Riski dan yang lainnya berdecak kagum setelah melewati pintu masuk gerbang benteng guild, Dan melihat sekeliling area di dalam benteng guild.
Jika dilihat dari atas, benteng guild memiliki bentuk persegi, terdapat jalan utama yang cukup lebar dan dicabangi beberapa jalanan kecil, Di jalan kecil inilah rumah rumah berjejer rapih. Tepat di tengah benteng guild, terdapat bangunan yang lebih besar dari yang lainnya yaitu Aula guild. Aula guild merupakan tempat pemilik Benteng guild tinggal, bangunan penting juga berdiri mengelilingi Aula guild.
"Kenapa saya dari tadi tidak melihat adanya NPC?. Lalu siapa yang mengurus Pasar, Rumah lelang, Guild petualang, dan Pandai besi?" Riski berkata dalam hati dengan bingung, karena sejak memasuki benteng guild, satupun NPC tidak muncul.
"Bu Astuti, silahkan ke rumah terlebih dahulu, saya ada keperluan sebentar, ini Kartu rumah nya." Riski memberikan sebuah kartu mirip seperti kartu ATM kepada Bu Astuti. Kartu tersebut sebagai kunci untuk memasuki sebuah rumah guild. Bu Astuti menerima kartu tersebut dan pergi menuju rumah guild.
"Kak... Kita mau kemana emang?" Nita bertanya karena bingung.
"Sudah... Jangan banyak tanya, ikut saja ayo!" Riski meraih tangan Nita dan pergi menuju toko.
***
10 menit berlalu, Riski akhirnya sampai didepan bangunan toko. Dari luar, Bangunan Pasar tidak memiliki perbedaan besar dengan rumah tempat tinggal, yang membedakan keduanya adalah adanya tulisan PASAR diatas pintu bangunan pasar.
Tanpa pikir panjang Riski segera memasuki toko tersebut. Didalam toko, tidak terdapat barang lain selain sebuah meja dan seorang NPC wanita berbentuk hologram warna biru. Setelah melihat sekeliling beberapa saat, Riski mendekati NPC wanita tersebut.
"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu tuan?" NPC tersebut menyambut Riski dan bertanya dengan nada sopan. Bahkan, Riski sempat mengira bahwa yang berkata adalah seorang manusia. Tetapi faktanya tidak ada orang lain selain dia dan adiknya didalam toko ini.
"Permisi, saya ingin melihat beberapa barang yang ada di toko ini." Walaupun Riski tidak dapat membeli sesuatu hanya dengan 3 koin tembaga, dia merasa bingung karena tidak ada satupun barang dan didalam pasar ini, jadi bagaimana ini disebut sebuah pasar!.
"Baiklah..." NPC tersebut membuat sebuah hologram berbentuk papan, yang menampilkan daftar bagian-baguan pasar.
Daftar Pasar Whirlpool:
====================
Pasar : Bagian Pemula luar
Pasar : Terkunci
Pasar : Terkunci
Pasar : Terkunci
Pasar : Terkunci
Pasar : Terkunci
Walaupun sedikit kesal dengan NPC yang berada didepannya karena menampilkan daftar tanpa memberi pilihan, Riski tetap memilih Pasar bagian pemula luar karena penasaran bagaimana keadaan pasar saat ini.
"Kami ingin memasuki pasar pemula bagian luar!"
"Biaya awal 2 koin tembaga untuk 2 orang, dan akan otomatis mengurangi koin yang tuan miliki sebanyak 2 koin tembaga setiap 1 jam. Jika anda tidak memiliki koin yang cukup, anda akan keluar otomatis dari pasar."
Sembari menjelaskan, NPC tersebut memunculkan sebuah portal berwana biru. Portal ini merupakan jalan menuju pasar yang sesungguhnya. Tanpa ragu Riski dan Nita memasuki portal tersebut.
***
Riski dan Nita akhirnya tiba di pasar. Dari pandangan Riski, pasar berada disebuah dimensi lain tanpa batas. Tidak hanya NPC, orang-orang juga ada yang jualan. Menjual didalam pasar, ada yang menggunakan etalase dan ada juga yang hanya menggunakan alas kain sebagai tempat barang jualan.
Di dalam dimensi ini tidak ada jalan. Hanya saja para NPC yang jualan berbaris dengan rapih. Sehingga orang yang berjualan mengikuti NPC dengan rapih, dan akhirnya membentuk sebuah jalanan yang terbuat dari barisan para penjual.
Di dalam pasar, Riski memegang tangan Nita semakin erat karena di dalam pasar sangat ramai. Tidak ingin membuang waktu 1 jam, Riski bergegas melihat barang-barang yang di jual. Setelah melihat-lihat selamat 30 menit, Riski bertanya-tanya dalam hati "kenapa barang-barang yang di jual harganya mencapai puluh koin perak bahkan ada yang mencapai beberapa koin emas. Bukankah tidak ada yang sanggup membelinya?".
Disaat Riski sedang kebingungan, Seorang penjual wanita berperawakan tante-tante mendekati Riski. Merasakan ada yang mendekat Riski menarik Nita ke belakangnya, dan menoleh kepada wanita tersebut.
"Wahh... Seseorang kakak yang baik. Tenanglah saya tidak akan menyakiti kalian, perkenalkan nama saya Elena kelas priest level 28 dan saya berasal dari planet Rigel." Elena memperkenalkan dirinya dengan sopan.
"Apa maksudmu dengan planet Rigel? Dan apa keinginan mu dari kami?" Riski bertanya dengan nada yang sangat penasaran.
"Hahaha...kamu tertarik bukan? Baiklah, saya langsung saja ke intinya. Saya akan menjawab pertanyaan umum darimu dengan harga 1 tembaga setiap jawaban." Elena sebenarnya sering melakukan hal ini jika mengetahui ada planet baru yang terdampar ke Whirlpool galaxy. Memeras beberapa tembaga dari pemula dengan cara menjual informasi umum.
Karena sangat penasaran Riski terpaksa memberikan 1 tembaga terakhirnya kepada Elena. "Baiklah terima ini. apa yang kamu maksud dengan planet Rigel?
Elena yang melihat Riski mengeluarkan 1 tembaga tersenyum, dan langsung mengambilnya. "Terimakasih tuan muda, jawaban dari pertanyaan mu adalah Rigel dan Bumi berada di galaxy bernama Whirlpool galaxy."
Riski terkejut dengan jawaban Elena dan semakin penasaran dengan Whirlpool galaxy. Tetapi Riski tidak memiliki koin tembaga lagi, jadi dia hanya bisa menyesali perbuatannya memasuki pasar tanpa membawa koin.
"Apakah tuan muda memiliki pertanyaan lagi? Saya dengan senang hati akan menjawabnya." Elana yang berharap mendapat koin lebih dari Riski berkata dengan sopan.
"Maaf, jika kamu berharap mendapat koin lagi dari saya, lebih baik pergi saja, karena saya sudah tidak memiliki koin lagi!" Riski berkata dengan nada serius.
"Baiklah, bagaimana jika kita berteman. Jika kamu memiliki pertanyaan lain kamu bisa menghubungi saya." Nada berbicara Elena berubah karena Riski tidak mengeluarkan koin lagi, nadanya seperti berbicara kepada orang yang meminta bantuan.
[System : [Elena Silvia] menambahkan Anda sebagai teman, apakah anda menerimanya?]
"Terima" Riski menerima pertemanan dari Elena.
Setelah menerima pertemanan Elena, Riski hendak pergi meninggalkan Elena dan pergi mengamati pasar dengan sisa waktu yang dia miliki.
Elena yang telah berteman dengan Riski, dapat melihat profil umum Riski di daftar teman, dan mendapati Riski merupakan seorang Blacksmith. Dengan segera dia menghentikan Riski yang hendak pergi. "Tuan muda, tolong tunggu sebentar!" Elena kembali berbicara dengan nada sopan.
"Benar, saya seorang Blacksmith, dan tolong jangan panggil saya Tuan muda." Riski berbalik dan menjawab Elena.
"Bolehkah saya tahu status apa yang anda isi?" Elena bertanya dengan pelan dengan harapan orang lain tidak mendengar pembicaraan mereka.
"Maaf saya tidak bisa memberitahumu" Riski menolak menjawab pertanyaan dari Elena.
Elena sangat terkejut melihat perlakuan Riski. Dia tidak pernah melihat pemula yang sangat tegas seperti Riski sebelumnya. Dia bahkan tidak menunjukkan tanda tanda takut sedikitpun, walau Elena memiliki level lebih tinggi darinya.
"Maaf, karena saya bertanya hal yang sensitif. Sebagai permintaan maaf, saya akan menjawab apapun pertanyaan mu tanpa biaya. Dan juga saya punya sesuatu yang cocok untuk mendukung kelas mu." Elena kemudian mengeluarkan harta Karun miliknya, sebuah palu tingkat rare dan memberikannya kepada Riski.
Riski yang melihat niat baik dari Elena untuk memperdalam hubungan pertemanan mereka, menerima palu tersebut. "Baiklah... Saya menerimanya dan akan membayarnya suatu saat nanti."
Riski tidak memeriksa status palu yang diberikan Elena dalam pasar, karena dia dapat menarik perhatian banyak orang.
"Hahaha... Tidak usah dipikirkan." Elena sebenarnya merasa sedikit ragu, karena jika Riski mengisi status selain LUCK dan TECH, dia akan menyesal untuk kedua kalinya dengan memberikan harta Karun miliknya untuk menjalin kerjasama dengan seorang Blacksmith.
Elena sebelumnya pernah membimbing pemula untuk menjadi seorang Blacksmith, tetapi pemula tersebut mengecewakannya dengan mengisi status selain dari LUCK dan TECH. Pemula tersebut mengatakan bahwa untuk bertahan hidup diperlukan kekuatan yang besar.
Riski melihat jam system menunjukan bahwa waktunya tinggal 2 menit di pasar, dan akan otomatis mengeluarkannya jika tidak memiliki minimal 2 tembaga di tasnya. "Nona Elena, sepertinya waktu saya hampir habis, sampai berjumpa lagi."
"Baiklah... Jangan lupa menghubungi saya jika butuh bantuan!" Elena berkata dengan ekspresi senyum misterius, karena dia bertemu pemula menarik hari ini.