengan sihirku seberapa besar batu itu, tapi setelah aku memeriksa batu itu, itu tidak terlalu berat untukku, karena bisa dibilang kekuatan sihirku ada ditingkat SSS+ jadi mengangkat batu seberat 5 ton masih cukup mudah.

"Aku bisa, tolong semuanya menjauh sebentar, aku akan mencoba mengangkat batu ini" kataku

Mendengar kepercayaan diriku, semua pria yang ada disana mencoba menjauh, dan beberapa pria yang sudah masuk kedalam lubang naik keatas dan menjauh juga,

Melihat semua orang sudah menjauh, aku turun kebawah dan menyentuh batu itu, saat menyentuh batu itu, aku bisa yakin, batu ini sangatlah kuat, karena batu ini sangatlah padat bahkan bisa dibilang batu ini memeiliki kepadatan tinggi, pantas saja, beliung semua orang mudah rusak walau baru menghancurkan sedikit batu saja.

Para Pria yang melihat diriku menyentuh batu menunjukkan wajah penasaran dengan apa yang akan aku lakukan, namun tidak beberapa lama, aku berkata

Aku menghancurkan batu itu dengan kekuatan sihirku dan menjadikan batu itu krikil kecil dan mengangkat krikil itu keatas.

Mendengar suara ledakkan semua orang berlari kearah ku dan memeriksa apa yang terjadi, namun setelah melihat pecahan kerikil terbang naik keatas, membuat semua orang semakin terkejut,

"Ba-bagaimana bisa"

"Itu gila"

"Batu besar itu meledak"

Semua ungkapan kagum keluar dari mulut semua orang, dan saat aku sudah keluar dari dalam lubang, kepala desa berlari kearah kami dan berkata "Apa itu, apa yang terjadi, kenapa ada ledakkan seperti itu disini?"

Mendengar kepanikan kepala desa, para penjaga mencoba menjelaskan situasinya dan mencoba membuat kepala desa tenang dengan kata-kata mereka.

...

Setelah mendengar perkataan semua orang, kepala desa akhirnya tenang dan berkata "Begitu ya, ada bongkahan batu raksasa dan nona telah menghancurkan bongkahan itu, aku berterima kasih karena telah membantu kami"

Kepala desa menundukkan kepalanya, bukan hanya kepala desa, semua pria yang aku bantu juga ikut menundukkan kepala mereka dan mengucapakan terima kasih kepadaku.

"Tidak, tidak apa, aku hanya mencoba membantu, kalian sudah sangat baik kepadaku, jadi aku hanya berfikir untuk berterima kasih dengan cara membantu saja" kataku

Semua orang tersenyum dan kepala desa berkata "Jika begitu, kita sudahi dulu saja pekerjaan kebunnya, karena hari sudah mulai siang, bagaimana jika kalian semua istirahat dan kembali bekerja besok?"

Semua orang setuju dengan itu, lalu kembali ke desa, aku yang baru saja selesai naik keatas didorong oleh para ibu-ibu dan mereka semua mulai mencoba menjodohkan diriku dengan anak laki-laki mereka.

Namun, aku harus menolak itu semua dan kembali kerumah setelah menolak semua perjodohan itu.

***

Saat aku sampai didalam rumah, aku langsung merapalkan sihir

Tidak sampai beberapa detik, semua debu dan kotoran yang ada dibajuku hilang dengan sihir itu.

Aku berjalan kearah kasur dan mejatuhkan diriku diatas kasur dan menatap tanganku

"Sihir ya, sebuah hal yang tidak pernah ada dibumi sebelumnya, sebuah mitos yang disebarkan oleh para orang tua tentang penyihir dimasa lalu, dan sekarang, aku menjadi salah satunya, dan aku adalah orang yang harus mengakhiri dunia ini setelah semua tujuanku berhasil, tapi aku bahkan belum memulainya, bagaimana caranya aku bisa menghancurkan dunia ini dari dalam dungeon? apa ada sesuatu yang belum aku ketahui?"

Aku menjatuhkan tanganku dan menarik nafas dalam dalam dan berkata dengan pelan "Aku harus memikirkan rencana kedepannya, dan aku tidak bisa tinggal lebih lama dari ini disini, perasaan tidak enak itu semakin kuat dari hari kehari"

Keesokan harinya, tepat dipagi hari, suara berisik sudah terdengar dari luar dan aku langsung memeriksa keadaan luar, namun yang aku lihat adalah, para warga desa sedang menyambut sekelompok orang dengan sebuah senjata dipinggang mereka.

Aku yang baru keluar mendekati salah satu warga dan berkata "Maaf, boleh aku tau, apa yang terjadi?"

Warga yang aku dekat melompat terkejut saat mendengar suaraku yang tiba-tiba, namun orang itu langsung menjawab pertanyaanku dengan baik

"Mereka adalah petualang dari ibukota Viselle, biasanya para petualang yang datang kesini untuk mengambil rumput herbal atau bunga Lipia, kedua barang itu hanya bisa didapatkan dihutan sekitar desa ini, karena menurut dongeng jaman dulu, ada sebuah inti kristal milik Sang Malaikat Agung disini, jadi daerah ini memiliki aura suci yang cukup untuk menumbuhkan tanaman herbal seperti Bunga Lipia yang dikatakan dapat membuat ramuan tingkat 5"