Chereads / •Time Dilation• / Chapter 5 - °•◇III. The Theory◇•°

Chapter 5 - °•◇III. The Theory◇•°

"Perlihatkan suratnya..", kali ini dia berkata serius.

"Well, sayang sekali, aku tidak membawanya", jawabku dengan mengangkat bahu.

"Apa?!"

"Aku tak membawanya,.. ", jawabku dengan santai.

"Apa kau tau kapan ia mengirimi mu surat?"

"Tidak, tapi sepertinya tengah malam. Saat itu ada siluet yang menghiasi jendela kamarku."

"Apa kau melihatnya?, maksudku seperti apa wujudnya?"

"Entahlah, aku tak begitu jelas melihatnya. Aku langsung tertidur"

"Apa kau tau kapan dia akan kembali?"

"Nggak", jawabku datar.

"Haish!, kok malah ga tau sih?", ujar Yuhan dengan tatapan kecewa.

"Well, bukankah itu wajar? Hanya dia yang tau kapan dia akan kembali. Tugasku hanya menunggu surat darinya", jawabku dengan mengangkat kedua bahuku.

"Hei, kau sadar atau tidak? Kata kata mu seperti orang yang sedang jatuh cinta.. ahaha", Yuhan terkekeh.

Aku hanya terdiam. Menoleh dan menunjukkan pandangan datar. Lantas Yuhan berhenti tertawa dan mengurungkan niat untuk mengejekku sekali lagi.

--------°•○●¤°•○●■□●○°•○○●■□○•°--------

● Pukul 8 pagi.

Pelajaran pertama adalah Biology. Namun.. saat ini kami belum melihat Pak Hasan memasuki kelas kami. Semuanya berfikir mungkin Pak Hasan terlambat atau tidak mengajar sementara karna suatu hal.

Ruangan kelas semakin ramai oleh suara murid murid. Berfikir mungkin saat ini jamkos ( Jam kosong ).

Aku terdiam tak peduli, menatap langit. Melihat begitu banyak angka yang bertebaran. Kalau begini, aku lebih memilih Pak Hasan berceramah berjam jam di depan kelas dari pada harus melihat dan mendengarkan suara bising mereka.

"Haaaahhhh.." , aku menghela nafas panjang.

"HEI, Semuanya mohon dengarkan. Saat ini para guru sedang rapat termasuk Pak Hasan. Dan kita di suruh menulis catatan tentang sistem dan mekanisme pada hewan. Pak Hasan sudah memberikan catatanya ke aku. Akan ku tulis di papan tulis. Semuanya harus mencatat!!.", Johan, ketua kelas kami. Menyampaikan pesan dengan suara yang lantang.

Bahkan semuanya kaget dan terdiam mendengarkan suara lantangnya.

Kelas menjadi hening seketika. Semuanya menatap papan tulis dan mulai menulis apa yang di tulis di papan tulis.

● Bel istirahat berbunyi.

Aku yang sudah suntuk sejak jam pelajaran pertama segera menghambur keluar mencari udara segar. 2 jam 15 menit berada di dalam kelas, benar benar membuat kepalaku muak melihat angka.

Satu satunya tempat yang nyaman dan damai bagiku hanyalah 'perpustakaan'.

"Hei Al!, mau ke perpus?", suara Yuhan menghampiriku.

"Hmm", jawabku sambil berjalan menuju perpus.

"Menurutmu apa surat itu akan datang lagi ke kamar mu?", tanya Yuhan dengan wajah penasaran.

"Entahlah. Aku tak tau dan aku tak ingin memikirkannya saat ini Han..", jawabku dengan nada malas menaggapinya.

"Haaahh!...", Yuhan menghela nafas kecewa.

Namun aku beruntung mempunyai sahabat seperti Yuhan. Hanya dia yang satu satunya menghargai pendapatku dan memilih menemaniku ke perpustakaan dari pada ke kantin untuk mengisi perutnya.

Ruang perpustakaan ada di depan mata. Aku mulai membuka pintunya dan memasukinya. Seperti biasa kami harus menulis nama kami di buku absen perpustakan. Dan baru kami boleh membaca buku.

Seperti biasa, perpustakaan selalu sepi. Selalu hanya aku dan Yuhan yang megisi ruangan tersebut.

Di sini sangat sepi. Pikiranku terlepas dari angka angka.

Jujur saja aku merasa bosan disini. Bagaimana tidak? Semua buku yang ada disini sudah ku baca semuanya.

Aku menghela nafas sekali lagi. Hari ini aku bebar benar  mengeluarkan banyak helaan nafas.

Aku melihat Yuhan sedang mencari buku yang menarik dibaca untuknya. Dan aku hanya melihatnya dari jauh.

"Hei Al! Aku menemukan buku bagus untuk di baca!!", Yuhan berseru.

"Well, .... eumm.. itu bukannya cuman buku dongeng biasa yak :v yang biasanya di bacain sebelum tidur", aku menepuk jidat. Astaga.

"Eh, tapi aku setiap sebelum tidur ga pernah tuh di bacain dongeng", ujar Yuhan menghela nafas.

"Gada yang mau bacain kamu dongeng juga", jawabku tak peduli.

"Ali sialan".

●Bel masuk berbunyi

"Hei ketua kelas, apa sampai pulang kita jamkos?", tanya salah satu murid.

"Hmm.. sepertinya", Johan berkata pelan.

"Hei Al coba tebak, mengapa para guru hari ini sedang rapat?", Yuhan tiba tiba bertanya konyol.

"Entahlah, mungkin karena kilatan kemarin menghancurkan salah satu tiang listrik?", ujarku tak peduli.

"Ngomong ngomong tentang kilatan listrik. Aku jadi ingat teori Relativitas milik Einstein, Energi sama dengan massa dengan kecepatan cahaya... kau tau teori itu kan Al?".

"Hm?, tentu saja. Teori yang dimana semakin cepat kita bergerak seperti cahaya, semakin lambat waktu relatif orang normal... eh?", tiba tiba aku terpikirkan sesuatu.

Otakku seperti terkena kilatan petir, kepalaku secara tiba tiba menyimpulkan dari berbagai peristiwa. Mengurutkan satu per satu lalu menyimpulkan se rapi mungkin. aku menemukan jawabannya!.

"Yuhan!, Dimensi dia! Dimensi dia terlalu dekat dengan Gargantua ( Black Hole ). Dengan kata lain, planet dia mengorbit bintang yang sudah mati. Jelas perbedaan waktu yang sangat jauh!!. Pelebaran Waktu!!!", aku tertawa puas.

Aku Tertawa kemenangan. Memang terdengar 'tak masuk akal' namun hanya ini satu satunya untuk menyimpulkan. Dimana 'dimensi' dia berada.

Bisa kulihat wajah Yuhan yang bingung. Dia benar benar bingung tak tau harus berkata apa.

"Aku 'sedikit' paham apa yang kau bicarakan. Namun aku punya ide yang lebih menarik.. khehehe", Yuhan terkekeh.

Aku bingung. Apa yang ia rencanakan?.

"Kau bilang, planet dia mengorbit bintang yang sudah mati bukan?, ya aku tau itu black hole. Namun aku penasaran.. bagaimana caranya dia mengirim surat padamu?.. dan apa hubunganmu dengannya?", Yuhan berbicara serius kali ini.

"Bagaimana kalau kita berjaga sampai tengah malam, dan menyeret siluet itu ke dalam kamar mu. Aku penasaran.. apakah siluet itu pengantar surat antar dimensi heh? Khehehe..", Yuhan Tertawa jahat.

"Mumpung besok hari Sabtu ya kan. Kita libur. Kita bisa berjaga sampai tengah malam. Bagaimana pendapatmu Al?", lanjut Yuhan.

Aku terdiam... ide ini benar benar menarik. Bisa dibilang ide super gila yang pernah aku dengar.

"Intinya kita menculik pengantar surat antar dimensi.. bukankah begitu Han??..khehehe".. aku terkekeh. Ah tepatnya.. tertawa jahat.

Ini menarik. Benar benar menarik.

----°•○●Bersambung●○•°----

-----°•○●▪¤Time Dilation¤▪●○•°-----