"Sayang ada apa?" tanya Tito sambil memeluk istrinya.
"Zio meminta kita ke rumah sakit," jawab Asya.
"Tapi untuk apa?" Tito mengerutkan dahinya.
"Entahlah, tetapi kita harus kesana secepatnya, itu seperti sebuah perintah," kata Asya sambil memainkan rambut sang suami.
Mereka sekarang sedang tidur siang. Bahkan masih berkeringat karena habis olah raga di atas ranjang dan calon ayah sedang menengok bayi dalam rahim ibundanya.
"Kamu cape tidak kalah kita berangkat sekarang?" tanya Tito.
"Emh sedikit sih," jawab Asya dengan senyumannya.
"Lantas bagaimana ya, aku tidak enak juga kalau menanti-nanti, tetapi kalau sekarang kamu kelelahan, hanya takut baby kita kenapa-napa," kata Tito pada istrinya.
Hubungan mereka yang awalnya hanya sebuah hubungan perlindungan dari Tito kepada Asya, kini berubah menjadi sebuah cinta yang bersemi di dalamnya.