Chereads / karena cantik saja tidak cukup / Chapter 6 - ulang tahun pernikahan

Chapter 6 - ulang tahun pernikahan

tepat di depan pintu kamar perawatan A hao min zhi mengatur nafasnya sejenak sebelum ia meraih gagang pintu dan membukanya, sebelumnya min zhi yg panik ia terus berlari dari area parkir menuju lobi rumah sakit baru lah ia merasa lega setelah mendapati A hao yg sudah tertidur setelah melakukan cuci darah. min zhi yg melihat keadaan A hao sekarang di sudut matanya terdapat cairan bening ia terus menatap anak itu dengan sisa sisa tenaganya ia berjalan ke sebelah A hana yg juga hanya terdiam dari sejak ia datang sampai saat min zhi sudah berada tepat di sampingnya barulah A hana mengatakan sepatah kata pada min zhi. "lihat dia tertidur bagaikan tak ada yg terjadi pada tubuhnya". min zhi "bersabarlah aku akan mencarikan dokter terbaik untuk menyembuhkan penyakit A hao" A hana "aku sudah berusaha mencarikan dokter untuk A hao namun setiap dokter yg memeriksanya hanya dapat berkata omong kosong tentang hidup putraku" min zhi yg mendengar A hana yg baru saja berbicara mengenai kondisi A hao yg serius membuat pertahanan terakhir min zhi menjadi goyah, ia tidak lagi bisa menahan cairan bening di sudut matanya, kakinya yg kokoh berdiri kini terasa lemas bagaikan tak bertulang, ia meraih sudut ranjang berpegang dengan sisa kekuatannya, menundukkan kepala tidak ingin membiarkan A hana melihatnya dengan keadaan rapuh seperti itu.

sejam kemudian setelah min zhi sudah merasa tenang " A hana bukankah terakhir kali kamu mengatakan bahwa asisten zhang lah yg berhasil menyelamatkan A hao dari kematiannya"min zhi, A hana yg mendengar perkataan min zhi ia berusaha mencerna apa maksud dari pertanyaan min zhi barusan. "benar, karena asisten zhanglah sehingga A hao bisa hidup sampai saat ini" A hana. min zhi terdiam sesaat sebelum ia benar benar memantapkan keputusannya, ia meraih telepon selulernya dari saku kemudian mulai melakukan panggilan telepon.

"iya tuan muda....." terdengar suara asisten zhang di ujung telepon.

"datanglah kerumah sakit ada yg ingin aku bicarakan" min zhi memerintahkan asisten zhang.

"baik, presdir saya sedang dalam perjalanan" asisten zhang.

asisten zhang yg baru saja menutup telepon min zhi, segera menghubungi temannya.

".....gery aku betuh bantuanmu".

setelah menutup panggilan pada temannya asisten zhang langsung masuk ke dalam loby rumah sakit lalu menuju ke kamar perawatan min zhi.

di dalam kamar itu selain A hao yg terbaring lemah di tempat tidur, min zhi dan A hana mereka berdua tenggelam masing masing di dalam pikiran mereka. sampai suara di luar pintu terdengar barulah mereka tersadar dari pikirannya.

"tok....tok....tok....presdir ini saya asisten zhang bolehkah saya masuk" terdengar suara asisten zhang di luar pintu.

min zhi "masuklah"

asisten zhang yg masuk kedalam ruangan langsung menuju ke hadapan min zhi, ia segera memberi hormat dan menunggu min zhi berbicara terlebih dahulu.

min zhi " asisten zhang kau harus menyelamatkan A hao sekali lagi"

asisten zhang yg terdiam di tempat sebenarnya ia sudah bisa menebak sejak min zhi meneleponnya pasti presdir akan memintanya untuk menyelamatkan A hao.

asisten zhang belum memberi jawaban dan suara teleponnya kembali berdering.

asisten zhang "berbicaralah"

gery "aku sedang tidak berada di kota saat ini, tapi kirimkan laporan kesehatannya padaku melalui email, setelah menyelesaikan pekerjaan disini aku akan menghubungi mu segera"

asisten zhang "ini sangat mendesak tinggalkan pekerjaanmu dan kembalilah besok, aku akan menunjukkan laporannya secara langsung"

suara di ujung telepon terdiam namun ia segera menanggapi " baik "

asisten zhang "presdir saya akan mencoba yg terbaik untuk menyelamatkan tuan muda A hao "

....keesokan paginya A hana terbangun setelah merasakan sebuah tangan hangat yg tengah mengusap kepalanya dengan lembut. A hana membuka mata secara perlahan dan ia tersenyum karena A hao yg juga sedang menatapnya dengan wajah pucat, mata bulatnya kini lebih terlihat sayup sayup namun anak ini masih terlihat tenang.

" selamat pagi sayangku " A hana

A hao hanya mengangguk lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah min zhi yg kini juga sedang menatapnya.

A hana yg menyadari perubahan ekspresi A hao, mulai membuka mulut ingin menjelaskan pada A hao siapa min zhi sebenarnya.

"A hao ini min zhi, ayah biologismu " A hana

A hao dan min zhi hanya terdiam namun saling menatap satu sama lain.

dalam hati min zhi yg melihat A hao pagi ini merasa sangat bersyukur, dan A hao yg masih kebingungan berusaha mengungkapkan pada A hana bahwa ia menginginkan sebuah kertas dan pena. A hana yg menyadari segera meraih kertas dan pena yg berada di atas meja.

A hao mulai menulis" ayah.... "

min zhi yg melihat apa yg di tulis A hao, ia berjalan mulai mendekat kepada A hao, meraih kedua tangan A hao dan menciuminya A hana yg melihat adegan yg penuh kasih sayang di hadapannya ini tidak bisa lagi menahan air matanya. min zhi yg terus menciumi A hao di wajah juga ikut menangis "anak yg malang, maafkan ayah yg tidak berguna dimasa lalu"

setelah mereka merasa cukup tenang, A hao berinisiatif menulis lagi

*" ibu dan ayah selamat hari ulang tahun pernikahan "

*"dimasa lalu maafkan A hao yg baru sekarang bisa memberi selamat pada ayah dan ibu"

*" aku sangat bahagia karena sekarang telah memiliki seorang ayah, untuk kedepannya A hao sudah akan lebih tenang karena sudah ada yg akan menjaga ibu, dan ibu jangan lagi menangis setiap malam"

A hana yg tengah menyuapi A hao, setelah membaca apa yg ditulis A hao untuknya dan min zhi, mereka berdua saling memandang dengan di penuhi perasaan haru, min zhi "A hao anda akan segera sembuh dan tugas untuk menjaga ibu tetap A hao yg akan melakukannya". A hao yg mendengar min zhi berbicara ia menunjukkan sebuah senyum kegembiraan kepada mereka, giginya yg berwarna putih dan kecil sungguh membuat orang yg melihatnya ikut tertawa. "ia adalah anak yg sangat lucu" min zhi.