●Pukul 4 pagi.
Aku terbangun pagi sekali. Langit masih gelap, udara sejuk mulai menghampiri ku dari luar. Niatku ingin membuka jendela kamar, supaya udara pagi dapat masuk ke ruangan kamarku.
Namun..
Sebelum ku buka jendela kamarku, terdapat sebuah surat yang di ikat dengan pita hitam. Kertasnya sangat usang, seperti kertas yang disimpan selama ribuan tahun lamanya.
Aku tak mengerti bagaimana bisa ada surat di dalam kamarku. Kalau bibi yang menulis surat ini, pasti tidak mungkin..
Karna pintu kamarku selalu terkunci. Bibi juga tidak punya kunci cadangan.
Pandanganku kali ini tidak di penuhi oleh angka, ini aneh. Benar benar aneh.
Malah sebaliknya, pandanganku di penuhi oleh tanda tanya besar, sangat banyak. Benar benar banyak.
Pandanganku seperti layar komputer yang error karena suatu hal data yang tidak bisa di definisikan, kurang lebih seperti itu pandanganku saat ini.
Tanpa banyak pikir, aku langsung membuka isi surat tersebut.
Terdapat kalimat..
To : Ali Quantum
𝙾𝚗𝚎 𝚑𝚘𝚞𝚛 𝚒𝚗 𝚖𝚢 𝚙𝚕𝚊𝚗𝚎𝚝, 𝚠𝚊𝚜 𝚕𝚒𝚔𝚎 𝚎𝚒𝚐𝚑𝚝 𝚢𝚎𝚊𝚛𝚜 𝚒𝚗 𝚢𝚘𝚞𝚛 𝚙𝚕𝚊𝚗𝚎𝚝.. 𝚒𝚜𝚗'𝚝?
■●■●■●■
𝚃𝚑𝚎 𝚃𝚒𝚖𝚎 𝙳𝚒𝚕𝚊𝚝𝚒𝚘𝚗 𝙰𝚕𝚒, 𝚍𝚘𝚗'𝚝 𝚎𝚟𝚎𝚗 𝚝𝚑𝚒𝚗𝚔 𝚝𝚘 𝚏𝚘𝚛𝚐𝚎𝚝 𝚒𝚝
ıllıllı D₄-
Begitu isi surat tersebut.
Terlihat jelas bahwa surat ini di ketik menggunakan mesin ketik. Hei, sangat kuno sekali. Aku bertaruh yakin yang mengirim surat ini pasti masih menyimpan mesin ketik.
Aku berpikir jernih untuk mengerti maksud dari kalimat ini.
Apa maksudnya?
1 jam di planet ku sama seperti 8 tahun di planet mu? Apa maksudnya itu?.
Hei yang benar saja!, Time Dilation? Pelebaran waktu?.
Pelebaran waktu?, hei ini sangat sulit untuk di cerna. Maksudku ini aneh. Apa hubungannya isi surat ini dengan Pelebaran Waktu?.
Dari kertasnya yang usang dan kuno saja sudah terlihat, sepertinya surat ini tersimpan ribuan tahun lamanya.
Tapi, kalau benar benar tersimpan, kenapa aku baru saja melihatnya?. Tentu saja surat ini bukan 'tersimpan', namun.. 'baru saja di kirim'.
Apa ada hubungannya dengan siluet kemarin malam?. Apa benar Santa claus berkunjung ke kamarku?. Hahaha.. mana mungkin dasar bodoh.
NGIIIIIIIIIIINGGGG!!!.
"Aaaaarrrghhhhhh!!!!".
Tiba tiba saja suara aneh ini datang memasuki ke dua telingaku.
Suara apa ini??!!!.
Gendang telingaku hampir pecah karena suara aneh ini!!!. Apa apaan ini? Dari mana suara ini???. Sialan.
Pandanganku mulai di penuhi oleh angka angka aneh lagi, seperti layar komputer yang kembali berfungsi. Namun kali ini berbeda. Aku melihat rumus baru. Rumus yang bahkan belum ku ketahui selama 13 tahun ini. Namun sama saja menyebalkan.
Menyebalkannnn!.
1 menit setelah suara itu menghilang. Aku langsung mendapatkan semacam clue yang membantuku untuk menemukan jawaban dari surat ini.
Pandanganku kali ini seperti memberikan ku clue.
Sepertii.
●○•Çłųě : Řěměmběř mě•○●
Remember me?, hei, bagaimana aku bisa mengingatmu? Aku bahkan tak mengenalmu. D4?, Who are you anyway?.
Haah.. sial, aku tak bisa berpikir jernih saat ini.
Well, yaa.. lupakan!.
----•○●○•°•○•°•○••○○••°○○○°----
●Pukul 6 pagi.
"Aliiii!!, cepat turun!, sarapan sudah siap. Mau sampai kapan kau berada di kamar mu terus??!", suara bibi yang berteriak dari dapur.
Aku langsung keluar dari kamar, lalu menuruni anak tangga dengan berjalan agak cepat.
"Iya iya Bi", jawab ku sambil menuruni anak tangga.
"Nih, nasi goreng.."
"Iya iya, makasih ya Bi"
"Nih bawa payung buat jaga jaga kalau hujan deras. Kemarin saja hujan sangat deras. Bibi takut kamu kenapa napa".
"Yaelah Bi, maupun hujan deras atau hujan biasa, tidak akan ada ikan piranha afrika yang akan melahap Ali bi...".
"Bagaimana kau tahu kalau kau tidak akan di lahap ikan piranha afrika?".
Aku mengambil sesuap sendok nasi goreng lalu berkata, "Karena tidak akan bisa, mana ada ikan piranha afrika nyasar ke negara Indonesia?", jawabku dengan terkekeh.
Bisa kulihat wajah bibi dengan wajah yang geram, aku terkekeh karena lucu melihat wajah bibi yang sedang kesal.
"Eh, bi aku berangkat dulu ya bi... dahh Bibi", sebelum bibi marah aku langsung pergi dari ruang makan dengan alasan berangkat sekolah.
-----°•○●○•°•○●○•°•○●○°-----
Aku bersiap pergi sambil melambaikan tangan.
"Haaaahhh...", aku menghela napas panjang.
Udara pagi memang segar, kulihat beberapa daun yang masih basah oleh embun. Bau tanah yang terkena hujan dini hari tadi, perumahan yang masih terselimuti oleh kabut pagi.
"Benar benar sangat menentramkan jiwa.."
Kulihat gedung sekolah yang masih sepi, aku mulai masuk gerbang sekolah, melewati lobby depan, perpustakaan bawah dan mulai menaiki tangga. Kelasku berada di atas lantai 1.
Kelasku berada di paling pojok kanan, tempat dimana matahari mulai terbit.
Aku mulai memasuki ruang kelasku, dan mencari tempat dudukku berada. Sepi. Tidak ada orang dan hanya aku yang berada di kelas ini.
Kesunyian ini membuatku kembali berpikir tentang surat itu. Aku masih belum paham apa yang di maksud.
Apakah tempat yang ia tempati lebih cepat di bandingkan tempat yang aku tempati?. Kalau iya, tempat apa itu? Memangnya ada tempat seperti itu?.
Kalau memang ada, tempat itu pastinya memiliki waktu yang lebih cepat. Perbedaan waktu yang sangat besar. Ah! Tentu saja mengalami Pelebaran Waktu!!.
Aku terkekeh.
Bukan, bukan tempat. Tapi Dimensi.
Pelebaran waktu nya sangat jauh, aku menyimpulkan bahwa orang yang mengirimiku surat ini berada di dimemsi lain. Namun.. ini mustahil. Bukankah begitu?.
"Hei!, dude sedang melamun apa kau heh?", suaranya menghancurkan lamunanku, siapa lagi kalau bukan Yuhan?.
Aku menghela nafas, tidak menjawab.
"Kau ada masalah serius yah?, wajahmu lebih menyeramkan, hahahaha", Tanyanya dengan tertawa jahil.
"Hei, apa kau tau tempat yang lebih lama dari kita?", tanyaku dengan niat bercanda.
"Hmm.. tentu saja ada. Venus contohnya", jawab Yuhan dengan nada bercanda.
"Hahaha aku tau itu, namun perbedaan waktu nya tidak begitu lama dengan kita. Bagaimana dengan tempat yang memiliki perbedaan waktu ribuan hari dengan kita?", tanyaku mulai serius. Aku benar benar serius kali ini.
"Hmm.. entahlah. Mungkin ada? Hanya saja tempat itu pasti di luar tata surya. Ya nggak?", jawab Yuhan dengan wajah seriusnya.
"Lagian, kenapa kau tiba tiba bertanya seperti itu?", tanya Yuhan sekali lagi.
"Jika ku beri tau kau tidak akan percaya", jawabku dengan menghela nafas.
"Eh? Apa? Kau menyukai gadis? Itu sangat membuatku tidak akan percaya.. hahahaha", jawab yuhan dengan menggoda jahil.
"Hei, bagaimana bisa pola pikirmu ke arah sana heh?",
"Well, hanya itu satu satunya yang membuatku tidak percaya,ahahahaha",
"Ada surat aneh di kamarku, surat itu berisi tentang dimana dia berada di dimensi lain.. aku tidak tau dia cewek atau cowok. Yang jelas.. ini aneh.", nada ku mulai serius.
Aku bisa melihat wajah Yuhan dengan melongo. Diam dan tak berkata apa apa. Wajahnya mengekspresikan seperti mengatakan 'apa kau serius?'.
15 detik berlalu, "AHAHAHAHAHHAHAHAH, mungkin Alien itu tertarik dan menyukaimu Ali.... AHAHAHAH", kata Yuhan dengan tertawa puas. Ia tertawa keras sekali, sampai memegangi perutnya. Menahan tawanya. Namun tak bisa.
Memangnya selucu itu?
Sudah kuduga, ia takkan percaya.
"Hah!, sudah kuduga kau bakal tertawa kencang. Kalau Alien ini perempuan.. mungkin bisa saja aku tertarik", kataku dengan terseyum tipis.
"Eh?", Yuhan mulai berhenti tertawa dan melihat wajahku.
"Kau benar benar tidak masuk akal Al. Mana ada Alien di dunia ini", katanya dengan nada serius.
"Entahlah. Aku tak tau. Bisa saja bukan?", jawabku.
"Jadi.. beneran tentang surat itu?", tanya nya dengan mata membulat penasaran.
"Aku sudah mengatakannya padamu bukan? Aku tak mau mengulangi perkataanku lagi", jawabku dengan datar.
"Perlihatkan suratnya", katanya dengan nada serius.
°•○●¤Time Dilation¤●○•°
°•○------Bersambung------○•°