"Zivi, kamu harus cepat mengatakan di mana orang itu sekarang, aku akan menghabisinya dengan tanganku sendiri, karena gara-gara dia kesucian istriku terambil, istriku disiksa layaknya seekor hewan." Tito benar-benar sangat marah kali ini, dia ingat waktu itu betapa Asya sangat menderita karena siksaan pria tua tersebut.
"Aku tidak berhak mengatakannya, dia siapa, dia di mana, tetapi biar orangnya sendiri yang meminta pengampunan darimu," kata Zio.
"Dia mau meminta pengampunan dariku?" lirih Asya sambil menatap Zio dengan mata yang berkaca-kaca.
"Iya benar sekali, Asya. Dia ingin meminta maaf atas apa yang dia lakukan kepadamu, dan kepada Alea," kata Zio dengan nadanya yang rendah.
"Dia di mana, apa motif dia melakukan hal itu? Kenapa dia begitu jahat, kenapa dia tidak memiliki peri kemanusiaan sama sekali?" Asia meneteskan air matanya, dia tidak tahan jika mengingat bayangan kepedihan.
